Mohon tunggu...
Kusmini
Kusmini Mohon Tunggu... Guru - PENDIDIKAN

SMP NEGERI 1 BANDUNG JAWA TIMUR

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Mingguan Ke 12 CGP Angkatan 4

18 April 2022   04:30 Diperbarui: 18 April 2022   05:43 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tentu saja perasaanku semakin senang walaupun turun naik semangat itu hal yang wajar. Namun rasa bangga menjadi bagian dari agen perubahan. Perubahan untuk pendidikan yang lebih baik. Dengan mengembangkan diri maka guru akan memiliki kemampuan dalam mengolah kelas dan melaksanakan pemeblajaran yang sesuia dengan perkembangan zaman dan karakter anak-anak. 

Sampai detik ini saya PUAS mendapat pengalaman-pengalaman baru dalam belajar. Memiliki kesempatan lebih besar untuk menggali materi mengenai pembelajaran sosial emosional.

C. FINDING (PEMBELAJARAN)

Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari minggu ini, di LMS yaitu bagaimana mengontrol diri, bagaimana melakukan teknik STOP. Beberapa contoh mengenai emosi positif dan emosi negatif. Paparan materi  disertai dengan contoh dalam vidio. Kami disuguhi kasus-kasus yang berkaitan dengan sosial emosial sebagai literasi pemahaman materi. Saya juga belajar mengenai mindfillness yaitu kesadaran penuh. 

Sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran di sekalah saya belajar mengendalikan komunitas yang sudah saya bentuk. Saya berusaha menjadi moderator. Karakter guru-guru di sekolah saya yang sangat variatif membuat saya harus mengambil langkah pendekatan baik personal maupun klasikal. Ada guru yang enggan belajar, acuh, tidak mau ribet. Ada pula yang menganggap bahwa kebijakan mengenai kegiatan guru penggerak sangat tidak penting dan tidak memiliki masa depan karena regulasi yang sebentar lagi akan berganti. Namun banyak guru-guru yang sangat antusias dan ingin belajar. Beberapa rekan guru memberikan pengalaman belajarnya di kelas dalam menerapkan pembelajaran yang berpusat pada anak dan hasilnya luar biasa bagus namun juga melelahkan.

D. FUTURE (PENERAPAN)

Belajar menerapkan teknik STOP pada diri sendiri dengan dibimbing oleh fasilitator. menerapkan cara mengenali diri sendiri dan emosi yang dimiliki, baik emosi positif maupun emosi begatif. Menjadi guru memiliki kewajiban untuk mengelola emosi agar mampu menuntun anak dengan baik. Dan menjalankan kehidupannya dengan baik adalah usaha untuk menerapakan mindfulnes atau kesadaran penuh. berdamai dengan diri sendiri dan semua masalah pribadi agar mampu menjadi guru yang profesional secara kepribadian.

Teknik STOP dapat digunakan dalam menangani self healing yaitu konsep penyembuhan luka batin, trauma dsb. Kata self healing sendiri saat ini sedang populer dikalangan milenial sebagai kegiatan bersenang-senang melepaskan beban batin dan kejenuhan aktifitas sehari-hari. Tidak dipungkiri menjadi guru kadang dihadapkan pada beban moral dan batin, agar maindset kita tidak jauh dari konteks awal maka kita bisa menerapkan STOP agar semangat dan komitmet kembali. Ketika kita dalam masalah dan bingung bagaimana menghadapi masalah itu maka menggunkakan teknik STOP secara teratur dan berkomitmen dapat dijadikan sebagai langkah sederhana untuk melakukan healing yang sesungguhnya bukan hanya bersenang-senang saja.

Baik, demikian catatan jurnal saya pada minggu ini. TERUS BELAJAR, JANGAN MENYERAH, CERAHKAN DUNIA DENGAN SEMANGAT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun