Mengapa demikian, karena gelap,
kita tidak siap.
Berhati-hati
Keharusan berada dirumah saat
senjakala muncul adalah hasil kebijaksanaan, dan kehati-hatian orang tua. Pada
waktu-waktu inilah binatang malam yang melata berbisa keluar dari sarang untuk
mencari mangsa dan mencari makan.
Binatang buas keluar sarang
mencari makan, seperti harimau malam, keluar sarang demi melapas rasa laparnya
atau induk yang harus memberi akan anak-anaknya. Sasaran empuk adalah mahluk
yang masih bekeliaran saat bersama harimau keluar.
Bukan hanya harimau, ada ular,
burung hantu, dan banyak lainnya, (pengetahuan saya terbatas). Termasuk adalah
mahluk astral dari dunia lain. Saya menyebut dunia lain mengingat kita hidup
berdampingan namun beda alam.Mahluk-mahluk ini hdup di malam hari berkeliaran
mencari mangsa.
Mahluk malam sedang keluar saat senja
Bisa saja katifitas manusia di
malam hari bisa mengganggunya, dia merasa terusik, atau bisa jadi dia memang
iseng untuk mengganggu manusia yang masih diluar rumah.
Jangan sampai kita menjadi mangsa
dari mahluk-mahluk yang Tuhan menciptakannya hidup dimalam hari, dalam gelap
karena jika siang panasnya matahari membuat mereka tidak bisa hidup nyaman
mengingat resiko berat jika elemen tubuh terkena panas dan sinar matahari bisa
mengakibatkan kerusakan.
Keluarnya Mahluk malam inilah
yang sesungguhnya oleh orang tua kita menjadi hal untuk melarang anak-anak atau
anggota keluarga saat senja hari tidak boleh keluar rumah dulu. Menghormati dan
pada sisi lain memberikan kesempatan secara alamiah.
Larangan khusus kepada ibu hamil,
menyusui, membawa bayi, pergi jauh melewati tempat-tempat tertentu yang disebut
dengan tempat angker.
Tempat-tempat angker
Dimana saja, dimanapun itu
masyarakat dengan kearifan kategori local, sebut saja kearifan local, selalu
menyebut tempat-tempat tertentu dengan tempat angker. Bahkan ada yang
mengkultuskan.
Misalnya adalah pohon besar
dengan sedang dibawahnya. Pekuburan, Rumah tua yang gelap dan rimbun. Pohon
besar, rumpun-rumpun bamboo, sungai dan tempat lain dengan ciri dan ketentuan
sehingga pantas disebut angker.
Siapapun yang lewat disitu tanpa
hati-hati bahkan saking-sakingnya kadang harus “amit-amit” nuwun sewu mbah…..
dan sebagainya.