Menjadi anak tunggal seringkali dianggap berbeda dibandingkan dengan anak lain yang memiliki saudara kandung. Banyak yang berpikir anak tunggal lebih sering merasa kesepian, kurang bisa berbagi, atau bahkan cenderung egois. Padahal, menjadi anak tunggal juga memiliki sisi positif! Meskipun ada tantangan tersendiri, ada banyak peluang yang bisa mendukung kesehatan mental mereka. Lalu, apa saja tantangan dan peluang yang dihadapi anak tunggal dalam mengembangkan kesehatan mental? Yuk, kita bahas!
Tantangan Kesehatan Mental pada Anak Tunggal
1.Perasaan Kesepian
Salah satu tantangan besar yang sering dirasakan anak tunggal adalah perasaan kesepian. Tanpa saudara kandung yang bisa diajak bermain atau berbagi cerita, anak tunggal kadang merasa sepi, terutama ketika mereka harus bermain atau menghabiskan waktu sendiri di rumah. Meskipun orang tua memberikan perhatian lebih, tetap saja, rasanya kurang seru kalau tidak ada teman berbagi cerita di rumah.
2.Tekanan untuk Jadi “Sempurna”
Anak tunggal seringkali jadi pusat perhatian di keluarga, dan ini kadang menambah tekanan. Karena tidak ada saudara lain yang bisa berbagi beban, orang tua cenderung menaruh harapan besar pada anak tunggal, baik dalam akademik, perilaku, maupun pencapaian lainnya. Tekanan ini bisa membuat anak merasa stres atau cemas, apalagi jika mereka merasa tidak bisa memenuhi ekspektasi tersebut.
3.Kurang Berlatih Berbagi
Tanpa saudara kandung, anak tunggal jarang merasa “terpaksa” untuk berbagi mainan, perhatian, atau waktu dengan orang lain. Padahal, berbagi adalah keterampilan sosial yang penting. Oleh karena itu, anak tunggal kadang kesulitan berinteraksi dengan teman-teman sebaya atau merasa tidak nyaman ketika harus berbagi sesuatu.
Peluang dalam Pengembangan Kesehatan Mental Anak Tunggal
1.Kemandirian Lebih Dini
Karena tidak ada saudara kandung, anak tunggal seringkali belajar mandiri lebih cepat. Mereka terbiasa untuk memecahkan masalah sendiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian ini tentu bisa jadi kekuatan di masa depan, baik dalam pekerjaan, hubungan sosial, atau kehidupan secara umum.
2.Hubungan Dekat dengan Orang Tua
Anak tunggal memiliki kesempatan untuk menjalin hubungan yang sangat dekat dengan orang tua. Karena mereka mendapat perhatian penuh dari orang tua, ikatan emosional bisa lebih kuat. Ini memberikan rasa aman dan mendukung kesehatan mental anak, karena mereka merasa dihargai dan dicintai.
3.Peluang Menjadi Empatik
Walaupun mungkin tidak terbiasa berbagi dengan saudara, anak tunggal bisa mengembangkan empati dengan cara lain. Orang tua bisa mengajarkan pentingnya peduli terhadap perasaan orang lain dan bagaimana cara berinteraksi yang baik. Selain itu, anak tunggal sering bergaul dengan orang dewasa lebih banyak, yang membantu mereka memahami perspektif orang lain.
4.Fokus pada Minat dan Hobi Pribadi
Tanpa adanya saudara yang mengganggu atau bersaing, anak tunggal punya lebih banyak waktu untuk mengeksplorasi minat pribadi. Mereka bisa fokus pada kegiatan yang mereka sukai, seperti seni, musik, olahraga, atau lainnya, yang tentunya mendukung pengembangan diri. Ini juga bisa memperkuat rasa percaya diri dan memberikan perasaan puas saat berhasil menguasai sesuatu.
Cara Orang Tua Membantu Anak Tunggal Menghadapi Tantangan
Sebagai orang tua, memahami tantangan dan peluang yang ada bagi anak tunggal sangat penting. Berikut beberapa cara agar anak tunggal bisa tumbuh dengan kesehatan mental yang lebih baik:
1.Memberikan Perhatian Tanpa Berlebihan
Walaupun anak tunggal mendapatkan perhatian lebih, orang tua perlu menjaga agar perhatian tersebut tidak berlebihan hingga menambah tekanan. Anak perlu diberi ruang untuk tumbuh dan belajar mandiri. Dukungan emosional tetap penting, tapi juga penting bagi anak untuk mengembangkan rasa percaya diri dan kemandirian.
2.Mengajak Anak Berinteraksi dengan Teman Sebaya
Untuk menghindari kesepian dan mengembangkan keterampilan sosial, orang tua bisa mendorong anak untuk bertemu dan bermain dengan teman-teman. Mengikutsertakan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler atau komunitas tertentu bisa membantu mereka belajar berbagi, berkomunikasi, dan membangun hubungan sosial yang sehat.
3.Mendorong Ekspresi Diri
Anak tunggal sering kali punya banyak waktu sendiri, dan ini bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan perasaan atau emosi mereka lewat kegiatan yang mereka sukai. Baik itu menggambar, menulis, bermain musik, atau berolahraga, memberikan anak kesempatan untuk mengekspresikan diri dengan cara yang positif sangat penting untuk kesehatan mental mereka.
4.Mengajarkan Berbagi dan Empati
Meskipun anak tunggal tidak memiliki saudara kandung, orang tua tetap bisa mengajarkan mereka nilai-nilai berbagi dan peduli kepada orang lain. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak anak melakukan kegiatan sosial atau sukarelawan. Ini membantu mereka mengembangkan rasa empati dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain secara sehat.
Pendapat dari Isabella Riyadi (Quora, 2016)
Menurut Isabella Riyadi, seorang anak tunggal seringkali merasa kesepian sejak kecil karena tidak memiliki teman bermain di rumah. Perasaan kesepian ini biasanya berkurang seiring bertambahnya usia, saat anak sudah memiliki banyak teman dan hobi. Namun, perhatian penuh dari orang tua yang diberikan kepada anak tunggal bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, anak merasa dihargai dan dicintai, tetapi di sisi lain, terlalu banyak perhatian bisa membuat mereka menjadi sangat terlindungi (overprotected), bahkan cenderung manja. Isabella juga menyoroti bagaimana ekspektasi orang tua terhadap anak tunggal sering kali lebih tinggi, yang bisa menambah beban psikologis.
Jadi, meskipun menjadi anak tunggal bisa terasa berat, jika didukung dengan perhatian dan pemahaman yang tepat, anak tunggal punya potensi untuk tumbuh dengan kesehatan mental yang kuat dan seimbang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H