Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kerinduan Yang Terpenuhi Di Penghujung Tahun

2 Januari 2025   13:25 Diperbarui: 2 Januari 2025   16:20 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Al Haram Di Makkah Al Mukarammah dan Di Madinah Al Munawarrah |Dok.Pribadi

Ruku dan sujud dalam satu komando sang imam. Khusuk memohon doa dan harapan agar mendapat ridho dan kemuliaan hidup dunia dan akhirat dari Sang Khaliq, pemilik jiwa dan raga yang lemah tanpa kekuatan dan daya bila tanpa karunia dan perlindungan Nya.

Di dekat Kubah Hijau, di rumah dan makam Rasulullah, ribuan orang tak putus mengantri dengan sabar menanti giliran merasakan nikmatnya sholat dan berdoa di taman-taman surga, sesuai dengan sunnah mu ya Rasululullah, “Diantara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudah) dari taman-taman Surga” H.R Al-Bukhari - Muslim - At Tarmidzi.  Semua umat muslim ini selalu ingin disana, berlama-lama. Untuk merasakan nikmatnya karunia taman-taman surga yang ada di dunia.

Diri ini berdiri persis dimuka makam dan rumah mu Ya Rasululullah. Setelah merasakan nikmatnya sholat dan doa di Raudahmu yang penuh barokah. Bibir ini lirih mengucap salam, “Assalamualaika ya Rasulullah warahmatullahi wa barakatuh. Assalamualaika ya Nabiyallah. Assalamualaika ya safawatullah. Assalamualaika ya habibballah. Asshadu allaillahailallah wahdahulasyarikalah. Wa annaka abduhu wa rasululluh. Wa ashadu annaka balaghtarrisalata wa addzaytalamanata wanasyahtalumata fii sabillilah. Fashallallahu Alaika shalatan daimatan ilayamiddin. Allahummatihil wasyiata wa fadliyata wa darajatarafiah wabasyhu maqamman mahmudda. Alladzi wa ahdtaha inaka latukhlifulmiadz”.

"Selamat Sejahtera atasmu wahai Rasulullah. Rahmat Allah dan berkah-Nya untukmu. Selamat Sejahtera atasmu wahai Nabiallah. Selamat Sejahtera atasmu wahai makhluk pilihan Allah. Selamat Sejahtera atasmu wahai kekasih Allah. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi Nya dan sesungguhnya engkau telah menyampaikan risalah, engkau telah menunaikan amanat, engkau telah memberikan nasehat pada umat, engaku telah berjihad di jalan Allah, maka salawat-Nya untukmu, salawat yang berkekalan sampai hari kiamat. Ya Allah berilah pada Beliau kemuliaan dan martabat yang tinggi serta bangkitkan dia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan padanya, sesungguhnya Engkau tidak akan mengingkari janji".

Tanpa terasa air mata kecintaan dan kerinduan kepada Rasulullah Saw mengalir di kelopak mataku. Rasa rindu yang sangat. Meresap disemua sel-sel tubuh. Rindu yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Walaupun diri ini tak pernah bertemu denganmu, walau hanya sedetikpun, namun membaca semua sirah nabawimu membuat diriku begitu sangat mengenalmu. Begitu sangat mencintaimu dibandingkan semua makhluk yang ada dimuka bumi ini. Wahai Rasulullah sejatinya aku sangat mencintaimu dengan seluruh jiwa ragaku. Ya Rabb, yang jiwa kami ada ditangan-Mu tambahkan selalu cinta itu dalam sanubariku.

Doa dan salam kupanjatkan pula pada kedua sahabat utama Rasulullah yang dimakamkan disisinya,"Assalamualaika ya khalifah Rasulullah. Assalamualaika ya sahiba Rasulullah fiil ghair…. (untuk Abu Bakar As Siddiq Ra.) Assalamualaika ya Mudhirar Islam. Assalamualaika Ya Faruq….(untuk Umar Bin Khatab Ra.).

Bila tak dibatasi waktu rasanya diri ini ingin selalu di dekatmu ya Rasulullah. Selalu di masjidmu, dekat dengan rumah dan makammu, untuk selalu sujud memuji dan mengagungkan asma-Mu Ya Rabbi. Bermohon ridho dan barokah Mu untuk kehidupan dunia akhiratku. 

Pilar, lengkungan dan Ornamen Khas Masjid Al Haram Nabawi Di Madinah Al Munawarrah | Dok. Pribadi
Pilar, lengkungan dan Ornamen Khas Masjid Al Haram Nabawi Di Madinah Al Munawarrah | Dok. Pribadi

Lima hari rasanya tak cukup berada di Madinah Al-Munawarah. Ba’da Jum’at, kami melanjutkan ziarah ke kota Makkah Al-Mukaramah. Bermiqot di Bir Ali di atas kereta cepat Haramain (bullet train) Madinah-Makkah. Perjalanan sejauh 450 Km ini hanya ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 jam saja. Teknologi transportasi kereta api telah mempersingkat perjalanan panjang Madinah-Makkah dengan bus yang membutuhkan waktu hingga 6 sd 7 jam.

Namun perjalanan singkat 2 jam Madinah-Makkah atau sebaliknya Makkah-Madinah telah menghilangkan sisi historis perjalanan ini. Dulu saat bus menjadi transportasi utama. Jamaah umrah akan diceritakan kisah perjuangan Nabi dan sahabat saat hijrah ke Madinah atau saat Fathul Makkah (Penaklukkan kota Makkah). Bila mendapatkan muthowib yang memahami sirah nabawiyah dengan baik, maka perjalanan Makkah-Madinah atau Madinah-Makkah menjadi momen perjalanan yang penuh kecintaan kepada Islam yang di siarkan Rasulullah.

Makkah Al-Mukarammah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun