Mohon tunggu...
Kurniawan SYARIFUDDIN
Kurniawan SYARIFUDDIN Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Kebijakan Pertahanan dan Kerjasama Pertahanan Internasional

Pengamat kebijakan pertahanan dan kerjasama pertahanan internasional yang merupakan lulusan Universitas Pertahanan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mobilisasi Kekuatan Nasional dalam Perang Semesta: Studi Kasus Indonesia pada Penyelenggaraan Operasi Seroja 1975

6 Mei 2021   08:00 Diperbarui: 6 Mei 2021   07:59 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terjadinya revolusi yang juga dimotori oleh tentara yang berasal dari daerah jajahan Portugal di Afrika, yang mendorong Portugal akhirnya mengakhiri praktek kolonialnya sejalan dengan Resolusi PBB 1960 yang menyerukan dekonolisasi dan penentuan nasib sendiri bagi negara-negara yang dijajah. Hal ini juga berimbas kepada Timor Portugis, dengan diberikannya kesempatan kepada penduduk lokal untuk mendirikan partai-partai politik, dengan dua diantaranya merupakan partai dominan, yakni UDT yang lebih cenderung moderat dan Fretilin yang lebih condong ke komunis, seperti penguasa pemerintahan di Portugal saat itu (Khaerunisa, 2021).

Kekalahan Amerika Serikat di Vietnam.

Pada tingkat Regional, pada bulan April 1975 tentara Amerika Serikat baru saja meninggalkan kota Saigon/Ho Ci Minh, setelah terdesak oleh gerak maju pasukan Vietnam Utara dan Vietcong yang didukung oleh China dan Uni Sovyet yang komunis. Kekalahan di Vietnam dan juga berkuasanya Fretilin di Timor Portugis, semakin meningkatkan kekhawatiran Amerika Serikat terhadap berkembangnya ideologi Komunis di kawasan Asia Pasifik. Selain itu letak geograsinya yang tepat di "Pintu Masuk" Australia, juga meningkatkan kekhawatiran bahwa Timor Portugis akan dijadikan pangkalan aju Uni Sovyet untuk melakukan serangan (Khaerunisa, 2020).

Hal inilah yang menyebabkan Amerika Serikat, Inggris maupun Australia kemudian mendukung Indonesia untuk melakukan invasi ke Timor Portugis dengan memberikan bantuan secara tidak langsung melalui pemberian pelatihan dan juga persenjataan modern (PRMN, 2020). Amerika Serikat tidak dapat memberikan bantuan secara langsung, oleh karena saat itu Timor Portugis masih dalam kekuasaan Portugal yang juga anggota NATO dan terikat perjanjian untuk tidak saling menyerang.

Pertikaian Politik di Timor Portugis dan Periode awal Orde Baru.

Sementara di lingkup Nasional di Timor Portugis, sejak diberinya kesempatan penduduk lokal mendirikan partai politik, terjadi persaingan antara UDT yang pro Portugal dan Fretilin yang pro Kemerdekaan. Upaya untuk melakukan Dekolonialisasi diselenggarakan dengan mulai mengalihkan kegiatan administrasi maupun pengamanan oleh pemerintah Portugal kepada Fretilin yang lebih memiliki kedekatan ideologis. Hal ini menyebabkan UDT berupaya melakukan kudeta, akan tetapi mengalami kegagalan, sehingga kemudian melarikan diri menyeberangi perbatasan masuk ke wilayah Nusa Tenggara Timur di Indonesia (Fernandes, 2005).

Sementara itu, Indonesia yang sedang mengawali program pembangunan di zaman Orde Baru dibawah pimpinan Soeharto, berupaya untuk mencegah upaya Timor Portugis untuk merdeka. Hal ini disebabkan timbulnya gelombang keinginan untuk merdeka untuk beberapa wilayah yang berada di kawasan timur Indonesia. Selain itu Indonesia, seperti halnya Amerika Serikat, khawatir akan berkembangnya kembali ideologi Komunis yang baru saja melakukan percobaab kudeta pada tahun 1965 (VOI, 2019).

Operasi Seroja.

Operasi Seroja adalah operasi militer berskala besar yang pernah dilakukan oleh Indonesia secara ofensif ke wilayah Timor Portugis dalam rangka mengintegrasikan dalam pemerintahan Indonesia. Pertempuran diawali pada tanggal 7 Desember melalui serangan kapal perang yang membombardir kota Dili, sementara kapal yang membawa pasukan melakukan pendaratan di kota. Sementara itu 641 Pasukan terjun payung Indonesia dari Yonif Linud Kostrad dan Kopassus melakukan penerjunan ke kota Dili, di mana mereka terlibat dalam enam jam pertempuran dengan kelompok bersenjata Falintil, yang merupakan sayap paramiliter di bawah Fretilin. Pasukan Indonesia kemudian berhasil merebut kota, sementara Falintil terpukul mundur dan lari menuju pegunungan di pedalaman.Pada tanggal 10 Desember dilancarkan serangan lintas udara kedua dan berhasil menguasai kota terbesar kedua Baucau dan pada Hari Natal sekitar 10.000 hingga 15.000 tentara telah mendarat (Wikipedia, 2021b).

Selain dilakukan operasi terbuka berupa operasi lintas udara dan pendaratan Amfibi, sebelumnya telah dilakukna operasi sandi yudha dengan melibatkan pasukan dari Kopassandha yang bergerak melalui perbatasan darat antara NTT dan Timor Portugis. Operasi sandi yudha tidak saja melakukan operasi intelijen jauh di wilayah lawan, tetapi juga melakukan serangan terbuka ke daerah-daerah yang dikuasai oleh Fretilin dengan Falintilnya, seperti Balibo dan sebagainya (Arifian & Sumarno, 2018). Operasi Seroja terus berlanjut sampai dengan tahun 1979, walaupun secara resmi Timor Timur telah menjadi provinsi ke 27 Indonesia pada bulan Juli 1976 (UU RI No. 7 Tahun 1976 Tentang Pengesahan Penyatuan Timor-Timur Ke Dalam NKRI Dan Pembentukan Propinsi Daerah Tkt I Timor Timur, 1976).

Mobilisasi Elemen Kekuatan Nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun