Mohon tunggu...
KyuZee (QZ)
KyuZee (QZ) Mohon Tunggu... -

Seorang pengangguran kelas kakap yang sedang belajar nulis. Suka traveling meski masih antar kota antar propinsi (bus kaleeee hahaha), suka humor meskipun sering garing hi..., berwajah cantik (kata emak itupun setelah disogok 100 rebu), I love to be me, to be my self (nginggris dikit ya hehe...) dan disini untuk sharing and learning. :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(Fiksi) Pembunuhan Tragis Pasca Pertandingan Madura United vs Persija di Pamekasan

27 November 2016   12:38 Diperbarui: 27 November 2016   12:41 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

****

Minggu, 20 November 2016, jam menunjukkan pukul 16.00 WIB alias pukul empat sore, saya bersama Afgan, juga beberapa temannya bersiap-siap pergi ke stadion Pamekasan untuk menonton pertandingan sepak bola antara Madura United Vs Persija seperti yang dikatakan Afgan Jum’a lalu. Kami memilih berangkat lebih awal karena tidak mau berdesakan saat pintu masuk dibuka. Rupanya sesampainya di stadion kami harus menunggu temannya Afgan yang lain, katanya biar kompak, saya memilih nurut saja. Setelah semuanya datang, kamipun masuk dan memilih tempat duduk yang pas untuk melihat pertandingan. Sekitar pukul 7 malam pertandingan dimulai, cukup berjalan seru, dan berakhir  1-0 untuk kemenangan tuan rumah Madura United.

 Entah saya harus bahagia atau sedih dengan hasil tersebut, cukup membingungkan bagi saya yang keturunan campuran Madura-Jakarta hehe. Sekitar pukul 9 malam WIB kami sudah keluar dari stadion dan berniat  untuk makan malam. Tapi tiba-tiba kami dikejutkan kabar bahwa ada pembunuhan tak jauh dari lokasi stadion, kabarnya korbannya  di mutilasi dulu kemudian dibakar. Saya yang mendengarnya cukup ketakutan tapi penasaran juga. Kami berinisiatif untuk melihat langsung ke lokasi kejadian.  Sesampainya disana, terlihat kerumunan masyarakat yang mungkin tak kalah penasarannya dari kami sampai-sampai kami tak bisa menembus kerumunan tersebut agar bisa melihat langsung apa yang terjadi di depan sana.

“Lewat belakang yuk!”Ajak salah seorang teman Afgan, katanya dia tahu ada jalan kecil di belakang rumah tempat kejadian perkara dan kami bisa melihatnya dari sana tanpa perlu berdesakan. Kamipun menyetujuinya.  Karena jalannya tidak cukup untuk mobil, kami terpaksa jalan kaki dan menitipkan mobil di rumah seorang warga yang tidak jauh dari TKP.

Kami harus memutar dulu untuk masuk lewat jalur belakang, jalannya sempit, gelap dan becek. Berbekal lampu HP, kamipun berjalan memutar sekitar 100 meter, dan akhirnya kami sampai juga di pintu belakang. Jarak dari pintu belakang ke pintu depan tempat kerumunan orang ternyata tidak sedekat yang saya kira, kurang lebih 50 meter, kami masih harus berjalan kaki untuk sampai ke depan. Untungnya disana kami tidak perlu lagi menggunakan HP sebagai alat penerang jalan. Sudah ada lampu yang cukup untuk menerangi jalan.

Pelan-pelan ya jalannya, ngendap kalau perlu”Imbau teman Afgan yang puny ide untuk lewat pintu belakang

emang kenapa?”

dengar-dengar sih Pelaku dah beberapa kali membunuh dan katanya dilakukan di belakang rumahnya, itu artinya di sekitar tempat ini, takutnya entar kita ketahuan terus dia bunuh kita belum lagi arwah-arwah yang bakalan ganggu kita”

“ngeri  aaaah,, pulang yuuuk!!! Aku ke Madura mo liburan, bukan serem-sereman gini, ini kan bukan sinetron atau film horror, ini kan nyata, jangan naku-nakutin dooong!”. Saya sekarang benar-benar ketakutan dan minta pulang

“masak anak Jakarta takut sama begituan”? Afgan meledek saya

ayo jalan! Gak papa- gak papa, tenang aja, ini kan rame-rame gak sendirian, ayo cepat ntar malah bubar lagi, keburu malem juga, yuk Jalan!” Afgan dengan tegas meminta kami khususnya saya untuk terus berjalan. Kami pun mengikutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun