Mohon tunggu...
La Dayoni Juhuli
La Dayoni Juhuli Mohon Tunggu... Jurnalis - @ladayonijuhuli

La Dayoni Juhuli, Lahir di Hendea, Kec. Sampolawaa, Kab. Buton Selatan, Prop. Sulawesi Tenggara. Alumni SMA Negeri 2 Lasalimu Selatan. Kontak FB : La Dayoni Juhuli, IG : @ladayoni

Selanjutnya

Tutup

Analisis

OPINI|| Tentang Pemberhentian Massal Perangkat Desa di Hendea

21 Januari 2025   20:41 Diperbarui: 21 Januari 2025   20:41 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sebagai orang Buton. Masi memegang teguh adat dan budaya.

Bahwa pengambilan kebijakan perlu berada diatas kepastian aturan dan moral etik, agar semua pihak muda memahami, menyadari, hak dan kewajibannya.

Sehingga demokrasi tidak berubah menjadi tirani. Agar terjaga keadilan yang universal. Agar kebijakan tidak melukai rasa keadilan. Agar kewenangan tidak menjadi kesewenang-wenangan.

Sebab menjaga harmoni dalam masyarakat adalah diatas segala-galanya. Nilainya tidak sepadan dengan jumlah Dana Desa semahal apapun.  

Kemudian, tugas pimpinan yang paling utama adalah membangun merit syistem.

Yaitu, kebijakan dan manajemen yang didasarkan pada kompetensi, kualifikasi, dan kinerja. Sistem ini diterapkan secara adil dan wajar tanpa diskriminasi.

Lagian, yang diinginkan warga kepada Pj Kepala Desa adalah untuk menyelenggarakan Pergantian Antar Waktu (PAW) untuk melanjutkan sisa masa jabatan Alm. Kepala Desa La Aly (2019-2025).

Atau mungkinkah, Pengengakatan dan Pemberhentian perangkat desa baru merupakan manuver kepentingan Pj Kepala Desa untuk memenangkan orangnya dalam PAW nanti.

Entahlah

Wiranggaleng!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun