***
Pimpinan jamaah adalah Kyai yang menjadi pengasuh pengajian selosonan yaitu kyai nur Amin kacangan Sendang Kulon. Setelah semua hadir naik mobil bak terbuka kami berangkat dan menjemput juru kunci makam kemangi yaitu kyai kasturi.
Perjalanan kami lancar meskipun kemudian ketika sampai di kediaman Mbah Kyai kasturi hujan turun. Sehingga harus basah-basahan terpal yang dipakai untuk memayungi penumpang mobil bak terbuka tidak bisa sepenuhnya melindungi badan dari basah karena hujan.
Angin bertiup lumayan kencang dan hujan juga sedikit deras sehingga rombongan harus basah kuyup. Selain itu rombongan juga harus menyelamatkan menutupi sajian makanan yang masih terbungkus rapi supaya tidak kena air hujan maka kemudian sebagian terpal yang digunakan untuk berlindung dari hujan di atas mobil digunakan untuk menyelamatkan makanan berupa tumpeng sayur serta ingkung ayam. Serta tak ketinggalan lalap dan daun pisang yang akan digunakan untuk alas nanti setelah doa bersama dilaksanakan ada gembul Bu Jono atau makan bersama antara jamaah dan para Kyai.
Jam menunjukkan pukul 22.00 malam. Setelah melalui proses menunggu yang lumayan lama di dekat kediaman Mbah Kyai kasturi akhirnya hujan agak sedikit reda dan rombongan bisa berangkat ke makam kemangi.
Sampai di sana langsung ambil wudhu dan masuk ke area cungkup pemakaman. Suasana gelap malam dan suara makhluk yang hidup di malam hari menggema di sekitaran makam kemangi.
Suara burung malam suara jangkrik belalang dan beragam suara alam beriringan dengan gerimis yang turun membasah. Tahlil dan doa serta proses doa bersama di makam dipimpin oleh Kyai nur Amin dan Kyai kasturi. Singkat cerita sudah lewat tengah malam ziarah dan doa bersama selesai dilanjutkan untuk berkumpul di aula. Lebih tepatnya bangunan yang digunakan untuk tempat singgah bagi para peziarah di area depan makam kemangi.
Aliran listrik hanya lampu beberapa watt sehingga tidak mampu menerangi secara maksimal di ruang aula. Maka senter handphone dan senter baterai yang sengaja kami bawa dimaksimalkan fungsinya untuk menerangi jamaah.
Setelah semuanya berkumpul baru kemudian Kyai kasturi memberikan paparan yaitu sejarah makam kemangi dan sejarah Mbah laisyidin yang dimakamkan di makam kemangi.
Hampir 1 jam kami menyimak diskusi dan ngobrol tentang sejarah makam kemangi yang disampaikan oleh baik Kyai nur Amin maupun di kasturi.
Acara ditutup dengan doa dan makan tumpeng serta ingkung yang sudah disiapkan. Â Setelah makan-makan selesai masih dilanjutkan dengan duduk untuk mengobrol dan menikmati rokok menghisap si karet karena suasana juga masih gerimis.