Mohon tunggu...
Kurnia Dewi
Kurnia Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - IRT

Semua untuk Allah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tahun 2023 Indonesia Menuju Identitas Politik Islam

8 Januari 2023   11:27 Diperbarui: 8 Januari 2023   11:34 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sehingga sebuah tindakan yang wajar ketika umat Islam menunjukkan identitas keislamannya. Bahkan memperjuangkan apa yang menjadi keharusan bagi setiap pemeluk agama Islam yang tertuang dalam syari'at Islam, termasuk memperjuangkan kebangkitan Islam sebagai solusi hakiki pemberantasan problematika umat. 

Namun hal ini rupanya dijadikan para elite politik untuk menyerang Islam karena mereka tidak menghendaki kebangkitan Islam, sehingga berupaya mengulurnya. Membenturkan Islam dengan masyarakat terutama pemuda. Mengakibatkan berbagai serangan kepada Islam, pemeluk Islam dan pengemban dakwah Islam. 

Setidaknya ada tiga jenis serangan; 1) Serangan berupa kekerasan fisik seperti pembunuhan, 2) Serangan berupa kekerasan simbolik pada simbol-simbol Islam, seperti tudingan radikal bagi muslim yang mengenakan pakaian sesuai syari'at Islam, 3) Serangan struktural melalui berbagai kebijakan yang menghalangi penerapan aturan Islam, seperti penciptaan aliran Islam Moderat (sekularisme) yang menyekap aturan Islam hanya sebatas pada aturan ibadah ritual saja. Para elite politik mengusung berbagai konsep pembentukan Islam moderat yang sebenarnya adalah wujud phobia terhadap syari'at. Mereka menjalankan ini dengan memanfaatkan para pemuda dengan potensi mereka. 

Diantaranya mengangkat para pemuda sebagai buzzer yang menyerang Islam, mengadakan 'camp-camp' penanaman sekularisme dan mengangkat para pemuda sebagai duta program sekularisme. Potensi besar pemuda sebagai agen perubahan telah dibajak dan dialihkan pada hal-hal yang menyalahi fitrah manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang wajib tunduk pada aturan Allah. Yang tentunya pembajakan ini mengarah pada Islamophobia dan kehancuran. 

Hal ini membuktikan bahwasannya kita memerlukan perubahan hakiki yang mampu mengubah kondisi masyarakat yang terpuruk menjadi masyarakat yang sejahtera. Dan tidak ada jalan lain selain dengan menerapkan syari'at Islam di semua lini yang mengacu pada Islamisasi politik. Yang tentunya memerlukan peran politis dari pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.

Hanya saja, perubahan arah politik ini metodenya haruslah sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Yang mana konsep dari sistem pemerintahan Islam ini berbeda dengan Barat. Konsep pemerintahan Barat berorientasi pada penjajahan, pengerukan SDA dan SDM demi keperluan kegiatan ekonomi. 

Sedangkan Islam justru dalam rangka mendakwahkan kemuliaan ajaran Islam dan melindungi semua warga negaranya, baik muslim maupun non-muslim. Islam memberikan jaminan keamanan, lapangan kerja dan pendidikan. Will Durant (dalam The Story of Civilization, 4/227) mengatakan, "Para khalifah telah berhasil memberikan perlindungan yang ideal terhadap kehidupan dan tenaga kerja; senantiasa membuka peluang bagi setiap bakat; menciptakan kemakmuran selama tiga sampai enam abad di wilayah yang dulunya tidak begitu makmur; mendorong dan mendukung perkembangan pendidikan, sastra, sains, filsafat dan seni hingga membuat Asia Barat selama lima abad, menjadi wilayah paling beradab di dunia". 

Maka, di tahun 2023 ini, marilah umat Islam melangkah bersama-sama bersatu, meruntuhkan tembok yang menyekat-nyekat umat Islam, serta mengokohkan barisan untuk memperjuangkan kembalinya peradaban Islam yang gemilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun