Perilakunya apabila sampai menggiring ke adanya sodomi, dapat menyebabkan kerusakan saraf, mengganggu psikis, merusak otak, menyebabkan neurastenia, hingga berbagai jenis penyakit kelamin yang bisa memicu tingkat kematian dengan cepat, serta kerusakan medis lainnya bagi pelakunya.Â
Dampaknya secara sosial dapat merusak moralitas suatu kaum karena akan ada banyak perilaku zina bertebaran di mana-mana. Lebih spesifik lagi perilaku LGBT dapat mencegah kelangsungan keturunan manusia, apabila perilaku ini terus-menerus dibiarkan hingga menjadi sebuah keniscayaan, karena pada saat itu bisa jadi laki-laki akan menyukai laki-laki saja dan wanita akan menyukai wanita saja.
Cara Menghindari Pengaruh LGBT
Penyimpangan seksual dapat terjadi pada siapa saja tanpa pandang bulu. LGBT dapat dihindari atau dicegah, bahkan dapat disembuhkan. jangan sampai beralih ke orientasi seksual. Jalur yang dapat ditempuh untuk menyembuhkan perilaku LGBT adalah kejiwaan dan pendidikan agama Islam.Â
Karena sudah dijelaskan dalam berbagai dalil tentang larangan perilaku LGBT berikut hukumnmya. Oleh karena itu dalam menyelsaikan problem LGBT ini tidak dapat mengandalkan satu sisi keilmuan saja, sehinga pendidikan agama Islam juga harus didukung oleh ilmu jiwa. Orang tua dan guru sangat dibutuhkan dalam mengawal generasi agar terhindar dari perilaku LGBT tersebut.
Kelompok minoritas selalu memakai alasan hak asasi manusia demi menopang eksistensi sekalipun  banyak  hal  berlawanan  dengan  pola  kehidupan  umum. Â
Ketidak  wajaran  yang  terjadi dianggap  perbedaan  yang  belum  dipahami  oleh  pihak  lain,  meskipun  secara  nyata  perbedaan tersebut  sangat  dipaksakan  atau  sebanarnya  perbedaan  yang  senantiasa  dikampanyekan  demi kepuasaan diri. Seolah-olah disingkirkan ditengah hak hidup yang sedang diperjuangkan. Itulah hak asasi manusia yang secara nyata, tidak akan memanusiakan kelompok LGBT.
Ketentuan  agama  tak  boleh diprotes  apalagi  disudutkan  mengekang  manusia,  agama menghendaki  manusia  menjadi  peribadi-pribadi  shaleh,  tak  ada  aturan  agama  yang  hendak menjerumuskan manusia ke lembah kenistaaan, justru hawa nafsulah yang membawa manusia ke lembah hitam. Kemampuan logika bukan ditujukan untuk mengakali agama ataupun mencari celah untuk  membenarkan  setiap  keinginan. Â
 Logika  demikian  seaklipun  rasional  adalah logika pembenaran  terhadap  semua  masalah.   Karenanya,  hak  asasi  harus  bisa  meyakinkan  manusia bahwa yang sedang diperjuangkan adalah hak dapat memberikan kebaikan untuk diri dan publik, hak yang dapat menciptakan moralitas bagi kehidupan, bukan sebaliknya.Â
Penulis:
 Dr. Ira Alia Maerani (dosen FH Unissula)
Kusumaningrum (mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Unissula)