Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pesona Jalur Kapal Pesiar Sungai Nil dari Aswan ke Luxor (Bagian Pertama)

5 September 2021   06:00 Diperbarui: 5 September 2021   21:51 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Philae - The Pearlof Agypt (Dokumen Pribadi)

Di sana Local Guide dan beberapa peserta sudah lebih awal menunggu.  Tak lama semua peserta telah berkumpul.   Mereka selalu tepat waktu.   Untuk hal yang satu ini, kita kasih komentar… ”Cakeeeep”

Kali ini kapal pesiar kami dock di dermaga dalam urutan satu, masih ada 4 kapal pesiar lain yang parkir berjajar rapi jadi satu.  Staff kapal memberi kartu tanda penumpang kapal pada setiap peserta yang akan menjadi tanda “Pass Masuk” saat kembali nanti.

Seperti dermaga lainnya di jalur sungai Nil.  Semua penumpang akan naik tangga ke atas yang sedikit membuat mereka yang berusia senja sedikit lebih banyak menghela nafas.  Tak apa…  ini Exercise!  Agar terus menjaga stamina sehat dan kuat.

Sebuah bus local membawa group menuju dermaga lain.  Dermaga khusus kapal-kapal kecil yang akan membawa kami menuju “Kichener Island”.  Tak lama, hanya berjarak sepuluh menit bus pun tiba.   Local Guide langsung mengajak kami ke dermaga, membagikan tiket masuk dan naik kapal serta membagi group menjadi 3 bagian.  Maklum group besar.

Tiga kapal berkapasitas 10 hingga 15 orang menanti group kami.   Terlihat tiga orang penduduk asli membantu setiap orang naik kedalam kapal.   Tiga orang “kapten kapal kecil” ini mencoba bersikap manis.   Membagi senyumnya yang datar agar terlihat ramah. Tak butuh waktu panjang, kapalpun bergerak, nyaris serentak menuju Pulau Kichener.

Tak butuh waktu lama kapal boat pun tiba.   Kehadiran kami seakan disambut penduduk pulau.  Mereka berkulit hitam, sebagian besar berambut keriting dengan tinggi relatif sedang.  

Mereka adalah para pedagang yang kebanyakan dari etnik Nubian yang menawarkan kerajinan batu, berupa cincin, gelang, giwang, kalung dan sebagainya.   Ada juga yang menawarkan kerajinan kulit dan tas kain.

Setelah menaiki anak tangga, kita akan bertemu jalan semen berukuran lebar kurang lebih 5 meter  yang menuju ke beberapa arah.  Jalan tersebut akan bertemu pada titik perempatan atau pertigaan.  Pada setiap arah jalan disediakan kursi-kursi kayu panjang dan dibeberap tempat di buat canopy kayu untuk rambatan pohon berbunga lebat seperti bagenfil dan sejenisnya.

Pulau Kichener adalah Kebun Raya Kota Aswan.  Pulau berbentuk oval dengan panjang 720 meter dan lebar kurang dari 500 meter mengkoleksi seratusan lebih jenis pohon dari berbagai belahan dunia.  Karenanya pulau ini juga disebut El Nabatat; Pulau Tumbuhan atau Pulau Botani.

Pulau ini dinamakan Pulau Kichener sesuai dengan nama pemiliknya, Lord Kichner yang dianugerahi pulau ini saat menjabat sebagai Konsul Jendral di Mesir dari 29 September 1911 sampai Juni 1914.

Kecintaannya pada tanaman membuatnya mengimport berbagai tumbuhan tropis dan subtropis yang langka keberadaanya di Mesir. Dibantu kemudahan dari kementrian imigrasi setempat Kichener mampu dengan cepat merubah pulau sepanjang 720 meter itu menjadi kebun raya yang cantik di Aswan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun