Lucunya lagi, KRI kita bergerak tanpa adanya air cover yang memadai, karena ketidakmampuan pesawat tempur kita untuk melakukan pengawalan di wilayah tersebut.
Dari kejadian ini terlihat bahwa doktrin pertahanan Indonesia yang berupa pertahanan semesta, sudah saatnya untuk dikembangkan lagi.
Tanpa mengesampingkan peran rakyat, TNI harus mulai memiliki kapabilitas untuk melakukan proyeksi kekuatan di laut dan di udara. Karena tanpa kedua hal itu, maka kekuatan militer Indonesia hanya akan menjadi sekadar macan kertas di darat.Â
Kita bisa melihat dalam operasi badai gurun di Irak-Kuwait, dimana pasukan Irak sebanyak 500.000 orang dengan Tank tempur utama, ranpur modern, Angkatan Udara yang mumpuni, leleh begitu saja dalam jangka waktu 48 jam, karena tidak memiliki Air dan Sea Superiority.
Sekali lagi Jas Merah, Jangan Sekali-kali melupakan sejarah.
Sumber: IISS Bulletin, Buku Putih Pertahanan,Nikkei Review,Wikipedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H