Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Darlan Bukan Dilan 1990

28 Januari 2018   06:42 Diperbarui: 28 Januari 2018   08:12 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Aku sudah baca novelnya. Aku senang dan suka." 

"Kamu sudah baca tiga-tiganya?" Tanyaku. Aku benar-benar bahagia mendengarnya.

"Iya," Dahlia masih mempertahankan senyumnya.

"Hanya satu malam?"

"Iya hanya satu malam,"

"Kamu tidak tidur?"

"Iya aku tidak tidur,"

"Terus?"

"Novelnya bagus, terima kasih ya! Aku mau bilang kita tidak jadi putus," katanya memeluk erat perutku di atas motor. 

***

Dahlia memang membatalkan rencana busuknya itu. Tapi dia bukan Dahlia yang dulu lagi. Aku menyadari dirinya begitu terobsesi dengan tokoh dalam novel yang telah ia baca. Roh dalam novel itu telah merasuki kehidupannya. Katanya, "Cerita yang baik adalah cerita yang memiliki roh. Dan, novel itu tidak hanya memiliki roh tapi telah merasukiku." Dahlia seolah-olah berada dalam pusaran hidup Dilan. Ia menjelma menjadi Milea. Aku dituntut menjadi Dilan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun