Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nyanyian Perdamaian dari Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban

12 Januari 2018   11:36 Diperbarui: 12 Januari 2018   11:43 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu kehormatan sekali bagi kita umat Khonghucu dan saya sangat mengapresiasi kegiatan live in ini karena dengan diadakannya kegiatan ini dapat lebih mengenal tentang agama Khonghucu khususnya dan mengenal sejarah-sejarah yang berada di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban pada umumnya," Maria Listra Fransisca dan Piony, muda mudi yang bekerja di sekretariat Khonghucu Tuban.

"Acara Live in di Klenteng Tuban menambah pengetahuan keragaman kepercayaan di Indonesia. Saya mulai mengerti tentang Ajaran Khonghucu. Pemateri menjelaskan dengan baik, sehingga memudahkan saya mengenal Ajaran tersebut. Makan yang disediakan saya rasa enak. Tempat tidur cukup nyaman. Kamar mandi nyaman. Perjalanan menyenangkan dengan didukung kendaraan dan sopir yang baik.

Sedikit masukan untuk panitia.Peserta acara masih di dominasi jemaat dewasa, mungkin sebaiknya target acara selanjutnya 70% jemaat muda, 30% jemaat dewasa. Hal ini dimaksudkan agar pemuda GKI lebih banyak belajar karena nantinya pemuda lah yang melanjutkan pelayanan jemaat dewasa. Saya senang mengikuti Live in di Klenteng Tuban. Harapan saya acara kedepannya lebih seru lagi," Notya Teguh Pratomo, jemaat GKI Bromo.

Ibu Lily Wibisono, jemaat GKI Diponegoro Surabaya telah 5 kali mengikuti Live in, menuturkan kesannya. "Dari beberapa acara live in yang pernah saya ikuti, di Tuban kali ini saya rasa dapat belajar paling banyak. Sebelum ini, pengetahuan saya tentang Konghucu amat minim. Mungkin karena pembicara utama, Bapak Bratayana Ongkowijaya, adalah seorang guru besar/cendekiawan agama Konghucu, sehingga beliau dapat membawakan materinya dengan baik dan jelas meskipun waktunya singkat. 

Saya juga baru tahu bahwa pengikut Konghucu rutin melaksanakan ibadah dengan ritual tertentu, dengan nyanyian bahkan paduan suara termasuk dalam rangkaian ibadah tersebut. 

Salah satu "plus point'" lain, adalah bahwa teman-teman dari kelenteng Kwan Sing Bio terasa amat ramah dan mau berbaur dengan rombongan GKI. Baru pertama kali juga dalam kegiatan live in ada sesi belajar menulis artikel dengan baik.

Selain belajar mengenal agama lain, manfaat yang tak kalah penting dari acara live in tentunya kesempatan untuk berkenalan dengan anggota-anggota GKI lain, dan makin akrab dengan yang sudah pernah bersama mengikuti live in ataupun acara Departemen Oikmas GKI Klasis Madiun yang lain."

Dokumentasi Bapak Purnowo Junarso
Dokumentasi Bapak Purnowo Junarso
NYANYIAN PERDAMAIAN

Nyanyikan lagu tentang cinta/nyanyikan lagu tentang damai/nyanyikan lagu tentang kasih saying/saling menghormati antar umat beragama/mari ciptakan kedamaian dunia/Walau berbeda suku bangsa/dan berbagai macam agama/bagai taman Bhinneka Tunggal Ika/tetaplah berkasih saying di dalam kehidupan/surge neraka urusan Tuhan/Islam cinta kedamaian/Kristen penuh kasih saying/Khonghucu sabar pengertian/Hindu suka ketentraman/Budha sumber kebajikan/Mari kita hidup berdampingan/Bicara lintas agama di taman hati yang indah/Pancasila perekat hidup bangsa/pancasila dasar Negara/falsafah hidup bangsa/damailah negeriku/Indonesia Jaya

Lagu Nyanyian Perdamaian karya KH DR.Nurul Arifin Husein, MBA dilantunkan dengan syahdu di ruang Lithang Konfusian oleh Meilia, Tara, Piony, Nandha, Erni, Ninie, Liong, Benny, Yudi, Ary, Yongsen. Mereka muda mudi Khonghucu dari Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban dan Tjoe Ling Kiong, Tuban. Seluruh umat yang hadir pun turut bernyanyi bersama.(Jumat, 3/11/2017)

"Lagu Nyanyian Perdamaian karya Gus Nuril kami pilih setelah kami para pemuda berdiskusi bersama dengan Bapak Wawan, Bapak Liu Pramono, dan Xue Shi Antonious," kata Tara, salah satu muda mudi Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun