"Ya Rabbi...Ya Rahman...Ya Rahim...tambahkan dan mantabkan dalam jiwa raga kami kecintaan kepada Dzat Mu yang Maha Mulia, agar diri ini selalu sujud di hadapan Mu dan mengagungkan Asma-Mu yang mulia dan indah. Tambahkan pula kecintaan kami kepada Rasulallah, keluarga, dan sahabatnya. Tambahkan kecintaan kami pada Kalam Suci Mu dalam Al Quran Ya Allah, mudahkan lah kami memahaminya dan menjalankan serta men Si'ar kannya. Tambahkan pula kecintaan kami kepada Ka'bah Mu dan Masjid-masjid suci Mu di Makkah, Madinah dan di Jerusalem serta perjalankan kami keliling dunia Mu untuk melihat keindahan dan kebesaran alam ciptaan Mu"
Tawaf menjadi momen special diri ini berdialog langsung dengan Allah Azza wa jalla. Dialog antara Sang Khaliq, Sang Pencipta dengan hamba-Nya yang lemah tanpa daya. Di dalam putaran tawaf, serasa Allah demikian dekat, mendengarkan semua permintaan dan harapan yang disampaikan dalam bentuk pujian dan permohonan. Setiap Langkah serasa menggetarkan jiwa karena komunikasi yang terjalin sejak memulainya.
Tanpa terasa tujuh putaran berlalu sudah. Lampu hijau pembatas mulai dan akhir tawaf dilalui sudah. Ada rasa sedih karena harus mengakhiri dialog indah dalam permohonan doa pada Sang Kuasa.
Setelah sholat sunah tawaf dua rakat dibelakang Makom Ibrahim, doa yang nyaris sama kami panjatkan di depan Multazam, area batas antara Hajar Aswad dan pintu ka’bah. Setelah puas memohon doa, rasanya tak ada salahnya juga mengabadikan moment indah di depan kabah dengan smartphone yang ada. Klik…klik…dan moment indahpun terekam sudah. Alhamdulillah.
Sebelum memulai Sai, kami sempatkan untuk meminum air zam-zam yang penuh baroqah. Mengikuti sunnah Rasul, kami meminumnya sambil berdiri menghadap Ka’bah. Memohon keridhoan melalui air zam-zam memberi Kesehatan, kesembuhan, kecerdasan dan lain-lain, yang in syaa Allah akan diijabah-Nya.
Air zam-zam sangatlah Istimewa. Memiliki ion dengan bentuk yang paling indah di dunia. Barakah Allah Swt kepada umat Islam melalui kaki mungil Nabi Ismail As saat masih bayi yang menggali pasir dengan hentakan kakinya yang kemudian menyebabkan terciptanya sumur zam-zam. Subhanallah.
Jarak dari Safa dan Marwah 7 kali bolak balik sejauh lebih dari 3 km mengakhir ritual umrah. Sepanjang jalur Safa-Marwah dan Marwah-Safa begitu banyak doa dan permohonan dipanjatkan. Semoga Engkau dengar dan Engkau ijabah ya Allah.
Tahalul sebagai rukun Umrah dilakukan dengan mencukur habis rambut di kepala. Tahalul bermakna menghalalkan. Menghalalkan semua hal-hal yang dilarang selama mengenakan pakaian ihram setelah niat di miqot untuk melaksanakan umrah. In syaa Allah dengannya Allah memberkahi kami dengan Umrah yang Ma’brur. Allahumma aamiin.
Lima hari di Makkah al-Mukaramah dimanfaatkan maksimal untuk beribadah. Mencari keridhoan Allah dan mengharapkan kasih sayang dan barokah-Nya. Walau Allah menjanjikan palaha berlipat 100.000 kali untuk setiap kebajikan ibadah yang dilakukan di tanah haram Makkah, namun sejatinya keridhoan dan keberkahan Allah lah yang dinanti semua umat muslim. Karena Surga Allah tergantung pada keridhoan-Nya.
Saat tiba meninggalkan kota Makkah, hati ini gundah gulana. Memandang Ka’bah dan memohon pada Allah Azza wa Jalla agar diperkenankan selalu kembali ke tanah haramnya Makkah dan Maddinah. “Ya Rabb…Ya Rahman…Ya Rahim…ridhoi diri ini bersama istri, anak, kakak, adik, keponakan, cucu, saudara, dan sahabat-sahabat kami untuk selalu berkunjung ke Masjid Al-Haram di Makkah dan Madinah. Jangan biarkan rindu tak terperi ini tak terobati, Allahumma aamiin”.