Adzan magrib berkumandang saat kami tiba di area Masjid al-haram. Kendaraan yang membawa kami terus melaju mendekati Zam-zam Tower. Dimana salah satu towernya menjadi tempat tinggal kami selama berada di kota mulia Makkah Al-Mukarammah. Di sepanjang jalan terlihat banyak orang mengambil posisi sholat berjamaah dengan imam masjid al haram.
Ada yang di depan toko, dipinggir jalan, di area parkir, di pinggir jembatan, di depan hotel dan semua tempat yang memungkinkan agar tetap berjamaah dengan Imam Masjid Al-Haram. Semua bagian tanah haram memungkinkan untuk sholat berjamaah dengan sang Imam Masjid, selama komando takbir dan bacaan imam terdengar para makmum. Teknologi transformasi suara telah membawa suara imam masjid melampaui jarak yang ada. Terdengar hampir di semua sudut banguan di dekat dan jauh dari masjid al-haram. Subhanallah.
Ba’da Isya setelah semua persiapan selesai, kami memulai ritual ibadah umrah. Renovasi bertahun-tahun yang tiada henti membuat Masjid Al-Haram selalu merubah kebijakan alur masuk dan keluar jamaah yang hendak Umrah dan sholat di dalam Masjid al-haram.
“Allahumma zid hazalbaita tasyrafan wata’ziman watakriman wamahabatan wazid mansyarratahu wa karramahu mimman hajjahu awi’tamarahu tsyrifan wata’ziman watakriman wabbiran”. Ya Allah tamnbahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan wibawa pada baitullah ini. Dan tambahkan pula pada orang-orang yang memuliakan, menghormati, dan mengagungkannya diantara mereka yang berhaji atau yang berumrah padanya, dengan kemuliaan, kehormatan, kebesaran, dan kebaikan.”
Inilah doa yang kami panjatkan saat pertama melihat Ka’bah. Bangunan segi empat berselimut kain beludru hitam berornamen ayat-ayat al-quran yang menjadi Kiblat Utama Umat Islam. Dimuliakan oleh manusia sejak kali pertama Nabiallah Ibrahim As dan Putranya Ismail As mendirikannya atas perintah Allah.
Inilah tempat utama di muka bumi dimana Asma Allah yang mulia selalu disebut dan diagungkan oleh umat Rasulullah Muhammad Saw dalam semua hitungan waktu 24 jam penuh. Dan begitu seterusnya, hingga Allah Azza wa Jalla berkehendak lain.
“Bismillahi wallahu akbar – Dengan nama Allah, Allah Maha Besar” kumulai langkah putaran Tawaf. Kukunci bahu kiri ini persis dengan kabah. Menjadikannya titik sentral putaran berlawanan dengan arah jarum jam. Tak bergerak keluar dari poros putarannya.
Setiap diri memiliki titik orbitnya dalam putaran tawaf. Sehingga, jangan pernah khawatir dengan banyaknya orang yang bertawaf. Mereka sudah berada di titik orbitnya masing-masing.
Kumulai dengan memperbanyak istighfar, memohon ampun atas semua doa dan kesalahan yang pernah dibuat, baik disadari maupun tanpa disadari. Sesekali diri ini mengaminkan doa-doa yang dilapafalkan mutawif pembimbing umrah yang dibacanya dari buku panduaan doa-doa tawaf dari Departemen agama RI.
Dalam doa aku berdialog dengan Allah memohon ampunan dan keridhoan Nya untuk orang-orang tercinta. Istriku, Orang tua-orang tua kami yang telah mendahului, Nenek dan kakek serta buyut kami, Kakak yang telah mendahului kami, kakak dan adik, keponakan dan cucu. Doa dan harapan khusus untuk istriku menjadi bagian dari setiap putaran tawafku.
Kupanjatkan juga untuk semua sahabat, teman, tetangga, guru, dosen, pemimpin bangsa yang Amanah, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat baik yang hidup maupun yang sudah berpulang ke Rahmatullah.