Mohon tunggu...
Kang Didin
Kang Didin Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya adalah Penulis dan Videografer serta foto grafer apa saja

MENULIS SEDIKIT NGAWUR SELEPAS MUNGKIN

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Awas Bulan Suro, Waspada di Tempat Angker

1 November 2014   18:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:56 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini bulan suro, kata orang tua
bulan suro adalah bulan sangar, harus berhati-hati dan banyak nasehat ini itu
yang dilontarkan. Semua demi kebaikan dan kelangsungan hidupmdengan aman tenang
dan damai. Bukankah ketenangan dan kedamaian hidup menjadi tujuan utama.

Terutama kerukunan antar sesame
mahluk yang telah Tuhanciptakan beragam
bentuk, karakter dan guna fungsinya.

Larangan-larangan orang tua bukan
tanpa alasan, agar kita yang muda berhati-hati. Tidak salah memahaminya sebagai
sebuah kebijakan bajik. Agar kita waspada dan terhindar dari bahaya aral
melintang, terutama pada saat dan keadaan tertantu.

Berikut adalah tulisan semoga
anda bisa memahami dan mengambil sisi manfaat yang bisa kita tularkan sebagai
nasehat dan demi menjaga keseimbangan tata kehidupan, tidak ada unsur magic
gaib dan sebagainya yang saya ungkapkan semua berdasar pada penalaran semata.

Maghrib, kala itu semua warga kampung
sudah ada di dalam rumah mengingat kebiasaan dari nenek moyang yang beraturan bahwa
saat maghrib semua anggota keluarga, tua muda dan anak-anak musti ada di rumah.

Mengapa kalau maghrib sebaiknya didalam rumah?

Bukan tanpa alasan menurut saya,
karena sejak dulu waktu peralihan dari siang menjadi malam selalu disebut
dengan istilah candik ala.Untuk wilayah
pesisir utara kalau di jawa tengah bagian selatan (setahu saya) disebut dengan
sandekala). Waktu dimana matahari baru terbenam. Ditandai dengan bunyi nyaring
orong-orong. Acap kali suara orong-orong menjadi petanda maghrib atau senja
kala sudah berada pada waktu yang tepat.

Ya orong-orong pada wujudnya
adalah serangga sejenis jangkrik, bunyi nyaring adalah hasil gesekan bagian
tubuh sejenis sayap keras yang berfungsi sebagai pelindung bagian tubuh lunak
serangga ini. Entah kenapa serangga ini dinamai orong-orong. Mungkin karena
hidupnya selalu ditempat yang sedikit lembab dengan membuat rong atau
rongga-rongga di tanah.

Semua Orong-orong selalu muncul
pada senjakala, dan setelah nyanyian berhenti artinya sandekala sudah berakhir.
Memang masih ada orong-orong muda yang bandel, namun hanya satu dua yang masih
bersuara.

Orong-orong merupakan serangga
yang memiliki daya kepekaan pada frekuensi tertentu. Acap kali meski suaranya
jauh namun sungguh sangat mengganggu pada microphone kecil, HP atau rekaman
lainnya yang kebetulan berfungsi bersama dengan orong-orong aktif.

Nah orang tua jaman dulu selalu
mengingatkan bahwa ketika sandekala lebih baik berada dirumah, didalam rumah.
Jangan berada diluar atau jika sedang dalam perjalanan lebih baik berhenti
sejenak dan istirahat.

Ancaman yang keluar saat maghrib

Ada ancaman bagi yang menampik
nasehat itu antara lain adanya cepet, keselong, kesambet dan sebagainya. Jika
sandekala tetap berjalan, berada diluar rumah, ditegalan, disawah maka orang tua
pasti akan was-was. Bahkan kepada yang sebaya sekalipun.

Mengapa demikian, berdasar pada
tata laksana kehidupan, pada waktu-waktu inilah (sandelaka atau senjakala)
beberapa mahluk yang diciptakan Allah mulai aktif dan keluar sarang, dan juga
pada waktu-waktu inilah, beberapa golongan mahluk Allah hendak masuk ke sarang
untuk beristirahat, setelah lelah seharian melaksanakan sunatullah bergerak
mencari rejeki. Bukan hanya manusia, berbagai jenis mahluk lain pun aktif pada
pagi hari seperti manusia.

Maka sebagai manusia yang menurut
kehendakNYA menjadi mahluk paling sempurna kita berwaspada dan hati-hati dalam
melakukan berbagai hal. Termasuk perhitungan waktu sebagai manusia. Bangun
subuh dan beraktifitas seharian emudian pulang di sore hari.

Bukankan sudah menjadi kodrat
manusia yang dicontohkan oleh kanjeng nabi bahwa dalam sehari semalam membagi
waktu untuk tiga hal. Sepertiga untuk Allah, sepertiga untuk mencari nafkah dan
sepertiga untuk keluarga. Walaupun pada hakekatnyasemua waktu untuk semata mengabdi kepada
Allah.

Sepertiga waktu untuk bekerja
mencari nafkah dan rejeki serta berkah Allah yang bertabur di muka bumi, jika
sore kembalilah kepada anak isteri dan keluarga, serta jika malam istirahat dan
tidurlah namun jangan lupa bangun san bertahajudlah. Mengingat Allah turun ke
beumi sepertiga akhir malam sesuai janjinya akan menemui siapa saja yang sedang
berdoa memujiNya.

harus istirahat dari aktifitas

Mengapa maghrib atau sandekala
harus menghentikan aktifitas, selain istirahat dan berdoa untuk sholat maghrib
atau sebagainya. Setelah melakukan aktifitas seharian, juga peralihan waktu
untuk bersama keluarga. Menikmati kebersamaan dalam silaturahim dan keutuhan
rumah tangga, juga mempersiapkan diri secara fisik dan ruhanian, secara
psikologi bersiap menghadapi petang dan gelap malam hari.

Untuk keluar membutuhkan alat
bantu penerangan agar bisa jelas melihat sekeliling. Jugabukankah kalau malam rasa takut akan gelap
selalu datang. Was-was dan fikiran tentang bermacam hal sangat mudah datang.
Rasa khawatir, panik dan tentu saja prasangka tentang banyak hal kadang tak
terkendali datangnya.

Maka jika pada masa tersebut
seseorang ada di dalam rumah memunculkan ketenangan karena ada lampu yang
membawa cahaya sinar membuat mata bisa melihat semua benda.

Ada batas-batas tembok atau
bagian rumah yang membuat rasa nyaman terlindungi dari hawa dingin semilir
angina yang kadang juga datang. Saya menyebutnya ketenangan.

Bukankah mata jika melihat benda
atau tumbuhan, perdu atau pepohonan dalam gelapnya senja kala membuat kita
berfikir banyak hal. Jangan-jangan malah ada yang mikir itu mahluk astral,
hatu…. Genderuwo, dan lainnya.

Siapapun yang sandekala masih
berada diluar rumah, masih berjalan atau berkendaraan, saat melihat benda,
kemudian berfikir, saat itulah hati dengan
khawatir dan rasa cemas muncul, berprasangka. Terkejut bahkan panic.

Mengapa demikian, karena gelap,
kita tidak siap.

Berhati-hati

Keharusan berada dirumah saat
senjakala muncul adalah hasil kebijaksanaan, dan kehati-hatian orang tua. Pada
waktu-waktu inilah binatang malam yang melata berbisa keluar dari sarang untuk
mencari mangsa dan mencari makan.

Binatang buas keluar sarang
mencari makan, seperti harimau malam, keluar sarang demi melapas rasa laparnya
atau induk yang harus memberi akan anak-anaknya. Sasaran empuk adalah mahluk
yang masih bekeliaran saat bersama harimau keluar.

Bukan hanya harimau, ada ular,
burung hantu, dan banyak lainnya, (pengetahuan saya terbatas). Termasuk adalah
mahluk astral dari dunia lain. Saya menyebut dunia lain mengingat kita hidup
berdampingan namun beda alam.Mahluk-mahluk ini hdup di malam hari berkeliaran
mencari mangsa.

Mahluk malam sedang keluar saat senja

Bisa saja katifitas manusia di
malam hari bisa mengganggunya, dia merasa terusik, atau bisa jadi dia memang
iseng untuk mengganggu manusia yang masih diluar rumah.

Jangan sampai kita menjadi mangsa
dari mahluk-mahluk yang Tuhan menciptakannya hidup dimalam hari, dalam gelap
karena jika siang panasnya matahari membuat mereka tidak bisa hidup nyaman
mengingat resiko berat jika elemen tubuh terkena panas dan sinar matahari bisa
mengakibatkan kerusakan.

Keluarnya Mahluk malam inilah
yang sesungguhnya oleh orang tua kita menjadi hal untuk melarang anak-anak atau
anggota keluarga saat senja hari tidak boleh keluar rumah dulu. Menghormati dan
pada sisi lain memberikan kesempatan secara alamiah.

Larangan khusus kepada ibu hamil,
menyusui, membawa bayi, pergi jauh melewati tempat-tempat tertentu yang disebut
dengan tempat angker.

Tempat-tempat angker

Dimana saja, dimanapun itu
masyarakat dengan kearifan kategori local, sebut saja kearifan local, selalu
menyebut tempat-tempat tertentu dengan tempat angker. Bahkan ada yang
mengkultuskan.

Misalnya adalah pohon besar
dengan sedang dibawahnya. Pekuburan, Rumah tua yang gelap dan rimbun. Pohon
besar, rumpun-rumpun bamboo, sungai dan tempat lain dengan ciri dan ketentuan
sehingga pantas disebut angker.

Siapapun yang lewat disitu tanpa
hati-hati bahkan saking-sakingnya kadang harus “amit-amit” nuwun sewu mbah…..
dan sebagainya.

Orang-orang tua atau orang muda
yang sering mendapatkan wejangan dari kaum tua
biasanya mengatakan seperti itu. Intinya adalah kehati-hatian dan
menjaga kewaspadaan jika lewat ditempat-tempat yang secara local bahkan lebih
disebut angker.

Sebuah kewaspadaan

Setelah seharian lelah bekerja
dijalan nafkah, bisa saja kita sebagai manusia normal mengalami titik balik
pada senjakala. Lelah, dehidrasi, letih, butuh istirahat. Semua kemampuan
sepertinya mengalami penurunan drastic, kondisi demikian membuat manusia berada
pada kondisi lemah. Berimbas pada kekurang hatihatian, tingkat kewaspadaan
berada pada titik rendah.

Kondisi udara senja dan datangna
gelap inilah yang membuat psikologi manusia drop. Apalagi jika berpadu dengan
lapar dan kondisi diatas lengkaplah manusia berada pada posisi lemah.

Kehilangan kewaspadaan bisa
membuat manusia lengah akan bahaya yang mudah saja datang padanya. Saat
melewati tempat angker misalnya pohon besar dengan perdu yang rindang, apalagi
sendang, bahkan rumah tua, atau tempat-tempat dengan perdu yang liar bisa kena
bahaya.

Sangat masuk akal

Saya sebut masuk akal karena,
pada kondisi lemah tanpa waspada, manusia cenderung seenaknya saja kurang
hati-hati.

Bayangkan jika ada mahluk yang
keluar dari semak-semak pepohonan perdu dan tidak waspada dan hai-hati bisa
bahaya. Contohnya adalah seseorang lewat bersama keluarnya ular berbisa,
kelabang, kalajengking, scorpio, laba-laba beracun, kondisi gelap tidak
melihat. Sedangkan mahluk-mahluk tadi dalam kondisi lapar atau merasa tertganggu.
Bisa digigit atau diantup.

Selain kondisi drop dan lemah
setelah seharian bisa membahayakan nyawa yang tentu berakibat pada resiko diri
dan keluarga di rumah. Bukan hanya kala itu tetapi hari-hari selanjutnya di
masa yang akan datang.

Frekuensi kehati-hatian dan kepekaan mahluk

Kawanku yang budiman, kadang
orang tua kita menasehatkan kepada kita jika melewati tempat angker harus amit-amit atau nyebut atau berdoa. Minimal
berdoa dan pasrah kepada Allah dan bahwa dia tidak sendiri tapi bersama Allah.

Sudah semestinya dan selayaknya.
Dan saya bisa menerima nasehat itu maka kemudian ketika saya melewati
tempat-tempat angker saya berdoa dan nyebut serta amit-amit.

Harus kita lakukan agar kita
terhindar dari bahaya. Bukan karena kita takut pada hantu atau yang sejenisnya,
namun sebagai kewaspadaan yang akan sangat berguna bagi diri kita sendiri.

Saat kita cemas, lemah, dan
khawatir karena takut akan melewati tempat-tempat angker maka jantung berdebar
lebih cepat, andrenalin mengalir dan hormone-hormon tertentu terbentuk secara
otomatis, kadang bulu kuduk berdiri dan tentu saja itu akibat darah mengalir
cepat dan reaksi dari proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh kita, iya kan?

Pada kondisi inilah akan mudah
kita berada pada konsisi trans, terjadi reaksi diotak yang mengalir pada panca
indera, frekuensi pendengaran berubah. Mendengan sedikit bunyi krosak kita akan
bereaksi lebih cepat, cemas.

Melihat sesuatu kemudian asosiasi
kita seperti melihat sosok apa, padahal hanya pucuk dun pisang yang bergerak
karena angina, atau jatuhnya ranting pohon kering mengenai batang keras pohon
lainnya wow sendasi takutnya bisa berlipat.

Pada kondisi seperti inilah apa
yang disebut dengan aura diri kita frekuensinya lemah. Meredup. Hal ini membuat
keluarnya keringat dingin yang pasti keluar jika kita takut karena itu adalah
reaksi alamiah.

Keluarnya keringat dalam
pori-pori tentu saja didahului oleh keluarnya bau badan, karena bau itu elemen
pembentuk atau unsur-unsurnya adalah partikel kecil sebut saja udara membuat
bau menyebar dan tentu akan tertangkap oleh indera pembau binatang dan mahluk
malam. Kondisi inilah yang kemudian kita sebut dengan rasa TAKUT.

Dan frekuensi atau gelombang
getaran yang halus tercipta dari pori-pori microtis badan kita memancar dari
tubuh yang bereaksi. Ini reaksi normal pada kondisi tertentu meningkat dan
freuensi inilah yang senada dan tertangkap oleh indera dari mahluk Tuhan yang
berada disekitar kita.

Karena kepekaan mahluk-mahluk
dimana kebetulan seseorang pada kondisi ini berada di tempat angker ada yang
merasa terganggu, atau bahkan karea lapar sehingga bau keringat manusia adalah
incaran sedap bagi indera pencium binatang malam. Harimau bisa jadi, nyamuk,
serigala.

Maka dia keluar dan mencari
sumber dari apa yang ditangkap oleh inderanya. Dan kemudian menjadi bahaya bagi
seseorang itu.

Mahluk-mahluk beragam jenis
dengan kemampuan indera pencium, pendengar dan peraba dengan alat pendeteksi
getaran skala tertentu menjadi terganggu atau ingin memangsa. Kemudian menjadi
ancaman bagi manusia.

Mereka biasanya menghuni bukan
ditempat yang sering menjadi aktifitas manusia secara rutin atau sinar terang
yang selalu menerangi tempat itu, melainkan tempat gelap, yang kotor lembab dan
bau tertentu. Dibawah pohon, dibalik dedaunan yang membusuk, diluban-lubang
lembab,dan sebagainya bagian dari tempat angker. Disinilah kita wajib berdoa,
nyebut dan amit-amit. Harus berdoa, minimal nyebut atau amit-amit.

kita wajib berdoa, nyebut dan amit-amit.

Kenapa saya menulisnya wajib,
karena itu akan sangat membantu dalam perjalanan atau keselamatan dari gangguan
mahluk lain yang ada ditempat angker.

Lagi-lagi bukan saya dukun atau
ahli jin, penjelasannya sangat sederhana dan masuk akal, sebagi potensi dan
anugerah dari Tuhan yang kadang kita lupa.

Seperti saya sebutkan diatas
bahwa frekuensi, bau badan, kejiwaan kita saat berada ditempat angker dan takut
serta cemas dengan reaksi kimia tubuh tertentu yang sudah pasti adanya, membuat
kita rentan kena gangguan bahkan bahaya.

Berdoa membuat kita aman, pasrah
membuat kita terlepas dari gangguan dan bahaya. Ini sangat sederhana.

Pada saat berdoa, dan pasrah
sebelum kita melewati tempat angker atau kita secara sadar baru berdoa setelah
mengalami rasa takut. Doa dan pasrah minimal doa, Dilanjukan dengan nyebut atau
amit-amit. Akan membuat kita tetap tenang, sehingga reaksi tubuh tidak
berlebihan, jantung tetap berdetak teratur, andrenalin dan reaksi kima tubuh
tertentu tidak terjadi, frekuensi tetap sama sebagai manusia. Tenang, waspada
dan siap.

Karena tidak ada reaksi kimia
tubuh dan getaran frekuensi itu maka tidak ada yang membuat mahluk-mahluk
tertentu terganggu, secara wajar reaksi mereka adalah adanya manusia atau orang
yang akan lewat pada jarak dekat dengan keberadaan mereka. Aman karena tidak
ada reaksi juga jika dibandingkan dengan kondisi takut.

Bahkan jika kemudian dengan
berdoa membuat kita pada kondisi percaya diri dan meningkatnya keberanian,
tubuh juga bereaksi dengan terciptanya reaksi kimia tertentu yang terjadi dalam
tubuh. Rasakan jika Anda sedang berani karena sesuatu, atau saat anda sedang
percaya diri.
rasakan perubahannya pada raut muka.

Simple saja rasakan juga reaksi
yang sama saat anda marah, takut, itulah reaksi kimiawi tubuh kita. Potensinya
selalu ada.

Ada pancaran, sebut saja pancaran
energy tubuh, frekuensinya kita tidak bisa memahami, hanya mahluk atau binatang
dengan kemampuan tertentu yang bisa menangkapnya. Hal ini akan membuat binatang
malam tertentu menjadi ciut karena adanya getaran energy manusia yang besar
karena berani.

Ketenangan, kewaspadaan inilah
yang akan menciptakan reaksi apa yang kita sebut energi positif terpancar dari
tubuh manusia.

Jadi bagaimana bersikap dan
bertindak saat harus melewati tempat angker yang sejatinya hanya tempat nyaman
bagi binatang dan mahluk-mahluk hidup tertentu yang keluarnya jika malam hari
atau gelap, sudah ada dasarnya setidaknya dari apa yang saya kemukakan diatas.

Saya berharap anda bisa memahami
apa yang saya maksud, kebenaran hanya milik Allah SWT. Bersyukur jika apa yang
saya kemukakan bisa bermanfaat.

Pertanyaan ?

Mengapa ada pengalaman saat melewati tanjakan tepat di pohon
wulu di karang joho watuagung kalau malam sendirian pernah kendaraan mati?

Mengapa ada bau wewangian kalau malam lewat tikungan dekat
kuburan si Laban?

Siapa yang tertawa ngikik pada saat malam hari setelah
meninggalnya Bibi Nah yang sedang mengandung itu?

Kenapa Ibunya Dafa selalu kesurupan saat panic, padahal dia
pintar kimia, fisika, dan matematik, bahkan cermat dalam menghitung hari?

Kenapakenapa dan
kenapa?

Semoga kita temukan jawaban dan anda bisa menemukan jawabannya
suatu saat……

Kendal Sabtu 1 November 2014

(Setu Wage, 8 Asyuro 1436 H)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun