Mohon tunggu...
kusmadi Wonoredjo
kusmadi Wonoredjo Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru

Hobi menulis, travelling, musik dan mounteneering

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi

6 November 2024   21:01 Diperbarui: 6 November 2024   21:19 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran berdiferensiasi berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid, Kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi meliputi kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid. Usaha pemenuhan kebutuhan belajar tersebut melalui analisis data profiling kebutuhan belajar murid kemudian merancang dan menerapkan strategi pembelajaran berdeferensiasi yang meliputi Deferensiasi konten atau isi,  Diferensiasi Proses dan Diferensiasi Produk. maka dengan menerapkan pembelajaran berdeferensiasi yang terencana dengan baik, konsisten dan berkesinambungan akan mampu memenuhi kebutuhan belajar murid untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Pembelajaran Berdiferensiasi

            Berangkat dari pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah menuntun segala kodrat anak-anak agar mereka dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi -- tingginya maka peran guru sebagai Sang Penuntun selayaknya dapat handayani melalui "laku" Tut Wuri dengan cara memberikan kebebasan, dorongan dan bimbingan kepada murid - muridnya untuk belajar berdasarkan pengalamannya sendiri. Guru harus mampu menuntun murid dengan metode asah, asih dan asuh untuk menghadirkan pembelajaran yang berpihak pada murid dengan memperhatikan keunikan dan karakteristik setiap individu. Pada sisi inilah pembelajaran berdeferensiasi hadir sebagai pendekatan yang mampu menjembatani dan memfasilitasi kebutuhan belajar murid yang beragam.

            Peran guru sebagai pendidik seyogyanya mampu mentrigger atau memantik proses aktualisasi potensi yang ada dalam diri murid muridnya, melalui sebuah pembelajaran bermakna. Maka dari itu seorang guru harus memiliki "lelaku" atau jalan yang menjadi pedoman dalam memainkan peran tersebut. Pedoman tersebut adalah semboyan Trilogi KHD yaitu "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani". Peran guru sebagai pendorong berkembangnya potensi, minat dan bakat peserta didik akan tercapai manakala guru memiliki bekal kompetensi yang mumpuni. Salah satu bekal kompetensi yang wajib dikuasai seorang guru adalah Nilai dan Peran Guru Penggerak. Berbekal penguasaan kompetensi Nilai dan Peran Guru Penggerak maka guru seyogyanya dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman, nyaman dan kondusif dengan menciptakan Budaya Positif di sekolah melalui penerapan Disiplin Positif sebagai prasarat dan dukungan dalam mengimplementasikan Pembelajaran Berdeferensiasi.

            Thomas Aquinas mengatakan bahwa "Pengetahuan tidak akan memiliki nilai kecuali jika di praktikkan" maka, perubahan tidak akan terwujud manakala teori dan pengetahuan hanya berhenti sebatas wacana. Untuk itu diperlukan sebuah aksi nyata kolaboratif, konsisten dan berkesinambungan dalam upaya mewujudkan perubahan itu sendiri. Upaya mewujudkan perubahan dapat dimulai dengan penyusunan Visi Guru Penggerak kemudian dituangkan menjadi Prakarsa Perubahan dan disusun dengan metode BAGJA. untuk itu diperlukan sebuah Pendekatan Inkuiri Apresiatif guna memberikan panduan teknis, terstruktur dan sistematis sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi. Mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid merupakan bagian dari upaya mewujudkan visi dan Pembelajaran Berdeferensiasi adalah langkah konkret sebagai bentuk mengadirkan pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan makna dan filosofis pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.

             Guru adalah Sang Penuntun yang harus mampu menjadi Pamong dalam meletakkan dasar dasar nilai moral kebajikan, pengetahuan dan ketrampilan dalam diri murid -- muridnya dalam upaya mewujudkan dirinya menjadi manusia yang merdeka lahir batin dan berbudaya. Demikianlah tugas dan tanggung jawab seorang guru agar makna Tut Wuri dapat benar benar Handayani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun