Mohon tunggu...
Kutu Kata
Kutu Kata Mohon Tunggu... -

No comment

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pohon Kata-Kata Yang Tumbuh Di Halaman Batinku

13 Mei 2012   06:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:22 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pohon kata-kata yang tumbuh di halaman batinku.

Bu, sejak kapan ia tumbuh?. Tanyaku pada ibu.

Bersamaan dengan kau tumbuh dan mulai bisa berkata-kata.

Rawat dan jagalah ia. Pinta ibu padaku.

Semai dan pupuki ia.

Biar ia rimbun dengan berjuta aksara yang berjuntai-juntai menyapa.

Akarnya menancap kuat di jiwa yang basah.

Disitulah tempat para penyair berteduh lelah.

Bertatap kata dengan Dia sang pencipta kata.

Begitu, ibu bercerita tentang pohon kata-kata...

yang tumbuh di halaman batin sang penyair.

Aih, pohon kata-kata yang indah, batangnya adalah cipta, ranting-rantingnya adalah karya, tunas-tunasnya adalah asa.

Ibu, bilakah pohon kata-kata ku seindah pohon kata-kata sang penyair?.

Sayangi ia dengan segala rasa dan warna.

Cinta ia dengan segenap jiwa dan raga.

Karena ia adalah lidah, darah dan nyawamu juga.

Benar katamu ibu, pohon kata-kata itu sudah mau bercerita padaku.

Tentang surga, tentang Dia ... yang suatu ketika aku sempat bertegur sapa dengan-Nya.

*****

Kutu Kata si Kutu Buku Rangkat , Pohon Kata-Kata Yang Tumbuh Di Halaman Batinku, 13052012


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun