"Pada masa sekarang, padepokan bisa juga berada di tengah pemukiman yang ramai dan area perkotaan.Namun demikian suasana tenang, nyaman dan ber etika tetap dikondisikan.Maka tidak jarang sebuah padepokan dikemas sebagai lingkungan tertutup yang dikelilingi pagar beserta gapura-gapura. Konon yang diajarkan di dalam padepokan  tidak sebatas pada kesenian, melainkan meliputi anasir kebudayaan lain seperti kebahasaan, pengetahuan, teknologi, organisasi sosial dan pemerintahan, keagamaan serta sistem mata pencaharian".  Â
Sejumlah karya tari dan seni pertunjukkan telah ditorehkannya: Tari Pecut, tari Buruh Pelabuhan, tari Kampung Laut (1969), tari Kuda Lumping, tari Petik Apel, Fragmen Kepompong (1970), Fragmen Kancil Nyolong Timun (1972), tari Golekan Kayu (1975), Fragmen Sebelum Kematian Sesudah Kematian (1976), tari Layang-layang (1977), tari Balada Gamang (1987), Fragmen Nyai Puthut (2009), Pelatihan Masal Tari Grebeg Jawa (2016), tari Persembahan Murwokolo (2017), dolanan Nyai Puthut & Bambu Gila, Pendamping Sanggar Tari Renaissance di Karangkates, Sumberpucung Kabupaten Malang.
Sejumlah pengalaman berkesenian pun telah dilakoninya: Lesbumi Pencak Silat (1960), pelatih tari (1970-1989), penggagas dari tari Beskalan & Bapang ( 1980), pakaian Malangan (1981), Ruang Berkesenian Indrokilo (1982), Gedung Balai Kesenian Batu (1981), Koordinator tari masal (era Walikota Malang Ebes Soegiyono).
Dalam perhelatan Workshop Kebudayaan dan Pembinaan Pelaku Ekonomi Kreatif di Hotel Atria Malang tanggal 8 Februari 2018, Pak Yongki Irawan mendapat Penghargaan Anugerah Budaya Malangkucecwaradari Pemerintah Kota Malang sebagai Seniman Tari. Penghargaan diberikan kepada Pak Yongki Irawan atas dedikasi, integritas dan pengabdian tanpa batas yang telah diberikan dalam pemajuan dunia seni budaya di Kota Malang.
Sejak diresmikan dan banyak dipublikasikan oleh media cetak, online, tv, maupun lewat gethok tular, Kampung Djanti Padhepokan banyak mendapat kunjungan. Antara lain: Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Malang, mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang, SMA Lab Malang,  mahasiswa STIKOM Surabaya, sekolah-sekolah dasar di sekitar Kampung Djanti Padhepokan  (SDN Bandungrejosari, SDN Sukun).
Seratus siswa SMA, guru pendamping dan pegawai Dinas Pendidikan  dari 3 propinsi (Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I Yogjakarta)  bersama Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I.Yogjakarta juga berkunjung ke Kampung Djanti Padhepokan  (5/4/2018). Program Jejak Tradisi Budaya Daerah 2018 mengusung tema Menjunjung Tinggi Toleransi Dalam Kebhinnekaan.
Selama empat jam, Pak Yongki Irawan berbagi ilmu tentang Pencak & Bantengan, Misteri Nyai Puthut, Pring Edan (Bambu Gila) dan membuat topeng malang dari bubur kertas. Seluruh peserta yang hadir sangat antusias mengikuti kegiatan hingga tuntas.
Kampung Djanti Padhepokan memiliki misi:
-Menguatkan pendidikan karakter bagi generasi muda