Dengan izin dan ridho Nya, jiwa dan raga ini telah diperjalankan Allah Azza wa Jalla ke banyak negeri di bumi Nya yang maha luas dan indah. Tak terhitung jumlahnya. Bahkan banyak negeri yang telah dikunjungi berkali-kali hingga tak cukup jemari ini menghitungnya dalam satu kali.
Namun di antara semua negeri dalam benua yang ada di dunia ini, hanya tiga negeri yang selalu membuat hati ini rindu. Rindu hingga tak terperi, yaitu; Makkah Al Mukarramah, dimana ada Masjid Al Haram yang memiliki Ka’bah di dalamnya; Madinah Al Munawarah, dimana ada Masjid Nabawi, yang rumah dan makam Rasulullah Saw serta Sahabat-sahabatnya berada; dan Jerusalem dimana Masjid Al Aqsha dengan Masjid Kubah As Saqra menjadi bagiannya.
Madinah Al-Munawarrah
Pukul 14.35 Waktu Madinah pesawat Garuda, GA0968 mendarat sempurna di Bandara Internasional Mohammad Bin Abdul Aziz, Madinah KSA. Suhu udara tercatat 19°C memberikan rasa nyaman dibadan yang cukup lelah setelah menempuh penerbangan 9 jam 10 menit dari Jakarta. Ditambah persiapan chek in dan imigrasi yang memaksa harus hadir di Bandara Soeta pada pukul 05.00 pagi.
Alhamdulillah, hotel kami hanya berjarak beberapa puluh tombak saja dari masjid yang awalnya hanya berada di sisi rumah manusia termulia di dunia, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Memberi kemudahan diri untuk selalu berada di masjid tercinta ini.
Masjid yang awalnya hanya kecil, beralas tanah dan beratap pelepah kurma dengan luas 50 x 50 meter, kini menjelma menjadi salah satu masjid terluas dan terindah di dunia setelah Masjid Al Haram Makkah. Luasnya kini mencapai 165.000 M². Dihiasi dengan interior yang indah penuh ornament dan kaligrafi berkarakter muslim yang cantik penuh pesona.
Dengan karakater interior yang unik dan cantik, ratusan pilar, dome yang bisa membuka dan menutup serta Kubah berbentuk Dome Hijau diatas rumah dan makam Nabi serta sahabat menjadikan Masjid Nabwai mudah dikenal dari semua karakter yang ada.
Belum lagi 250 payung membrane hidrolik otomatis yang disusun secara simetris dipelataran masjid. Memberi pemandangan harmoni yang memukau saat payung dibuka dan ditutup.
Masjid Nabawi di Madinah Al Munawarrah dipenuhi dengan ribuan manusia dari seluruh dunia yang rindu pada Rasulullah. Tak peduli berapa jauh jarak ditempuh. Tak peduli hebatnya cuaca mengganggu. Tak mengukur biaya yang harus dikeluarkan. Juga tak ada pekerjaan atau bisnis yang mengganggu. Semua terfocus pada satu kata. “Cinta”. Yang darinya menjalar rindu keseluruh tubuh. Rindu yang membawanya melangkah jauh hingga di Masjid Nabawi. Merindukan safaat dari manusia mulia, kekasih Allah Yang Maha Karim.
Jiwa dan raga ini larut dalam setiap lantunan ayat-ayat suci Mu, yang dilantunkan secara tartil dan merdu dari mulut sang imam pilihan diantara yang terbaik dari para Hafiz Quran. Seakan memahami makna setiap ayat yang terucap. Memahami semua makna yang tersirat dari indahnya kalammullah dalam surat yang dibacakan sang imam.