Mohon tunggu...
Sekundus Septo Pigang Ton
Sekundus Septo Pigang Ton Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

SEORANG MUSIKAL

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Perkuliahan dan Solusinya

4 April 2022   22:04 Diperbarui: 6 April 2022   11:53 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image capresearch.unissula.ac.id tion

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP 

PERKULIAHAN DAN SOLUSINYA

 

SEKUNDUS SEPTO PIGANG TON, CP

Fokus studi ini ialah meneliti mengenai dampak negatif dan positif dari pandemi covid-19 terhadap perkuliahan. Pengetahuan merupakan bekal untuk hidup masa depan bangsa Indonesia. Pada tahun 2019 dunia digoncangkan dengan pandemi virus covid-19. Metode dalam pembahasan ini ialah mengenai analisis kritis tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap perkuliahan dan bagaimana solusi untuk memutuskan rantai penyebaran virus tersebut. Kasus penyebaran virus dalam beberapa bulan terakhir ini mengalami peningkatan khususnya di negara Indonesia. Sampai saat ini pandemi virus covid-19 belum berakhir. Dalam Setiap program kerja di berbagai bidang seperti ekonomi menjadi lambat dalam pelaksanaannya. Relasi antara sesama umat beragama untuk menjalin hidup menjadi terbatas. Dan bukan hanya itu, proses pekuliahan menjadi kurang lancar banyak kendala. Perubahan belajar tatap muka menjadi sistem pembelajaran online menggunakan media virtual. Pendidikan yang merupakan cara satu-satunya untuk mencerdaskan bangsa tidak berjalan secara efektif. Meskipun perkuliahan menggunakan daring juga memiliki dampak positif, seprti mahasiswa lebih mendiri dan mengurangi biaya pengeluaran, tetapi dampak negatif tentu sangat merugikan seperti pendidikan kurang bermutu mental instan dan etika komunikasinya yang buruk. Sehingga solusinya untuk meningkatkan intelektual, mahasiswa harus memiliki waktu belajar dan harus bersikap kreatif yang bisa meningkatkan kualitas diri. Diharapkan supaya mentaati protokol kesehatan agar bisa mencega penyebaran virus covid-19.

Kata Kunci: Covid-19, Perkuliahan Online, Relasi, Etika, Upaya mengatasi.

  • Pengantar

Hidup manusia tidak terlepas dari setiap kebutuhan. Hal ini tiada lain untuk mengisi kelangsungan hidup itu sendiri. Untuk memperoleh kebutuhan yang secukupnya, tentu setiap orang harus memiliki skille atau kemampuan agar bisa mendapatakan segala sesuatu. Sudah tiga tahun berlangsung sejak tahun 2019, Indonesia masih mengalami pergumulan melawan virus Covid-19, yang tak henti-hentinya memakan banyak korban dan menimbulkan masalah di berbagai bidang. Apa itu covid-19? Covid-19 merupakan kasus serupa dengan pneumonia yang tidak diketahui di Wuhan, China (Lee, 2020). Kasus tersebut diakibatkan oleh virus corona atau yang dikenal dengan COVID-19 (Corona Virus Desese-2019). Karakteristik virus ini adalah kecepatan penyebaran yang tinggi.[1] Berdasarkan data dari WHO diperoleh COVID-19 telah menyebar menjadi pandemi global.  Bukan hanya Indonesia tetapi seluruh dunia juga mengalami hal yang sama. Coronavirus atau Covid-19 termasuk dalam genus betacoronavirus, hasil anasilis menunjukkan adanya kemiripan dengan SARS.(10). Pada kasus Covid-19, trenggiling diduga sebagai perantaranya karena genomnya mirip dengan coronavirus pada kelelawar (90,5%) dan SARS-CoV2 (91%).(10).[2] Hasil survey yang sudah terkena virus telah mencapai sebanyak 7.775 orang di Indonesia dan yang dinyatakan sembuh ialah sebanyak 960 orang ada juga yang meninggal sebanyak 647 orang.[3]

 

 

  • Dewasa ini, pendidikan adalah salah satu sarana yang tepat untuk mengasah keterampilan dan kemampuan agar dapat meningkatkan potensi peserta didik dan menjadi manusia bijaksana demi kepentingan masyarakat bangsa dan negara. Perkuliahan merupakan proses pendidikan untuk mendapat pengetahuan, melatih kerja mental dan keterampilan yang berkecimpung di berbagai bidang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Selain mendapatkan pengetahuan, perkuliahan juga membina relasi antara sesama agar bisa menghayati nilai kebhinekaan.
  •  

  •  
  • Pandemi ini menyebabkan manusia merasa ketakutan dalam menjalani berbagai kegiatan dan hanya tinggal di dalam lingkungan tertutup. Tidak pernah menyangka bahwa sampai saat ini, covid-19 belum bisa diatasi secara semaksimal mungkin untuk dilenyapkan dari hadapan manusia. Akibat yang timbul dari pandemi covid-19 ini, tidak hanya mengancam kesehatan manusia tetapi memberikan dampak di bidang kesehatan tersebut, pandemi covid-19 juga memberikan efek yang besar disegala aspek kehidupan[4] dan sangat berpengaruh dengan kehidupan lain seperti, pendidikan, ekonomi, relasi dan proses peribadatan. Penyebaran virus covid-19 ini sulit untuk diprediksi sehingga mempersulit juga untuk mengambil tindakan kebijakan ekonomi. Faktor ekonomi menjadi penyebab yang saat pandemi covid-19 ini karena aktivitas ekonomi juga berkurang bahkan terhenti.[5] Ketika ekonomi suatu negara mulai menurun maka mengakibatkan juga kemacetan di bidang lain misalnya pendidikan.
  •  

  •  
  • Pendidikan sebagai layanan yang diperuntukan bagi masyarakat tanpa melihat tingkat perbedaan usia, status sosial, ekonomi, agama, suku dan kondisi mental fisiknya yang mempunyai keinginan untuk menambah dan atau meningkatkan kompetensi atau mempelajari kompetensi baru untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.[6]
  •  

  •  
  • Pada saat ini virus Covid-19 telah masuk sampai pada dunia pendidikan dan pemerintah telah mengambil kebijakan mewajibkan pembelajaran diterapkan dengan pembelajaran dari rumah (PJJ), guru mengajar dari rumah dan perubahan pembelajaran tatap muka di sekolah untuk sementara waktu dihentikan, siswa diliburkan. Tidak hanya proses belajar dan mengajar saja yang terganggu, namun pelaksanaan kegiatan di sekolah juga berubah dan tidak lagi sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sebelumnya.[7]
  •  

  •  
  • Penyebaran covid-19 ini dapat terjadi ketika kontak langsung antara satu sama lain dan melalui cara tertentu yang tidak disadari setiap orang (berjabatan tangan, kerumunan, keringat, air liur dan sebagainya) sehingga pemerintah mengambil kebijakan untuk mencegah penyebaran covid-19 ini. Dengan cara social distancing, lock dowen. Kebijakan-kebijakan tersebut diambil karena pemerintah Indonesia sadar bahwa wabah COVID-19 merupakan bencana berskala nasional yang harus diselesaikan dengan cara yang luar biasa (extra-ordinary).[8] Untuk itu di berbagai tempat yang kemungkinan terjadi kontak fisik, interaksi langsung, kerumunan masa seperti sekolah, kampus, institut dan tempat umum lainya ditutup untuk sementara waktu agar memutuskan penyebaran virus covid-19. Adanya pelaksanaan pembelajaran online selama masa darurat Covid-19 ini tiada lain untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan kampus, maka aktivitas akademik di lingkungan tersebut dihentikan atau ditutup.[9]
  •  

  •  
  • Meskipun ini dikatakan ditutup bukan berarti setiap aktivitas belajar mengajar juga dihentikan, tetapi penutupan gedung secara fisik, dalam arti kegiatan belajar mengajar masih tetap berjalan dengan menggunakan media virtual. Menggunakan media virtual tentu memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif sangat membantu memudahkan para mahasiswa yaitu, bisa mengikuti proses perkuliahan dari rumah, dan mengurangi biaya taransportasi. Tetapi hal ini tentu sangat merugikan yaitu gangguan jaringan, yang mengakibatkan kemacetan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, dan mahasiswa merasa jenuh karena tidak memahami materi akibat gangguan jaringan tersebut. Tidak bisa mengenal satu sama lain, baik mahasiswa maupun dosen. Dari segi mutu, perkuliahan tatap muka secara langsung, lebih berkualitas dibandingkan dengan perkuliahan sistem zoom atau daring karena segala proses bergantung pada virtual. Tentu  komunikasi dengan sesama maupun antara mahasiswa dan dosen tidak berlangsung secara baik. Sehigga pada suatu ketika manusia yang kurang berelasi dengan sesamanya akan menjadi individu-individu yang bergerak dalam hidupnya sendiri.
  •  

  •  
  • Akibat virus covid-19, maka semua program pekerjaan tidak bisa dilaksanakan. Salah satunya di dunia pendidikan. Program pendidikan inilah yang merupakan masalah utama di masa pandemi ini. Untuk melatih mahasiswa, agar terjun ke lapangan tidak bisa dilaksanakan akibat dari pandemi covid-19 sampai saat ini masih belum berlalu. Pendidikan yang merupakan salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa dan melatih proses mental setiap pribadi tidak lagi dijalani dengan efektif. Sehingga menghasilkan penerus-penerus bangsa yang kurang berkualitas, bermental instan dan melahirkan pribadi yang mungkin hanya bisa berbicara mengenai teori tetapi belum bisa untuk menerapkanya dengan prektek lapangan.
  •  

  •  
  • Pemerintah mengambil tindakan untuk mecoba lockdown. Dan memang menurut kepala daerah itu wajib dilakukan. Kebijakan ini memang telah dijalani tetapi tidak sepenuhnya dikarenakan masih banyak masyarakat Indonesia yang bekerja di luar rumah.[10] Sehingga di wajibkan mematuhi protokol kesehatan. 

 

2. Covid-19

 

Pandemi covid-19 ini membuat dunia terpaksa, untuk memaknai tujuan hidup dan pembelajaran bagi keberadaan manusia itu sendiri. Selama ini sebelum adanya covid-19 manusia bekerja dengan tak henti-henti, untuk mengisi hidupnya supaya tetap bertahan. Masa depan yang cerah selalu ada dalam hati mereka. Namun ketika tersebarnya covid-19 memberikan krisis besar yang dihadapi dunia dan manusia. Manusia seolah-olah dipaksa berhenti dari aktivitas setiap hari. Hal inilah yang menyebabkan kemiskinan pada seluruh masyarakat. Garis kemiskinan adalah garis batas yang membedakan antara kelompok penduduk miskin dan tidak miskin. Garis ini menunjukkan sejumlah rupiah yang diperlukan oleh individu untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimumnya, baik kebutuhan makanan maupun non makanan.[11]

 

 

Dalam hal ini Indonesia memilik tantangan besar di berbagai bidang, seperti resiko yang terjadi di masa pandemi covid-19 dalam pelaksanaan pembangunan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung IGD RSUD Ajibarang diperoleh resiko yang tertinggi yang berarti resiko yang sangat terpengaruh. Manager perusahaan dan staf teknik memberi Pembatasan Jumlah Pekerja karena Mengakibatkan Keterlambatan Waktu dengan nilai IKR yaitu 0.418.[12]

 

 Bukan hanya kemiskinan yang menimpa masyarakat dan resiko di atas, tetapi terkhususnya dalam bidang pendidikan. Pandemi covid-19 ini memaksa agar pemerintah mengambil kebijakan social distancing atau sering digunakan dengan istilah pada saat ini ialah psical distancing menjaga jarak fisik, untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Kebijakan ini mencegah terjadinya penyebaran virus covid-19 di tengah masyarakat. Dampak sosial dan ekonomi yang melanda Indonesia akibat pandemi ini memaksa semua level pemerintahan baik pusat dan daerah untuk melakukan koreksi terhadap rencana pembangunan yang telah ditetapkan.[13]

 

Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan COVID-19 sebagai bencana nasional. Penetapan ini dinyatakan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional.[14] Virus tersebut awalnya menginfeksi hewan antara lain kelelawar dan unta. Virus Covid-19 ini sampai sekarang sudah di temukan vaksinnya, untuk mengatasinya tetapi belum memungkinkan untuk menghilangkan virus tersebut dari kehidupan manusia secara total. Sampai saat ini masih diupayakan untuk melakukan pencegahan dengan cara mentaati protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan memakai, hand sanitizer) untuk memutuskan penyebarannya. Virus ini bersifaat menular dan dengan cepat menyebar dari satu individu ke induvidu yang lain. 

 

Berdasarkan data yang ada di Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 7, No. 1 | Maret 2020 mengatakan bahwa, sudah ada penyakit komorbid hipertensi dan diabetes melitus, jenis kelamin laki-laki, dan perokok aktif merupakan faktor resiko dari infeksi SARS-CoV-2. Distribusi jenis kelamin yang lebih banyak pada laki-laki diduga terkait dengan prevalensi perokok aktif yang lebih tinggi. Pada perokok, hipertensi, dan diabetes melitus, diduga ada peningkatan ekspresi reseptor ACE2.41, 42 Diaz JH43 menduga pengguna penghambat ACE (ACE-I) atau angiotensin receptor blocker (ARB) berisiko mengalami COVID-19 yang lebih berat. Terkait dugaan ini, European Society of Cardiology (ESC) menegaskan bahwa belum ada bukti meyakinkan untuk menyimpulkan manfaat positif atau negatif obat golongan ACE-i atau ARB, sehingga pengguna kedua jenis obat ini sebaiknya tetap melanjutkan pengobatannya.[15]

 

Berdasarkan pernyataan di atas memungkinkan agar setiap orang yang tergolong perokok berat, terutama warga Indonesia dihimbau agar berhenti merokok karena dapat menyebabkan faktor resiko dari infeksi SARS CoV-2. Hal ini terduga oleh laki-laki karena prevelensi sebagai perokok aktif.

 

Langkah pencegahan di masyarakat adalah dengan menjaga kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor.[16] Untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan tidak mudah terkena virus covid-19, maka dari pihak kedokteran menyarankan supaya melakukan aktivitas yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh (berolahraga, menjaga kebersihan, istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi vitamin). Pemerintah secara proaktif mengajak warga negara untuk meningkatkan imunitas guna mempersiapkan kondisi tubuh untuk menghadapi virus Covid-19 ini. Berbagai sumber merilis upaya-upaya apa saja yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam memperbaiki daya tahan tubuh terhadap infeksi saluran napas.[17]

 

Melihat dari dampak dari virus covid-19 mengakibatkan kerugian besar maka, pemerintahan Indonesia sudah mengambil keputusan untuk memutuskan, penyebaran covid-19 di Indonesia, dengan himbauan kepada warga masyarakat untuk menyelesaikan segala persoalan mengenai pekerjaan di rumah. Dampaknya yang nyata adalah kehilangan nyawa atau kematian, penurunan dan pelambatan ekonomi (resesi) dan sosial, serta yang paling penting mengkhawatir dampak psikologis ialah perubahan perilaku pada masyarakat.[18]

 

Tetapi hal ini juga sangat berpengaruh pada bidang yang lain, misalnya di bidang pendidikan. Pendidikan adalah salah satu sarana untuk membentuk pribadi-pribadi yang unggul dan bertanggung jawab. Akibat pandemi Covid-19 ini masih terus berlangsung, maka pendidikan tidak bisa dijalani secara efektif.

 

  • Kuliahan online menggunakan media daring atau zoom

 

Melihat dari perubahan yang diakibatkan oleh covid-19, pandemi memberi dampak perubahan drastis di berbagai bidang seperti teknologi, ekonomi, dan salah satunya dalam bidang pendidikan. Dengan munculnya pandemi COVID-19 kegiatan belajar mengajar yang semula dilaksanakan di sekolah kini menjadi belajar di rumah melalui daring.[19] 

 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayan bertindak dalam mengambil kebijakan untuk melansungkan pendidikan dan pembelajaran dari rumah melalui media virtual (daring, zoom, google class room, youtube) dan media yang lainya. Tantangan bagi para penerus bangsa untuk mengenyam pendidikan di tengah pandemi ini sangat sulit dan menyebabkan pendidikan tersebut tidak bisa dilakukan secara efektif serta tatap muka secara langsung.

 

Saat ini segala sesuatu dipermudahkan untuk memperolehnya. Teknologi adalah alat-alat atau, mesin-mesin yang bekerja supaya lebih mepercepat, pekerjaan manusia untuk memproses dan menghasilkan sesuatu. Dengan adanya media virtual segalanya mengenai informasi bisa didapatkan dengan mudah.  Media virtual juga merupakan salah satu solusi, yang digunakan sebagai sarana pembelajaran di masa pandemi. Para mahasiswa di saat ini, meskipun di mana pun mereka berada, bisa mengkuti perkuliahan secara jarak jauh. Para dosen juga dipermudahkan untuk tidak perlu merepotkan diri ke kampus, materi untuk pelajaran dan tugas bisa dikirim melalui internet. Dalam waktu yang singkat setiap oarang bisa melihat lawan bicaranya, serta mendengarkan dengan jelas.

 

Menggunakan media virtual tentu memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif sangat membantu memudahkan para mahasiswa yaitu, bisa mengikuti proses perkuliahan dari rumah, dan dari jarak jauh. Dari media yang lain seperti E-learning, menurut Zhang & Zhu (2017) E-learning merupakan pembelajaran online yang nyaman digunakan baik dari model maupun kebaruan bentuknya yang berbasis teknologi terbaru yang memberikan dampak positif bagi pembelajaran modern,[20] dari model ini maka bisa mengurangi biaya taransportasi. Selain itu melalui youtube memberikan satu model pembelajaran yang baru dan meningkatkan kriativitas mahasiswa serta memicu untuk menganalisis lebih dalam. Tetapi hal ini tentu sangat merugikan yaitu gangguan jaringan, yang mengakibatkan kemacetan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, dan mahasiswa merasa jenuh karena tidak memahami materi akibat gangguan jaringan tersebut. Ada berbagai mahasiswa yang memiliki keterbatasan akan fasilitas untuk mendukung aktivitas belajar mengajar secara online. Ketut Sudarsana, Pusparani, Selasih, Juliantari, & Wayan Renawati (2019) yang menemukan sejumlah peluang dan tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan pendidikan.[21] Mesikipun banyaknya peluang tetapi tantangan juga ada antara lain tidak bisa mengenal satu dengan yang lain, baik mahasiswa maupun dosen. Ada kerugian mendasar bagi murid ketika terjadi penutupan sekolah ataupun kampus. Banyak ujian yang mestinya dilakukan oleh murid pada kondisi normal, sekarang dengan mendadak karena dampak covid-19, maka ujian dibatalkan ataupun di tunda.[22] Dari segi mutu, perkuliahan tatap muka secara langsung, lebih berkualitas dibandingkan dengan perkuliahan sitem zoom, daring dan E-learning. Karena segala proses bergantung pada virtual. Permasalahan lain dari adanya sistem pembelajaran secara online ini adalah akses informasi yang terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam mengakses informasi.[23]  Tentu  komunikasi dengan sesama mau pun antara mahasiswa dan dosen tidak berlangsung secara baik. Sehigga pada suatu ketika manusia akan menjadi tergantung dengan cara kerja mesin dan hidup menyendiri sehingga minimnya relasi dengan sesama manusia.

 

 

  • Pancasila sebagai model bina relasi
  •  
  • Indonesia merupakan negara republik yang memiliki landasan ideologi pancasila. Pancasila sebagai landasan dasar negara tentu menjadi pedoman bagi warga negara Indonesia untuk membangun bangsanya itu. Dari kelima sila tersebut sebagai peletak dasar negara maka Indonesia merupakan negara kesatuan dan berdaulat, negara yang bertuhan serta menjunjung tinggi persatuan dengan menerapkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk menerapkan hukum keadilan hal itu juga dibutuhkan relasi antara sesama manusia agar terciptanya rasa perdamaian di dalam masyarakta. Relasi yang baik dalam bermasyarakat bisa diciptakan apabila iman dan agama ikut berperan aktif didalamnya. Tetapi akhir-akhir ini status agama dan proses peribadatannya kurang dimaknai dalam kehidupan disebabkan pandemi covid-19 yang masih saja terus berlangsuang.
  •  
  •  Secara khusus dalam masyarakat Kristen, Misa atau peribadahan di gereja juga mengalami keterbatasan yang sangat drastis. Sehingga orang tua harus menyelenggarakan bersama keluarga di rumah-rumah.[24] Sehingga relasi yang baik antara sesama di Gereja serta membentuk suatu kelompok untuk membina dan mengembangkkan iman kepada Allah sangat terbatas. Di sinilah Gereja harus bersikap arif, di satu sisi dapat berkontekstualisasi dengan perubahan bentuk sosial tersebut, sementara sisi lain tidak meninggalkan nilai-nilai iman yang esensial.[25] Selain itu ceramah-ceramah atau kegiatan yang bersifat rohani untuk membentuk iman dan agama setiap orang tentu sangatlah minim dan suatu saat akan membuat setiap orang lupa bagaimana beribadat kepada Allah dan menghasilkan manusia-manusia yang tidak lagi menghayati pancasila terkhususnya sila pertama. Sehingga pandemi yang secara radikal mengubah berbagai aspek kehidupan dalam jemaat dan masyarakat,[26] pasti akan terjadi kekerasan dimana-mana akibat dari ulah manusia yang tidak pernah mendapatkan pengetahuan akan iman dan agama serta membangun relasi yang harmonis dengan sesama.

 

3.1 Relasi dengan sesama

 

Identitas manusia sebagai makhluk sosial merupakan hakikat dasar yang tidak t   erbantahkan lagi. Aristoteles mendeskripsikan hakikat manusia tersebut sebagai makhluk yang berpartisipasi dalam menata kehidupan sosial masyarakat. (Stepanus, 2019). Manusia tidak terlepas dari keseluruhan rangkaian perjalanan hidupnya sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia sadar akan keberadaan yang lain sebagai patner dalam usaha mewujudkan tujuan hidup bersosial.[27]

 

 

            Sebagai makluk sosial itulah manusia tidak bisa hidup sendirian. Ia perlu berhubungan dan menjalin relasi dengan orang lain. Hal itu merupakan kodrat manusia seutuhnya. Sesuai dengan Kitab Kejadian Kisah penciptaan, Allah menciptakan laki-laki, selanjutnya Ia melihat bahawa tidak baik manusia itu seorang diri saja maka Ia menciptakan seorang perempuan untuk menjadi temannya yang sepadan dengannya agar bisa menolongnya. (bdk Kej 2:18-22). Maka pada awal mulanya Allah memang sudah membuat manusia sebagai makluk yang saling berelasi sehingga sampai kapan pun relasi antara sesama manusia tidak bisa dihilangkan dengan cara apapun. Menurut, Abraham Maslow komunikasi adalah sesuatu hal yang dibutuhkan agar manusia bisa memenuhi kebutuhan dasar mereka, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan atas keamanan, kebutuhan sosial (menjadi bagian dari sebuah kelompok), kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri (Woods, 2016).[28] Dari penjelasan di atas komuniksi adalah kunci untuk membangun relasi setiap orang. Relasi bisa terjadi apa bila komunikasi antara setiap orang bisa terjadi. Karena manusia merupakan makhluk yang saling membutuhkan, ia perlu hidup berdampingan satu dengan yang lain dan saling melengkapi dari setiap kekurangan.

 

            Sebagai makluk sosial, relasi yang harmonis memberikan dampak kelangsungan hidup yang damai. Dengan mengenal satu sama lain memberikan peluang untuk saling membantu dan kerja sama. Perkuliahan yang berkaitan langsung untuk terjun ke lapangan agara berelasi dengan masyrakat luar tentu tidak bisa dijalani akibat pandemi covid-19 masih terus berlangsung, yang melumpuhkan setiap kegiatan mahasiswa untuk menerapkan praktek kerja di lapangan. Sehingga, yang bisa dilakukan mahasiswa di zaman ini, hanyalah memahami teori melulu, tetapi prakteknya dan relasi yang baik tidak menjamin

 

  • Etika dalam menggunakan Media virtual

 

Etika merupakan aturan-aturan untuk menata hidup manusia secara menyeluruh. Aturan-aturan ini sebenarnya berlaku dan ada, untuk membentuk hidup manusia agar tercipta relasi yang harmonis. Peraturan-peraturan moral atau kesusilaan ini biasanya bersifat tertulis dan ada juga tidak bersifat tertulis. Sistem kesusilaan itu biasanya berasal dari pemimpin agama atau setiap orang yang membentuk hukum kesusilaan termasyur. Hukum etika ini tentu sangat berguna dalam hidup manusia. Manusia pada dasarnya sudah memiliki etika dalam dirinya tinggal bagaiman cara mengembangkanya.

 

Indonesia merupakan sebuah negara yang menjunjung tinggi persatuan maka perlu diterapkan etika yang baik dalam kehidupa nyata agar negara tetap aman dan damai. Perdamain itu tiada lain yang berperan aktif di dalamnya ialaha manusia. Sebagai seorang yang akan menjadi penerus bangsa, etika ini sangat dibutuhka juga sebagai seorang pewartaan iman Kristiani etika ini sangat dibutuhkan terutama ketika komunikasi yang baik dalam menghadapi umat, karena sebagi pewarta iman dan seorang religius merupakan vigur yang menjadi teladan banyak orang.

 

Pada masa pandemi yang belum berakhir tentu sebagai orang yang beriman pasti merindukan pecerahan iman melalui melalui katekese atau seminar rohani lainya. Meskipun tidak bisa dilaksanakn secara langsung atau tatap muka akibat covid-19 yang masih berlangsung media virtual menjadi salah satu solusinya (zoom atau daring). Tetapi sering terjadi etika yang kurang baik dalam bersosial media karena beranggapan tidak diketahui oleh lawan bicara. Dalam hal ini dibutuhkan guru atau pembawa materi yang yang kreatif agar mengalihkan perhatian penuh kepadapenjelasan. Karena guru atau pemateri yang profesional bukanlah orang yang hanya dapat mengajar dengan baik, namun juga sebagai panutan dan pendidik yang handal. Selain harus menguasai ilmu yang diajarkan dan cara mengajarkan dengan baik, seorang guru atau pemateri juga harus memiliki santun dan akhlak yang mulia.[29] 

 

 Pembelajaran daring mempersulit guru yang harus mengajar antara lain yang dirasakan oleh orangtua yang juga memiliki beban lebih karena harus menjadi guru di rumah, mengajar membuat tugas, dan selalu memantau. Dapat dibayangkan jika anak lebih dari satu dan masih membutuhkan bantuan dalam melakukan tugas atau harus menyiapkan makanan.[30] Meskipun media virtual memberi solusi yang dapat mengatasi situasi ini tetapi, akan terjadinya penipuan dan etika yang kurang baik dalam bermedia sosial. Karena lawan bicaranya menganggap berkomunikasi yang tidak langsung, dan terbatas oleh ruang dan kemudian penipuan pasti akan terjadi.

 

5. Kesimpulan 

 

Sebagai orang yang akan menjadi penerus bangsa, pendidikan adalah usaha yang dilakukan setiap orang untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin masyarakat dan bangsa. Sehingga ini juga hal yang utama pencerah budi dan hati untuk membentuk seorang pemimpin Gereja dan dunia. Oleh karena itu, perkuliahan juga merupakan proses pembentuk karakter pribadi. Di masa pandemi covid-19 ini, proses perkulihan tatap muka secara langsung tentu belum bisa dijalankan. Untuk meningkatkan kualitas diri, diharapkan  agar mahasiswa bisa menggunakan waktu sebaikanya supaya belajar mendiri dan memperluas wawasan dengan membaca buku. Dan, perlu mengurangi waktu  untuk  melakukan hal-hal yang tidak menambah wawasan. Beretikalah dengan baik sesuai dengan apa yang harus dilakukan, sesuai Pancasila sebagai model yang harus dijalankan nilai-nilainya. Tidak perlu menyombongkan diri dan hargai setiap orang seperti anda menghargai diri anda sendiri. baik itu tatap muka secara langsung ataupun dari media virtual.

 

 

Solusi 

 

Situasi pandemi covid-19 ini pasti masih terus berlangsung. Sehingga tidak perlu menuggu waktu untuk bertindak mengatsai berbagai masalah ini terpenuhi kebutuhan hidup mendasar. Agar aktivitas bisa kembali seperti biasa, meskipun situasi pandemi masih terus berlangsung, perlu menjaga kesehatan denga mentaati protokol kesehatan sebagaimana telah ditegaskan dari pihak medis seperti memakai masker, menjaga jarak, selalu mencuci tangan. Kesehatan yang baik pasti akan menjamin setiap orang untuk melakukan aktivitas (belajar, bekerja komunikasih dan relasi yang harmonis). Pendidikan belum bisa dilaksanakan secara tatap muka sehingga mutu atau kualitas tidak terjamin. Sehingga mahasiswa diharapkan untuk meningkatkan kualitas diri dengan belajar mendiri dan memperbanyak membaca serta mebrowsing pengetahuan lain di internet agar dapat meningkatkan kualitas diri. Sebagai orang muda dan penerus bangsa pentingnya menjunjung tinggi nilai Pancasila agar terciptanya negara yang damai, aman dan harmonis. Semuanya itu bisa dibina apabila etika hidup baik, saling menghargai selalu diterapkan dalam hidup nyata yang pasti akan melahirkan relasi yang harmonis dalam hidup setiap orang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka:

 

 

 

Aeni, Nurul. Pandemi COVID-19: Dampak Kesehatan. Ekonomi, dan Sosial dalam Media Informasi Penelitian. Pengembangan dan IPTEK." Jurnal Litbang Vol. 17 No. 1 Juni 2021 Hal 17-34: diakses 30 November 2021. http://ejurnal-litbang.patikab.go.id.

Agustino, Leo. "ANALISIS KEBIJAKAN PENANGANAN WABAH COVID-19: PENGALAMAN INDONESIA ANALYSIS OF COVID-19 OUTBREAK HANDLING POLICY" Jurnal Borneo Administrator, Vol. 16 No. 2, 253-270, Agustus 2020: diakses 06 Oktober 2021.

 

Aji, Wahyu Fatma Dewi. DAMPAK COVID-19 TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DARING DI SEKOLAH DASAR dalam "EDUKATIF," Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 2 Nomor 1 (April 2020) Hlm 55-61. diakses 30 November 2021. https://edukatif.org/index.php/edukatif/index.

Aji, Rizqon Halal Syah. "Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia:  Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran," dalam Jurnal Sosial & Budaya Syar-i FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Vol. 7 No. 5 (2020), pp. 395-402: diakses 30 November 2021, https://www.google.com/url?esrc=s&q=&rct=j&sa=U&url=http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/download/15314/pdf&ved=2ahUKEwi0p8Tqqs70AhWnSmwGHZaoBAsQFnoECAkQAg&usg=AOvVaw0jQq1c8gTKWhA-hrfIZ-of.

Amalia, Andina Nurus Sa'adah. "DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI INDONESIA dalam." Jurnal Psikologi Volume 13 No.2, Desember 2020: diakses 30 November 2021. https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.3572.

Anan, Yengki. Harun Ahmad. "Peran Bahasa dan Sastra dalam Penguatan Karakter Bangsa dalam Prosiding Seminar Nasional Sastra, Lingua, Dan Pembelajarannya (Salinga)." ejurnal budiutomo malangI: diakses 30 November 2021. http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/salinga/index.

Astini, Ni Komang Suni. "Tantangan Dan Peluang Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran Online Masa Covid-19" Cetta Jurnal ilmu pendidikan ISSN 2615-0913 (E) Vol. 3 No. 2 (2020): diakses 06 Oktober 2021. http://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/cetta. 

Dwiraharjo, Susanto "Konstruksi Teologis Gereja Digital: Sebuah Refleksi Biblis Ibadah Online di Masa Pandemi Covid-19." Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani    Vol 4, No 1, Mei 2020 (1-17): diakses 30 November 2021. http://www.stttorsina.ac.id/jurnal/index.php/epigraphe.    

Firmanl. "Dampak Covid-19 terhadap Pembelajaran di Perguruan Tinggi" BIOMA, Vol.2, No.1, Juni 2020, pp. 14~20: diakses 06 Oktober 2021. https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/bioma/article/view/743/406.

Farihin, Wafa Abdillah Dicky Fajar Alamsyah, ANALISIS RESIKO PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG IGD RSUD AJI BARANG PADA SAAT PANDEMI COVID19. "journalmhs" diakses 30November2021. https://repository.usm.ac.id/files/journalmhs/C.111.17.0058-20210804115900.pdf.

Hanoatubun, Silpa. "DAMPAK COVID -- 19 TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA" Jornal of Education Psychology and Counseling RI Nomor: 300/M/2020, 19 Februari diakses 06 Oktober 2021.https://ummaspul.e- journal.id/Edupsycouns/article/view/423/240.

Herliandry, Luh Devi Nurhasanah. Suban, Maria Enjelina. Kuswanto, Heru "Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19" Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 22, No. 1, April 2020: diakses 06 Oktober 2021. http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jtp.

Husain, M. Najib Dewi Anggraini. "Kampanye Pemasaran Sosial Gemar Membaca Berbasis Media Sosial di Masa Pandemi Covid-19 dalam PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROBLEMATIKA SOSIAL PANDEMI COVID-19 "Membangun Optimisme di Tengah Pandemi Covid-19" Kendari 20 Mei 2020: diakses 30 November 2021. https://ojs.literacyinstitute.org/index.php/prosiding-covid19.

Kurniasih, Erni Panca. "Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Penurunan Kesejahteraan Masyarakat Kota Pontianak" (Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 2020 ISBN: 978-602-53460-5-7):  diakses 30 November 2021, https://feb.untan.ac.id/wpcontent/uploads/2020/12/Erni-1.pdf.

Kusumadewi, Rida Fironika. Yustiana, Sari. Nasihah, Khoirotun "Menumbuhkan Kemandirian Siswa Selama Pembelajaran Daring sebagai Dampak Covid-19 Di SD" JPRD (Jurnal Riset Pendidikan Dasar): diakses 06 Oktober 2021. http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/jrpd/article/view/7927/3245

Limbong, Sukanto "GEREJA DAN PANDEMI COVID-19" Jurnal Suluh Pendidikan (JSP), Vol 9, No 2. September 2021: diakses 06 Oktober 2021: http:///D:/15%20Artikel%20Metodologi/ARTIKEL/11.pdf.

Levani, Yelvi. Aldo Dwi Prastya. Siska Mawaddatunnadila. "Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi," Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021: diakses 30 November 2021, https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK.

Menge, Yohanes Fransisko. Firmanto, Antonius Denny. "Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia di Tengah Pandemic Covid-19," Communication Journal Vol .4 No. 1, 2021, 60-68 DOI: 10.30596/ persepsi. v%vi%i.5712: diakses06 Oktober 2021: https://www.google.com/url?esrc=s&q=&rct=j&sa=U&url=http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/PERSEPSI/article/download/5712/5532&ved=2ahUKEwjdiqfkqc70AhVUgdgFHUkMDE0QFnoECAQQAg&usg=AOvVaw0oUAgIxi_HQunbeD8Ij1a.

Muhyiddin. "Covid-19, New Normal dan Perencanaan Pembangunan di Indonesia." The Indonesian Journal of Development Planning Volume IV No. 2 -- Juni 2020. diakses 30 November 2021. https://journal.bappenas.go.id/index.php/jpp/article/view/118/89.

Oktavia, Netta. DAMPAK COVID-19 TERHADAP PERILAKU SOSIAL EKONOMI PETANI PADI MISKIN SERTA STRATEGI MENGEMBANGKAN USAHATANI PADI PADA SAAT COVID-19 DI KELURAHAN PULO KERTO KECAMATANGANDUSKOTAPALEMBANG, diakses 30 November 2021. https://repository.unsri.ac.id/55210/8/RAMA54201050112817220690003096601frontref.pdf

Salehudin, Mohammad. "DAMPAK COVID-19: GURU MENGADOPSI MEDIA SOSIAL

SEBAGAIE-LEARNINGPADAPEMBELAJARANJARAKJAUH"JurnalMUDARRISUNA Vol.10 No .1 Januari-Maret 2020: diakses 06 Oktober 2021,http://dx.doi.org/10.22373/jm. v10i1.6755.

Saragih, Albet. Hasugian,Johanes Waldes "Model Asuhan Keluarga Kristen di Masa Pandemi Covid-19," JURNAL TERUNA BHAKTI Volume 3, No 1, Agustus 2020; (1-11): diakses 06 Oktober 2021: http://stakterunabhakti.ac.id/e-journal/index.php/teruna.

Setyorini, In. "PANDEMI COVID-19 DAN ONLINE LEARNING: APAKAH BERPENGARUH TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PADA KURUKULUM 13?", Journal of Industrial Engineering & Management Research (JIEMAR) Volume: 01 No: 01 (Juni 2020): diakses 30 November 2021, http://www.jiemar.org, DOI: https://doi.org/10.7777/jiemar.v1i1 Volume.

Siahaan, Matdio" Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan dalam," Jurnal Kajian Ilmiah (JKI) Edisi Khusus No. 1 (Juli 2020), Hlm: 1 -- 3, diakses 30 November 2021, http://ejurnal.ubharajaya.ac.id/index.php.

Susilo, Adityo Martin Rumende, Ceva W Pitoyo Widayat Djoko Santoso Mira Yulianti, "Coronavirus Disease 2019 dalam Tinjauan Literatur Terkin," (Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 7, No. 1 | Maret 2020) diakses 30 November 2021, http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/415/228#.

Tefbana1, Abraham Djoys Rantung, Anneke "Perpektif Pendidikan Agama Kristen Terhadap Teologi Kebencanaan Dan Peran Gereja Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19" Luxnous Jurnal Sekola Tinggi Pelita DuniaVolume 6 nomor, Juni2020: diakses06Oktober2021, https:// / luxnos.sttpd.ac.id/index.php/20_luxnos_20/article view/32/17.

Vania, Theresia Radhitya. Nunung Nurwati. "DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA," JURNAL KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK VOLUME 2 NOMOR 2 HALAMAN 111-119" diakses 30 November 2021. https://jurnal.bppk.kemenkeu.go.idsnknarticleview600323.

Wahidah, Idah.  Muhammad Andi Septiadi "Pandemik Covid-19: Analisis Perencanaan Pemerintah dan Masyarakat dalam Berbagai Upaya Pencegahan" (Jurnal Manajemen dan Organisasi (JMO), Vol. 11 No. 3, Desember2020,Hal.179188):diakses30November2021,https://journal.ipb.ac.id/index.php/jmo/article/view/31695/20915&ved=2ahUKEwjo97f686_0AhW7yjgGHXjcDPYQFnoECAMQAg&usg=AOvVaw2NEz23x4viNiz4ft4A-Lxb.

Wulandari, Anggun. Rahman. Fauzie. Pujianti, Nita. Sari, Ayu Riana Nur Laily, Lia Anggraini, Farid Ilham Muddin, Agus Muhammad Ridwan, Vina Yulia Anhar, Muhammad Azmiyannoor, Diki Bima Prasetio "Hubungan Karakteristik Individu dengan Pengetahuan tentang Pencegahan Coronavirus Disease 2019 pada Masyarakat di Kalimantan Selatan" (The Indonesian Journal of Public Health) Volume 15, Nomor 1, Mei 2020:

diakses 06 Oktober 2021, https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi, jkmi@unimus.ac.id.

Yuliarti, Monika Sri. "Interaksi Sosial dalam Masa Krisis: Berkomunikasi Online Selama Pandemi COVID-19" Kendari 20 Mei 2020. diakses 06 Oktober 2021: https://ojs.literacyinstitute.org/index.php/prosiding-covid19.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun