Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Naik Rp 750.000 untuk Turis Domestik

6 Juni 2022   08:15 Diperbarui: 6 Juni 2022   08:27 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

"Kebijakan Pemerintah terkait rencana kenaikan harga tiket Candi Borobudur naik hingga Rp 750.000,- menuai kontra pada semua lapisan yang terkait dalam ekosistem ekonomi dan budaya yang bersentuhan dengannya. Kebijakan Pemerintah dinilai tidak melihat kondisi ekonomi masyarakat, walau dibeberapa kebijakan dianggap mampu memberi solusi jangka panjang untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa ini. Rasa memang tak bijak menaikan harga tiket hingga 15 kali lipat untuk masyarakat Indonesia yang ingin menyaksikan karya budaya bangsanya sendiri apalagi disaat ekonomi bangsa baru mulai menggeliat"

Dunia Pariwisata Indonesia, Sabtu, 4 Juni 2022 lalu dibuat heboh dengan berita rencana kenaikan tarif masuk candi Borobudur yang diumumkan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Harga tiket Masuk Candi Borobudur akan naik menjadi Rp 750.000 untuk Turis Domestik.

Luhut Binsar Pandjaitan, selaku Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi menyampaikan wacana kenaikan harga tersebut dikawasan Candi Borobudur. "Kenapa kita lakukan itu, karena rekomendasi dari UNESCO dan pakar. Telah terjadi penurunan dan keausan batu (Candi Borobudur)" seperti kutipan Kompas.com. Diperkirakan rencana kenaikan harga tiket tersebut akan mulai berlaku satu bulan kedepan.

Para Pelaku Pariwisata; Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Jawa Tengah; Biro Perjalanan Wisata; Penjual tiket Online;  ahli sejarah, masyarakat sebagai turis domestik, hingga pedagang yang sering mangkal di sekitar Candi Borobudur pun angkat bicara.  

Mengutip berita dari BBC News Indonesia, Prof. Dr. Sri Margana, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Gajah Mada menyebut rencana kenaikan harga ini "Akal-akalan". Beliau mengatakan, " Membatasi kunjungan dengan cara menaikan tiket secara ugal-ugalan itu juga akal-akalan saja, mau melindungi objeknya tapi tidak mau berkurang penghasilannya"


Namun pria yang menekuni Ilmu Sejarah dan Arkeologi ini juga sepakat dengan upaya melindungi warisan dunia ini. Pembatasan pengunjung Borobudur memang dianggap perlu untuk melindungi Borobudur. Dengan tingkat kunjungan yang meningkat setiap tahunnya pengaturan pengujung agar bisa menikmati keindahan candi Borobudur dengan tetap menjaga kelestariannya mutlak dilakukan. Sri Margana mengatakan, "Membatasi kunjungan untuk preservasi heritage yang sudah ribuan tahun umurnya itu baik"

Prof. Dr. Sri Margana menawarkan dua solusi untuk membatasi tingkat kunjungan wisata ke Candi Borobudur tanpa harus menaikan harga tiket hingga berkali lipat sampai ratusan ribu rupiah. "Masih ada cara yang lebih bijak, yaitu dengan membatasi kuota kunjungan, khususnya bagi para pengunjung rombongan dengan melakukan reservasi lebih dulu. Atau mengatur aliran pengunjung sedemikian rupa sehingga tidak merusak heritage. Misalnya membedakan tiket bagi mereka yang ingin naik ke candi atau hanya berkeliling di sekitar candi," usulnya.

Di sisi lain, Pegiat Pariwisata Jawa Tengah, Daryono, yang aktif sebagai penasehat Asita Jawa Tengah mengatakan, "Ini terlalu mahal kenaikannya. Hendaknya semua stakeholder diajak ngomonglah biar bisa kasih masukan-masukan agar tidak merugikan semua pihak; mulai dari turis local, biro perjalanan dan lainnya" seperti dikutip wartawan di Solo yang melaporkannya untuk BBC News.

Menurutnya, kondisi ini diprediksi akan memberatkan pelaku usaha perjalanan wisata yang akan mengalami kerugian. Beberapa dari mereka bahkan sudah memesan tiket tujuan wisata setahun sebelum program dilaksanakan. Sudah dapat dibayangkan berapa kerugian yang akan ditanggungnya.

Lain halnya dengan para pedagang asongan di sekitar Komplek Candi Borobudur. Pada umumnya mereka sangat keberatan dengan kenaikan harga yang terlalu tinggi yang akan berdampak signifikan pada penurunan jumlah pengunjung Candi Borobudur. Terkait dengan harga tiket pelajar yang hanya Rp 5.000, mereka menyatakan bahwa pelajar hanya hadir saat momen libur sekolah yang waktunya sangat terbatas. Sementara yang menjadi harapan mereka adalah turis domestik yang selalu hadir setiap hari.

Mereka berharap pemerintah membatalkan rencana kenaikan tarif masuk Candi Borobudur ini. Pasca Pandemi, kondisi sudah mulai bergulir normal jangan sampai terpuruk kembali; karena sudah dua tahun lebih mereka tidak mendapat penghasilan yang pasti, keluh para pedagang asongan yang mengandalkan hidupnya dari kunjungan turis lokal Indonesia.

Borobudur Objek Wisata Yang Sangat Diminati Turis Lokal | Dok.Wisatarakyat.com
Borobudur Objek Wisata Yang Sangat Diminati Turis Lokal | Dok.Wisatarakyat.com

Masyarakat pun bereaksi terhadap rencana kebijakan kenaikan harga yang luar biasa tersebut. Banyak komentar yang bernada sama, menolak kenaikan harga yang menurut mereka tak masuk logika. Di cannal-cannal media sosial berbagai komentar masyarakat menolak rencana kenaikan harga tiket bagi wisatawan domestik bermunculan. Sebuah reaksi wajar ditengah kondisi ekonomi yang baru mulai menggeliat.

Mengkritisi rencana kenaikan harga tiket Candi Borobudur bagi turis domestic menjadi Rp 750.000 yang naik 15 kali lipat dari tarif sebelumnya, yaitu Rp 50.000 (Untuk usia diatas 10 tahun)  Sebuah rencana kenaikan yang "Fantastis" yang perlu kita dengar lebih jauh apa alasan utama dan strategy marketing dibalik rencana pemerintas sebagai pengambil kebijakan.

Data yang ada saat ini tiket masuk turis lokal dibandrol dengan harga Rp 50.000 untuk pengunjung usia 10 tahun ke atas. Rp 25.000 untuk usia 3 -10 tahun. Dan Gratis untuk usai 3 tahun ke bawah.

Kalau hanya sekedar  membatasi jumlah pengunjung dan upaya menjaga dan melestarikan budaya bangsa; rasanya masih banyak formulasi lain sebagai solusi jitu untuk menyelesaikannya; dengan tetap meperhatikan hajat hidup rakyat sekitar dan pelaku usaha lain yang terkait dengan keberadaan Candi Borobudur serta kemampuan daya beli wisatawan lokal.

Sementara rencana kebijakan baru tarif masuk Candi Borobudur untuk Wisatawan Asing seperti yang disampaikan Luhut Binsar Pandjaitan adalah: USD 100.  Bila di kurs dengan nilai dollar Rp 14.400 setara dengan Rp 1.443.000. Tarif Turis Asing Dewasa sebelumnya, Rp 350.000 dan Turis Asing Anak-anak Rp 210.000. Kenaikan hingga 4 kali lebih. Luar biasa!!

Coba bandingkan dengan Heritage lain di dunia, semisal; Tembok Raksasa China yang menjual tiket tanda masuknya mulai RMB (Yuan) 25 hingga RMB (Yuan) 65. Dengan Kurs Rp 2.167 harga tiketnya jadi setara Rp 54.175 s.d. Rp  140.855.

Atau harga Candi Angkor di Kamboja yang membagi tiket dalam kunjungan hari, sebesar Riel Kamboja (KHR) 37 untuk 1 hari; KHR 62 untuk 3 hari dan KHR 72  untuk 7 hari. Dengan kurs sebesar Rp 3,547 maka harga masuknya setara dengan Rp 131.239 untuk 1 hari; Rp 219.914 untuk 3 hari dan Rp 255.384 untuk 7 hari.

Benar kita tidak dapat membandingkannya dengan harga-harga tersebut di atas. Semua tergantung pada kebijakan pemerintah masing-masing dalam membuat strategy marketing pada objek wisata andalannya. Namun paling tidak kita bisa bercermin; mengambil sedikit referensi dan rujukan harga yang pantas dalam pasar wisata di dunia.

Dalam Cannal Media Istagramnya, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bawa pemerintah berencana mengembangkan Candi Borobudur dengan konsep sebagai Laboraturium konservasi cagar budaya bertaraf internasional. Dengan mengambil konsep jawa "Sambatan" yang berarti "gotong royong" dalam mengembangkan konsepnya.

"Single Authority Agency" menjadi sinergi antara konservasi dan pariwisata, tekannya; sehingga Borobudur bukan hanya menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas, tetapi juga destinasi wisata berkualitas.

Terkait dengan Komitmen pemerintah Indonesia dalam menggunakan energi ramah lingkungan juga akan direalisasikan di kawasan wisata Borobudur-Malioboro-Prambanan. Pemerintah sudah mulai menerapkan prinsip ekonomi biru, hijau dan sirkular,di kawasan Borobudur. Penggunaan bus listrik sebagai shuttle bus kendaraan pariwisata diuji coba pada Sabtu, 4 Juni 2022 dengan rute Borobudur-Makioboro-Prambanan.

Kebijakan lain yang akan diterapkan pemerintah adalah semua wisatawan yang masuk Candi Borobudur diwajibkan menggunakan jasa pemandu dari warga local sekitar Kawasan Borobudur. Kebijakan ini bertujuan agar terserapnya lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan "sense of belonging" terhadap Kawasan Candi Borobudur. Sehingga tercipta rasa tanggungjawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara, yang diharapkan terus tumbuh dalam sanubari generasi muda.

Rencana kebijakan pemerintah atas kenaikan tarif baru Candi Borobudur diikuti pula dengan pembatasan jumlah pengunjung hanya 1.200 per hari demi menjaga kelestarian Candi Borobudur sebagai kekayaan sejarah dan budaya Nusantara.

Sesuai data yang disampaikan Aryono Hendro Malyanto, Manajer Umum Taman Wisata Candi Borobudur. Kenaikan jumlah pengunjung sangat signifikan saat lebaran hari pertama, pada Senin, 2 Mei 2022 tercatat 6.785 pengunjung. Pada hari kedua lebaran, Selasa, 3 Mei 2022, beliau mencatat ada 16.537 pengunjung. 

Pada hari ketiga Lebaran, Rabu,4 Mei 2022, pengujung meningkat jadi 27.332 orang dan mencapai puncaknya pada hari kelima, Kamis, 5 Mei 2022. Pengunjung Borobudur mencapai 31.089, terdiri dari 31.050 turis domestic dan 39 turis mancanegara.

Kondisi ini berbanding terbalik pada saat pandemic covid 19. Pada 2020 wisatawan yangberkunjung ke Candi Borobudur hanya 990 orang; pada 2021 hanya sebanyak 420 orang. Jauh dari angka kunjungan wisata sebelum pandemic, 2019, wisatawan yang mengunjungi Borobudur mencapai 3.800.000 orang.

Panorama Indah Jogjakarta Dari Candi Borobudur | Dok.Jakarta.com
Panorama Indah Jogjakarta Dari Candi Borobudur | Dok.Jakarta.com

Rasanya memang sebuah ironi. Di satu sisi kita harus menjaga warisan budaya yang kini dalam konsep pelestariannya bukan hanya milik kita tapi milik generasi dunia; dengan jeritan ekonomi rakyat jelata yang seakan tidak didengar dan dilirik pengambil kebijakan. Seakan mereka hanya melihat dari posisi di atas sana tanpa merasakan penderitaan rakyat yang nun jauh di sana. Juga kemampuan daya beli masyarakat umumnya yang menjadikan Borobudur sebagai tujuan rekreasi keluarga yang masih dapat dijangkau dengan kocek mereka.

Beberapa rencana Kebijakan pemerintah terkait Candi Borobudur sangatlah bijak untuk menjaga dan melestarikan kekayaan budaya bangsa yang usianya sudah ratusan tahun. Beberapa diyakini bisa menjadi solusi jangka Panjang agar warisan dunia ini tetap lestari.

Yang tidak dimengerti dan dipahami masyarakat baik sebagai pelaku pariwisata dan ekosistem ekonomi pariwisata terkait adalah kebijakan kenaikan harga 15 kali lipat yang sangat Fantastis untuk tiket masuk bagi wisatawan domestic. Hendaknya pemerintah lebih bijak membuat sebuah kebijakan harga terkait hajat hidup orang banyak, khususnya mereka yang terkait dalam ekosistem ekonomi dan lingkungan Candi Borobudur. 

Agar tujuan kebijakan tak semata memenuhi satu tujuan kebijakan, tapi menjaga, melindungi dan mensejahterakan rakyat yang notabene nya sudah memberi amanat pada mereka yang saat ini berkuasa untuk mengatur hajat hidup masyarakat Indonesia. Semoga jeritan mereka didengar dan menjadi perhatian pemerintah. In syaa Allah.

Jkt/06062022/Ksw/44

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun