Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sudahlah, Barca! Kibarkan Saja Bendera Putih

13 Oktober 2022   11:34 Diperbarui: 13 Oktober 2022   11:38 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertandingan di  Spotify Camp Nou dini hari tadi, pendekatan yang dilakukan Barcelona tidak jauh beda. Barcelona memegang kendali permainan, sejak menit awal proaktif, sedangkan Inter Milan rekatif, bermain menunggu, membiarkan Barcelona menguasai bola. Yang membedakan laga ini, Barcelona bisa membobol gawang Inter Milan sampai tiga kali, walaupun juga harus kebobolan tiga gol.

Bagaimana Barcelona bisa mencuri gol dari Inter Milan, itu tidak bisa dilepaskan dari pemeran pemain sayapnya. Gol pertama yang dicetak Dembele, diinisiasi dengan pergerakan Rafinha sebelum memberikan umpan ke Roberto yang diteruskan ke Dembele. 

Gol kedua tercipta kurang lebih sama, kali ini Ansu Fati dari sisi kanan pertahanan Inter Milan menjadi penyuplai ke dalam kotak pinalti. Heading Lewandowski sebenarnya sempat disapu oleh Milan Skrniar namun tak sempurna. Bola kembali jatuh ke kaki Lewandowski, sekali sambaran sempat mengalami deflect, membuat kiper Inter terkecoh.

Gol ketiga sedikit berbeda, tapi bukan gol yang tercipta dari skema lini tengah yang mengeliminasi pertahan lawan. Ini murni keakuratan umpan silang Garcia yang berada di halfspace kanan, menemukan Lewandowski yang tak terkawal sehingga headingnya bisa menjadi gol penyama kedudukan.

Bisa dikatakan taktik menyerang Xavi selama menakhodai Barcelona itu terlalu monoton. Seperti tidak tahu lagi harus menyerang seperti apa selain mengandalkan pergerakan di area flank lawan, terutama saat menghadapi lawan yang bermain bertahan. 

Pun untuk mencuri gol dari lawan melalui melalui skema set piece, begitu sukar dilakukan Barcelona. Seakan Xavi tak punya rencana mencetak gol lewat bola-bola mati.

Perbendaharaan taktik serangan Barcelona kurang memadai untuk bisa berbicara banyak di laga-laga akbar. Buntu di satu titik sayap, serangan bergeser ke titik sayap lain. 

Kedua-duanya buntu, di situ Barcelona akan kesulitan mencuri gol. Terbukti saat kalah lawan Bayern Munchen dan Inter Milan (pertandingan pertama), Barcelona tak berhasil memperoleh gol.

Pun untuk mencuri gol dari lawan melalui melalui skema set piece, begitu sukar dilakukan Barcelona. Seakan Xavi tak punya rencana mencetak gol lewat bola-bola mati.

Barcelona di bawah asuhan Xavi, kita tidak melihat Barcelona yang punya ragam taktik menyerang sebagaimana ketika Xavi masih menjadi pemain. Gol tercipta dari pergerakan area center itu mudah diperoleh. Tapi itu juga tidak terlepas dari komposisi pemain di lini tengah waktu itu terbilang mewah. Adapun sekarang, sektor gelandang yang selalu dipercaya Xavi untuk menjadi starter, terlalu minim kreativitas.

Ini yang perlu disoroti juga, pemilihan pemain yang diturunkan sebagai starter terlalu Spanyol sentris. Terutama di lini tengah, dua kali menghadapi Inter Milan, Xavi terlalu percaya dengan gelandang trio Spanyol, Pedri, Busquet dan Gavi. Dari aspek fisikal mereka sudah kalah dengan gelandang yang dimiliki Inter Milan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun