18. Lanangku, pesanmu hanya satu untuk sudi menerima menantu dan cucuku. Aku tidak harus terus-terusan menuruti egoku. Setelah kupikir-pikir, memang baiknya aku mengindahkan seruanmu itu. Untuk kali pertama aku akan menemui mereka. Jika mereka berkenan aku ingin hidup bersamanya, hingga kau terbebas dari hukuman.
19. Setan betul-betul menguasaiku. Aku bisa menerima istriku adalah bekas pelacur. Tapi aku tidak bisa membenarkan bahwa kau sendiri ternyata sering menganggahi istriku ketika masih pelacur. Setelah aku menikah dengannya, bisik-bisik dari orang-orang kerap terdengar bahwa kau pernah menjadi pelanggan setia istriku. Aku meminta pada istriku untuk membeberkan semuanya. Dia mengakui itu. Aku benar-benar cemburu, aku sangat mencintainya. Maka kudatangilah rumahmu. Setan bersemayam dalam diriku. Aku membacokmu berkali-kali. Di dalam bui ini baru aku menyesal.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H