Mohon tunggu...
Kundiharto
Kundiharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Psychology Student

Deep interest in the fields of Information Technology, Psychology, Marketing, Management, and Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Cuma Lima! Kenali 8 Tahap Kebutuhan Manusia Menurut Maslow

4 Desember 2023   04:04 Diperbarui: 4 Desember 2023   05:52 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini juga yang bikin kita menghargai hal-hal kecil, kayak cara daun berguguran atau senyum dari seorang anak kecil. Momen-momen ini memberi kita perasaan damai dan puas yang nggak bisa digantikan oleh apa pun.

Bayangin aja, kita lagi di mall, melihat-lihat barang-barang lucu atau desain interior yang kece. Kita bisa menghabiskan berjam-jam hanya untuk menemukan 'benda sempurna' yang 'ngomong' ke kita.

Atau saat kita memilih filter Instagram. Kita bisa sibuk berpikir, "Filter ini bikin fotoku kayak di film indie," atau "Ini filter bikin aku kelihatan kayak di Bali, padahal cuma di balkon rumah."

Itu dia, teman-teman, tahap ketujuh dari hierarki Maslow: Kebutuhan Estetika. Seru 'kan, menemukan keindahan di sekitar kita? Di tahap selanjutnya, kita akan bahas tentang tahap terakhir yang mungkin paling 'magis'. Jadi, jangan kemana-mana ya!

8. Kebutuhan Transendensi: Membantu Orang Lain Capai Self-Actualization

Setelah kita melewati pengetahuan, keindahan, dan pencapaian pribadi, tiba-tiba ada dorongan untuk 'memberi kembali' ke dunia. Ini lebih dari sekedar berbagi; ini tentang membantu orang lain menemukan versi terbaik mereka sendiri.

Kita bicara tentang guru yang menginspirasi siswanya, atau teman yang selalu ada untuk mendukung mimpi-mimpi kita. Ini tentang menjadi bagian dari perjalanan orang lain, memberikan mereka dorongan yang sama yang pernah kita dapat.

Mengapa Ini Puncak Hierarki?

Di sini, kita nggak lagi fokus pada apa yang kita butuhkan, tapi apa yang bisa kita berikan. Ini kayak level terakhir di video game, di mana kita sudah kuasai semua skill, dan sekarang waktunya membantu pemain lain.

Ini juga menunjukkan sebuah kebenaran yang indah: kadang, kepuasan terbesar dalam hidup datang dari membuat orang lain bahagia. Bukankah itu sesuatu yang luar biasa?

Contoh Sehari-hari

Contohnya sederhana, loh. Kayak saat kita membantu adik atau teman mengerti pelajaran yang sulit. Atau, saat kita menjadi sukarelawan di komunitas, mengajarkan keterampilan atau berbagi pengalaman hidup kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun