Menurut teori peluruhan, proses metabolisme terjadi dari waktu ke waktu yang menyebabkan engram atau jejak-jejak meori terdegradasi/rusak, kecuali jika dipertahankan dengan pengulangan dan latihan (Gross, 2019: 295). Gagasan teori peluruhan sesuai dengan pandangan akal sehat bahwa lupa terjadi karena memori terlalu lama disimpan. Â Â Teori peluruhan membantu menjelaskan kehilangan memori karena berlalunya waktu namun, kelemahan utama dari teori ini adalah bahwa teori tersebut gagal menjelaskan ketidakrataan memori yang membusuk dari waktu ke waktu (Nevid, 2018: 224).
2. Penyebab Lupa Menurut Teori Interferensi
Teori interferensi (interference theory) menyatakan bahwa orang melupakan informasi karena adanya persaingan antar materi memori (Weiten (2017: Â 241). Meskipun sebagian besar memori jangka panjang dapat tersimpan relatif permanen di otak, namun materi itu mungkin tidak selalu dapat diakses untuk upaya pengambilan karena materi memori yang lain mengganggu keluarnya materi memori yang sedang diperlukan.Â
Dalam banyak penelitian, peneliti telah mengendalikan interferensi dengan memvariasikan kesamaan antara materi asli yang diberikan kepada subjek (bahan tes) dan materi yang dipelajari dalam periode intervensi. Interferensi dianggap paling besar ketika bahan intervensi paling mirip dengan bahan uji (Weiten (2017: Â 241).Â
Dalam kasus ingatan jangka panjang, interferensi dapat datang dari dua "arah" yang berbeda, yang disebut interferensi retroaktif dan interferensi proaktif (Ciccarelli & White, 2015: 248).
- Interferensi retroaktif terjadi ketika informasi yang lebih baru (materi yang baru dipelajari) mengganggu pengambilan informasi lama (materi yang telah dipelajari sebelumnya). Â Misalnya, seorang mahasiswa lupa materi ujian Metodologi Penelitian karena terinferensi oleh materi yang dipelajari kemudian, yaitu Psikologi Pendidikan.
- Interferensi proaktif terjadi sebaliknya, ketika materi yang dipelajari sebelumnya mengganggu pengambilan materi yang baru dipelajari. Misalnya, seorang mahasiswa lupa materi ujian Metodologi Penelitian karena terinferensi oleh materi Psikologi Pendidikan yang dipelajari sebelumnya.
3. Penyebab Lupa Menurut Teori Perpindahan
Dalam sistem memori jangka pendek yang berkapasitas terbatas, peristiwa lupa bisa terjadi melalui perpindahan materi memori. Menurut teori perpindahan (displacement theory), ketika sistem memori 'penuh', materi memori yang lama akan tergeser ('didorong keluar') oleh materi memori baru yang masuk (Gross, 2019: 296). Misalnya, ketika seseorang mau menemui temannya untuk menyampaikan suatu informasi. Setelah bertemu, diawali dengan basi-basi keduanya mengobrol tentang banyak hal dan setelah itu mereka berpisah dan dia lupa untuk menyampaikan informasi kepada temannya.Â
E. Strategi Memori: Upaya Meminimalkan Lupa
Bahwa memori memiliki peran sangat urgen dalam kehidupan. Betapa berat masalah kehidupan yang dihadapi Clive Wearing dan juga Henry Gustav Molaison karena tidak berfungsinya sistem memori mereka secara normal.Â
Bagi manusia kebanyakan, lupa merupakan peristiwa alami yang dapat dialami oleh siapa saja. Bahwa melupakan sesuatu adalah adaptif. Namun demikian memori yang baik, memori yang dapat menyimpan materi dalam jumlah relatif banyak, tersimpan dengan baik, dan mudah diambil ketika diperlukan sangat diperlukan terutama berkenaan dengan tugas-tugas tertentu yang memerlukan daya ingat yang baik. Pertanyaannya adalah: Dengan jalan bagaimana memori dapat ditingkatkan? Berkenaan dengan pertanyaan tersebut, Coon dan Mitterer (2010: 276-277), mengusulkan peningkatan daya ingat melalui strategi memori yang terdiri dari: strategi pengkodean (encoding strategies), Â strategi pengambilan (retrieval strategies), dan mnemonics.
1. Strategi Pengkodean