Mohon tunggu...
Mifta Fahriyani
Mifta Fahriyani Mohon Tunggu... Editor - seorang mahasiswi yang sedang berusaha menuntaskan kuliahnya

universitas atma jaya yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jurnalisme Robot, Kawan atau Lawan?

7 Oktober 2019   00:05 Diperbarui: 7 Oktober 2019   00:13 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Foto: REUTERS/Leonhard Foeger)

Artifial Intelligent (AI) dapat didefinisikan sebagai simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang diprogram untuk berpikir seperti manusia dan meniru tindakannya1. Kemajuan teknologi ini menunjukan sifat-sifat yang memiliki kemiripan dengan manusia. 

Hal tersebut ditunjukan dengan proses penggalian informasi, pengolahan informasi serta penalaran kesimpulan yang menyerupai manusia. AI merupakan sebuah kemajuan teknologi yang membawa kebanggaan namun segaligus keresahan bagi masyarakat. 

Sebab, sifatnya yang menyerupai manusia dianggap mampu menggeser profesi yang awalnya hanya dijalankan oleh manusia. Salah satunya profesi di bidang jurnalistik. Hal ini terbukti dengan tergantikannya profesi news anchor oleh Artificial Intelligent di China.

 Detik.com mengungkap bahwa dengan hadirnya AI tersebut akan mengurangi pengeluaran media di masa depan2 Selain itu, kapasitas AI yang dapat digunakan selama 24 jam, melebihi jam kerja manusia. Hal ini menjadikan AI sebagai salah satu 'objek' yang menjanjikan dalam dunia jurnalistik.

Jurnalisme Robot merupakan salah satu kemajuan teknologi dalam dunia jurnalisme yang memungkinkan sebuah berita diproduksi melalui sebuah program tanpa adanya campur tangan jurnalis. 

Adapun cara kerja jurnalis robot adalah dengan mengidentifikasi kecenderungan (trend) atau pola dan mempublikasikan artikel dalam format tertentu. 

Jurnalisme robot didasarkan pada dua pilar. Pertama, perangkat lunak komputer yang secara otomatis mengekstrak pengetahuan baru dari big data dan kedua, automasi algoritma yang mengubah pengetahuan menjadi cerita tanpa campur tangan manusia4. 

Proses pembuatan berita mengandalkan algoritma yang secara otomatis menghasilkan informasi dari ketersediaan data, tanpa adanya campur tangan jurnalis.

Hadirnya jurnalisme robot dalam dunia jurnalistik mengundang beragam pendapat dari berbagai pihak baik itu jurnalis maupun masyarakat umum. Keresahan nampak timbul dari beberapa pihak mengenai terancamanya profesi jurnalis hingga tingkat keakuratan berita yang dihasilkan oleh robot jurnalisme. 

Dikutip dari liputan6.com Pemimpin redaksi The Jakarta Post, Nezar Patria, mengatakan bahwa masuknya Artificial Intelligent (kecerdasan buatan) dalam dunia jurnalistik akan memberikan dampak terhadap konten serta tenaga kerja. Konten yang dihasilkan akan cenderung kaku. Hal itu terlihat dari gaya penulisan yang cenderung monoton dan tidak komunikatif. Nezar juga mengatakan bahwa hadirnya AI juga membawa beberapa konsekuensi, salah satunya yaitu mengenai akurasi data. Ia pun menambahkan bahwa masuknya AI mungkin akan menggantikan posisi dalam proses produksi berita. Editor dalam produksi berita mungkin saja tidak banyak diperlukan lagi. sebab hal itu sudah terjadi di beberapa media di Eropa dan Amerika5.

"Masuknya Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dalam media ada beberapa hal yang mesti kita perhatikan, yang pertama impact-nya terhadap konten, yang kedua terhadap tenaga kerja," sebut Nezar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun