Mohon tunggu...
kyla shafwa julia
kyla shafwa julia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

if you never try, you will never know

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Anak Tunggal: Tantangan dan Peluang dalam Mengembangkan Kesehatan Mental pada Anak Tunggal

8 Desember 2024   20:08 Diperbarui: 8 Desember 2024   20:09 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Untuk menghindari kesepian dan mengembangkan keterampilan sosial, orang tua bisa mendorong anak untuk bertemu dan bermain dengan teman-teman. Mengikutsertakan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler atau komunitas tertentu bisa membantu mereka belajar berbagi, berkomunikasi, dan membangun hubungan sosial yang sehat.

3.Mendorong Ekspresi Diri

Anak tunggal sering kali punya banyak waktu sendiri, dan ini bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan perasaan atau emosi mereka lewat kegiatan yang mereka sukai. Baik itu menggambar, menulis, bermain musik, atau berolahraga, memberikan anak kesempatan untuk mengekspresikan diri dengan cara yang positif sangat penting untuk kesehatan mental mereka.

4.Mengajarkan Berbagi dan Empati

Meskipun anak tunggal tidak memiliki saudara kandung, orang tua tetap bisa mengajarkan mereka nilai-nilai berbagi dan peduli kepada orang lain. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak anak melakukan kegiatan sosial atau sukarelawan. Ini membantu mereka mengembangkan rasa empati dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain secara sehat.

Pendapat dari Isabella Riyadi (Quora, 2016)

Menurut Isabella Riyadi, seorang anak tunggal seringkali merasa kesepian sejak kecil karena tidak memiliki teman bermain di rumah. Perasaan kesepian ini biasanya berkurang seiring bertambahnya usia, saat anak sudah memiliki banyak teman dan hobi. Namun, perhatian penuh dari orang tua yang diberikan kepada anak tunggal bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, anak merasa dihargai dan dicintai, tetapi di sisi lain, terlalu banyak perhatian bisa membuat mereka menjadi sangat terlindungi (overprotected), bahkan cenderung manja. Isabella juga menyoroti bagaimana ekspektasi orang tua terhadap anak tunggal sering kali lebih tinggi, yang bisa menambah beban psikologis.

Jadi, meskipun menjadi anak tunggal bisa terasa berat, jika didukung dengan perhatian dan pemahaman yang tepat, anak tunggal punya potensi untuk tumbuh dengan kesehatan mental yang kuat dan seimbang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun