"Terimakasih sudah mengingatku" balas Naiyla.
"Hanya itu saja yang ingin kau sampaikan?" telisik Naiyla yang berusaha mencari alasan, kenapa tiba-tiba Diandra menghubunginya.
"Iya, itu saja. Lain kali aku akan menghubungimu melalui akun ini. Aku pamit dulu" lanjut Diandra
"Owgh, oke. Aku menunggu kabarmu"
"Thanks Naiyla"
Naiyla tidak terlalu memberi perhatian pada sahabatnya itu, meskipun sesuatu yang aneh mengusik benaknya. Dilihat dari halaman akunnya, dia banyak sekali menulis kesedihan meski yang tersurat adalah wajah cerianya. Naiyla mengesampingkannya sambil lalu.
Di pagi hari, Naiyla terbangun karen mimpi yang datang. Jelas-jelas itu wajah Diandra, tapi kenapa disitu dibilang 'Bagas'.Â
Iseng-iseng Naiyla membuat status di akun path-nya.
'Ungkapkan saja kesedihan kita akan masa lalu, lalu amati, apakah kita masih berada disana, terisak-isak sedih atau marah membara. Jika masih merasakan hal yang sama, artinya kita belum move on.
Ulangi lagi, lalu sadari hingga cerita itu menjadi sekedar 'lakon' saja. Kadang, kita perlu sebuah goncangan yang mampu melepaskan kerak-kerak masa lalu yang menyumbat kebahagiaan kita'
Tiba-tiba, sebuah komen menyahut. Dari akun Diandra.