Padahal di posisi tengah, Barcelona masih punya De Jong, yang lebih berpengalaman di Pentas Eropa. Dan juga ada Franck Kessie, musim lalu menjadi tulang punggung skuad AC Milan, tentu tahu betul kekuatan Inter Milan. Tapi dua pemain ini hanya dijadikan pelapis. Xavi terlalu jatuh cinta dengan gelandang Spanyolnya. Perjudian itu pun harus dibayar mahal dengan kekalahan dan hasil imbang melawan Inter Milan.
Badai Cedera Menjadi Batu Sandungan Barca
Hasil buruk dialami Barcelona atas Inter Milan, juga ditentukan faktor eksternal lainnya; cederanya beberapa pemain penting. Terutama yang berposisi sebagai pertahanan. Jeda Internasional kemarin, membuat Ronald Araujo dan Jules Kounde menderita cedera. Semakin diperparah lagi dengan cederanya Cristensen. Stok pertahanan tampak kian menipis. Alhasil Barcelona tidak punya pilihan banyak selain menurunkan bek uzur macam Pique berduet dengan Eric Garcia.
Ini menjadi kelemahan Barcelona di laga melawan Inter Milan. Inter Milan yang hanya bermain pragmatis, praktis hanya mengandalkan serangan balik, cukup merepotkan lini pertahanan Barcelona. Beberapa kali Ter Stegen harus berjibaku menghalau bola yang mengarah ke gawangnya. Inter Milan tahu betul memanfaatkan keroposnya pertahanan Barcelona.
Gol pertama, Pique hanya bisa plonga-plongo tak mampu meredam pergerakan Barella dengan jebakan offside. Pun di gol kedua, Garcia kalah duel dengan Martinez. Gol ketiga Inter Milan yang dilesatkan Gosens semakin menegaskan satu sisi kelemahan Barcelona, lawan begitu mudah mengkreasikan gol dengan skema serangan balik cepat.
Hasil imbang ini, bukannya membuat Barcelona semakin dekat lolos ke fase gugur, malah tampak kian jauh dan terjal. Barcelona hanya menyisakan dua laga sisa. Praktis hanya Bayern Munchen lawan yang sulit. Andai Barcelona bisa mengunci dua kemenangan atas Bayern Munchen dan Viktoria Plzen, ini masih belum cukup membuat Barcelona otomatis lolos. Mesti melihat juga hasil yang diraih Inter Milan di laga sisanya.
Bila Inter Milan meraih satu kemenangan dari dua laga itu. Katakanlah kalah lawan Bayern Munchen dan menang saat menghadapi Viktoria Plzen, sementara di saat yang sama Barcelona menyapu bersih dua laga sisanya dengan kemenangan. Jika skenario ini terjadi, maka keadaan Inter Milan dan Barcelona sama-sama punya poin 10. Tapi yang berhak lolos sesuai regulasi yang ada, tetaplah Inter Milan yang menang head to head atas Barcelona.
Lalau bagaimana skenarionya agar Barcelona bisa lolos dari fase grup? Barcelona wajib menang dari dua pertandingan, dan berharap Inter Milan kalah atau imbang di dua laga sisanya. Apakah itu mudah? Tentu tidak. Ingin lolos tapi berharap tim lain terjegal, itu naif. Sudahlah, Barca! Kibarkan saja bendera putih, coba lagi musim depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H