Keadaan ekonomi keluarga pun terpuruk waktu itu. Ingin kuliah tapi tidak punya biaya. Persetujuan dengan Bupati omong kosong belaka. Alhasil Komar gagal melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Ia menganggur hingga menerima ajakan untuk jadi kuli. Seakan tidak ada artinya prestasi yang mati-matian ia raih selama masih sekolah, jika melihat keadaan dirinya sekarang hanya sebagai kuli.
 Komar, sang mantan juara olimpiade fisika tingkat provinsi, bahkan namanya tercantum pada jajaran sepuluh besar nasional, menyudahi lamunannya. Tenaganya pun kembali pulih, keringatnya sudah kering. Topi ia lekatkan pada kepalanya. Berjalan ke arah temannya sedang asyik mengaduk semen. Ia menyadari tidak seharusnya memikirkan persetujuan dengan Bupati lagi. Toh, saking terobsesinya persetujuan dengan Bupati, pada akhirnya ia menjadi kuli. Persetujuan macam apa ini? Komar membatin.***  Â