Pendahuluan
Strategi Perang Semesta telah banyak disampaikan secara jelas oleh banyak para ahli strategis perang/militer di dunia, diantaranya adalah Clausewitzs yang menyampaikan bahwa Perang Semesta/Total War adalah perang yang melibatkan seluruh aspek dari kehidupan negara untuk meraih kemenangan dalam perang, berdasarkan pengamatannya terhadap strategi perang yang digunakan oleh Napoleon Bonaparte (Scheipers, 2018).Â
Setelah itu berdasarkan dari banyak literatur, strategi perang semesta banyak diterapkan pada berbagai perang lainnya, salah satunya diaplikasikan dalam Perang Dunia I, seperti yang disampaikan oleh seorang Jenderal Jerman bernama Erich Ludendorff (Blakely, 1937) dan juga pada Perang Dunia II maupun perang di Vietnam. Akan tetapi dalam aplikasinya strategi perang semesta ini berkembang sedemikian rupa, salah satunya adalah model Perang Semesta yang digunakan oleh gerilya perlawanan China yang dipimpin oleh Mao Tse Tung, ketika melawan kaum imprealisme Jepang (Tse-Tung, 1965) ataupun gerakan model perang semesta yang diterapkan di Cuba oleh Che Guevara.
Termasuk juga terdapat model dari Perang Semesta yang diaplikasikan di Indonesia yang berbeda apabila dibandingkan dengan berbagai pengertian yang sebelumnya ada, ataupun aplikasi peperangan yang diterapkan di negara ataupun wilayah lainnya, yang dapat dikatakan tidak dapat dipisahkan antara para kombatan dan juga non-kombatan.Â
Perang Semesta Indonesia, walaupun juga melibatkan seluruh unsur dari masyarakat sipil untuk digunakan untuk kepentingan perang secara langsung, masih dapat dibedakan antara keduanya, hal ini disebabkan karena keterlibatan dari masyarakat sipil adalah sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, bukan secara langsung terlibat dalam perang secara fisik (Prabowo, 2009). Hal ini juga disampaikan oleh salah seorang ahli strategi Indonesia yang menjelaskan bagaimana Strategi Perang Semesta dilakukan di Indonesia, yakni Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, yang salah satu bukunya dijadikan rujukan oleh berbagai lembaga pendidikan di dunia dalam pelajaran terkait perang gerilya maupun anti gerilya (Turner, 2005).Â
Selain itu, terdapat beberapa peneliti yang kemudian menulis tentang Nasution dalam bentuk Artikel Jurnal, salah satunya adalah Military Strategy in the Indonesian Revolution: Nasution's Concept of 'Total People's War' in Theory and Practice (Cribb, 2001), atau dalam bentuk buku, diantaranya A.H. Nasution and Indonesia's Elites -- People's Resistance in the War of Independence and Postwar Politics (Turner, 2018).
Dalam bukunya Pokok-Pokok Gerilya, atau yang diartikan dalam bahasa Inggris sebagai Fundamentals of Guerrilla Warfare, Nasution menjabarkan secara rinci tentang bagaimana Indonesia menyelenggarakan Perang Semesta berdasarkan pengalamannya ketika terlibat dalam Perang mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia pada periode waktu 1945-1949 (Nasution, 1965). Â
Oleh karena buku ini kemudian menjadi salah satu buku yang paling banyak dijadikan referensi dalam memahami tentang perang Gerilya, maka sudah selayaknya apabila dilakukan pengkajian lebih lanjut tentang apa yang terkandung dalam buku ini dan juga segala hal yang terkait, untuk dapat lebih memahami bagaimana strategi perang semesta yang diterapkan oleh Indonesia.
Ringkasan Buku
Selintas tentang Buku Fundamentals of Guerrilla Warfare.
Buku "Fundamentals of Guerrilla Warfare" merupakan buku terbitan dari Frederick A. Praeger Publishers pada tahun 1965, yang merupakan terjemahan dari buku "Pokok-Pokok Gerilja" yang ditulis oleh Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution dan diterbitkan oleh PT. Pembimbing Masa pada tahun 1953. Buku setebal 324 halaman dibagi dalam 3 bab ini juga dilengkapi dengan berbagai berbagai lampiran dan juga skema pergerakan taktis dari pelaksanaan perang gerilya itu sendiri.