Mohon tunggu...
Kang Didin
Kang Didin Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya adalah Penulis dan Videografer serta foto grafer apa saja

MENULIS SEDIKIT NGAWUR SELEPAS MUNGKIN

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Awas Bulan Suro, Waspada di Tempat Angker

1 November 2014   18:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:56 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang-orang tua atau orang muda
yang sering mendapatkan wejangan dari kaum tua
biasanya mengatakan seperti itu. Intinya adalah kehati-hatian dan
menjaga kewaspadaan jika lewat ditempat-tempat yang secara local bahkan lebih
disebut angker.

Sebuah kewaspadaan

Setelah seharian lelah bekerja
dijalan nafkah, bisa saja kita sebagai manusia normal mengalami titik balik
pada senjakala. Lelah, dehidrasi, letih, butuh istirahat. Semua kemampuan
sepertinya mengalami penurunan drastic, kondisi demikian membuat manusia berada
pada kondisi lemah. Berimbas pada kekurang hatihatian, tingkat kewaspadaan
berada pada titik rendah.

Kondisi udara senja dan datangna
gelap inilah yang membuat psikologi manusia drop. Apalagi jika berpadu dengan
lapar dan kondisi diatas lengkaplah manusia berada pada posisi lemah.

Kehilangan kewaspadaan bisa
membuat manusia lengah akan bahaya yang mudah saja datang padanya. Saat
melewati tempat angker misalnya pohon besar dengan perdu yang rindang, apalagi
sendang, bahkan rumah tua, atau tempat-tempat dengan perdu yang liar bisa kena
bahaya.

Sangat masuk akal

Saya sebut masuk akal karena,
pada kondisi lemah tanpa waspada, manusia cenderung seenaknya saja kurang
hati-hati.

Bayangkan jika ada mahluk yang
keluar dari semak-semak pepohonan perdu dan tidak waspada dan hai-hati bisa
bahaya. Contohnya adalah seseorang lewat bersama keluarnya ular berbisa,
kelabang, kalajengking, scorpio, laba-laba beracun, kondisi gelap tidak
melihat. Sedangkan mahluk-mahluk tadi dalam kondisi lapar atau merasa tertganggu.
Bisa digigit atau diantup.

Selain kondisi drop dan lemah
setelah seharian bisa membahayakan nyawa yang tentu berakibat pada resiko diri
dan keluarga di rumah. Bukan hanya kala itu tetapi hari-hari selanjutnya di
masa yang akan datang.

Frekuensi kehati-hatian dan kepekaan mahluk

Kawanku yang budiman, kadang
orang tua kita menasehatkan kepada kita jika melewati tempat angker harus amit-amit atau nyebut atau berdoa. Minimal
berdoa dan pasrah kepada Allah dan bahwa dia tidak sendiri tapi bersama Allah.

Sudah semestinya dan selayaknya.
Dan saya bisa menerima nasehat itu maka kemudian ketika saya melewati
tempat-tempat angker saya berdoa dan nyebut serta amit-amit.

Harus kita lakukan agar kita
terhindar dari bahaya. Bukan karena kita takut pada hantu atau yang sejenisnya,
namun sebagai kewaspadaan yang akan sangat berguna bagi diri kita sendiri.

Saat kita cemas, lemah, dan
khawatir karena takut akan melewati tempat-tempat angker maka jantung berdebar
lebih cepat, andrenalin mengalir dan hormone-hormon tertentu terbentuk secara
otomatis, kadang bulu kuduk berdiri dan tentu saja itu akibat darah mengalir
cepat dan reaksi dari proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh kita, iya kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun