Mohon tunggu...
Kuswari Miharja
Kuswari Miharja Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar yang tak pernah berhenti belajar

Senang menulis (Fiksi & Nonfiksi) yang bermanfaat. Suka Mengajar Anak Usia Dini, siswa & Mahasiswa, Majlis Ta'lim Ibu-Ibu. Menulis buku. Aktif organisasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Sakit Caleg Gagal

6 Januari 2024   07:48 Diperbarui: 6 Januari 2024   07:57 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu mau nyaleg lagi tahun ini?" tanya Udin saat tahu jika kali ini,aku pun kembali mencalonkan diri sebagai Caleg DPR Pusat.

"Ah iseng saja, kalo jadi syukur kalau pun tidak jadi nggak apa-apa?" kataku.

"Lho kamu ini bagaimana? Kalau mau nyaleg yang serius dan siapkan mental kuat dan yang paling utama lagi dan sangat prinsip, kamu harus menyediakan uang banyak?" kata Udin.

"Aku tahu semua itu,namun kamu sendiri tahu keadaanku, bagaimana bisa memiliki uang kalau untuk kehidupan sehari-hari saja suit," 

"Ha..ha..ha..Kalau kere mah jangan suka macam-macam segala....Tahu nggak kamu setiap calon yang jadi..itu tidak semuda membalikkan tangan?"

"Memangnya bagaimana?"

"Banyak calon gagal telah menghabiskan uang milyaran, akhirnya terpaksa masuk rumah sakit jiwa, karena mendadak stres dan tidak mau menerima jika dia kalah"

"Memang banyak yang begitu...bahkan aku baca dalam berita, karena gagal tidak terpilih, maka bantuan karpet yang sudah diberikan ke masjid, dia ditarik lagi...he...he..." kataku.

"Nah, kamu berani mencalonkan, kamu punya uang berapa?"

"Tadi kan sudah aku katakan, aku tidak punya uang, kamu sendiri tahu pekerjaan sehari-hari aku...untuk bisa mencukupi nafkah sehari-hari saja, sudah untung?"

"Nih aku mau kasih kabar gembira, maukah kamu ada yang mensponsori biaya semuanya, pokoknya kamu pasti jadi?" 

Aku terperanjat kaget, kutatap wajahnya karena khawatir dia main-main atau sekedar canda belaka.

"Kamu nggak main-main nih?

"Aku serius, asalkan kamu siap menjadi anggota parlemen pusat!"

"Benar nih"

"Iya ...Pokoknya kalau kamu mau, biar aku yang mengurusi, kamu hanya duduk manis saja,"

Udin kemudian berbisik padaku dan aku hanya mengangguk-anggukan kepala kepala, setuju apa yang dikatakan Udin.

"Jadi selanjutnya apa yang harus aku lakukan?"

"Kamu mah memantau saja, biar aku dengan kawan-kawan bergerak untuk memenangkan kami menjadi anggoa dewan,"

Aku sedikit  lega dan  bahagia, karena selama ini yang aku pikirkan adalah semua  memerlukan biaya yang tidak sedikit. Namun  dengan adanya tawaran dari Udin, aku merasa lega, terlebih uang yang disiapkan tidak sedikit.

Sudah lama aku mengenal Udin, namun yang selama kutahu, dia pandai sekali melobi dan melakukan komunikasi dengan berbagai kalangan. Pekerjaannya dibidang proyek,  dia bisa mengerjakan proyek pemerintah dengan angka bisa mencapai milyaran rupiah.

Aku sering diajak untuk ikut mengerjakan proyeknya dan sebebagian besar proyek yang dia garap bisa dikerjakan dengan baik. 

Itu sebabnya aku percaya ketika dia menawari untuk menjadi sponsor aku agar menjadi caleg yang bisa melanglang ke senayan.

Benar saja, kulihat Udian bekerja bersama tim sangat cekatan, bahkan dia mampu memasang spanduk dan baliho besar di seluruh Kota, sehingga banyak yang  kaget saat aku jadi populer.

Aku hanya tersenyum bahagia, terbayang betapa bahagianya seluruh keluarga bila aku menjadi anggota parlemen pusat.

Hampir setiap hari aku melayani tamu yang datang dari berbagai daerah untuk sekedar silaturahim, bahkan ada teman lama yang sengaja datang ingin bertemu setelah melihat aku di berbagai tempat ada spanduknya.

Benar-benar Udin temanku yang rela berjuang dan memberikan bantuan untuk bisa berhasil menjadi pejabat di pusat. Pengorbannya luar biasa, sehingga aku benar-benar kagum dengan usaha Udin yang tidak pernah mengeluh menjadikan aku orang yang sukses sebagai politisi.

Tiba saarnya pemilihan umum, aku tenang saja karena Udin telah memberikan kabar yang sangat membahagikan, aku pasti menang dan bisa ke sanayan untuk menjadi anggota dewan pusat.

Benar saja, suaraku banyak dan aku ditetapkan menang dan bisa menjadi anggota parlemen pusat.

Aku memeluk Udin karena bahagia tidak terkira, dan inilah pertama kali aku menjadi pejabat.

Udin pun nampak begitu bahagia. Tidak sia-sia apa yang selama ini diperjuangkan.

"Sungguh luar biasa, Din! Kamu berjasa menjadi aku orang yang disegani dan kini menjadi anggota parlemen pusat!" kataku.

"Syukurlah dan perjuanganku tidak sia-sia," kata Udin sambil tersenyum.

"Dan kamu tahu tidak berapa uang yang telah akuhabiskan sehinga kamu menjadi anggota parlemen?"

Aku menggelengkan kepala, karena selama ini Udin merahasiakan jumlah uang yang diperoleh dari sponsor,

"Nih uang yang aku keluarkan," kata Udin sambil memperlihat rincian uang yang Udin keluarkan.

Aku terperanjat kaget dan mendadak kepalaku pening serta alam bumi seperti berputar...sebab aku melihat rincian uang yang dikeluarkan oleh Udin mencapai 10 Milyar Rupiah!

Aku menarik napas panjang."Pokoknya kamu harus mengganti uang yang aku peroleh dari sponsor...kamu ganti 15 milyar karena yang 5 milyaran adalah bayaran untuk aku yang telah membantu kamu?"

Mataku terbelalak, wajahku pucat, pikiranku kacau, belum pernah selama ini aku berurusan dengan uang yang mencapai milyaran!

Aku telah menang menjadi angg0ta parlemen pusat. Namun sampai malam hari aku menjadi melamun dan bingung harus bagaimana mengembalikan uang sebanyak itu?

"Tenang, kamu bisa mengganti uang itu, nanti kamu bisa bermain dalam proyek di pusat...Sudah yang penting kamu jalani saja sekarang..."

Aku hanya terdiam! *** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun