Apabila, persediaan tua' tidak mencukupi atau tidak ada maka media lain yang bisa digunakan untuk memberitahu keluarga atau orang lain adalah siri pinang dan rokok.
Pihak penerima tua' memiliki kewajiban moral untuk menghargai undangan tersebut. Selanjutnya pihak penerima tua' akan memberitahukan kepada anggota keluarga lain dengan kata-kata sebagai berikut: in tua'a le nemen (Dia/pengundang punya sopi sudah datang).
Selain aspek sosial, tua' juga dapat dilihat dari perspektif ekonomi. Diakui bersama dalam masyarakat Dawan bahwa banyak anak dapat mengenyam pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi berkat usaha tua' dari orang tua. Ada sekian banyak anak yang akhirnya menjadi bisa menyelesaikan studi S1, S2 dan S3 karena usaha tua' ini. Bahkan mereka yang akhirnya menjabat di berbagai instansi pemerintahan atau juga mereka yang menjadi pemimpin agama seperti pastor, bruder, suster, karena orang tuanya mengusahakan dan menjual tua'.
Namun dalam hal komunikasi, tua' dilihat sebagai ungkapan terima kasih. Apabila ada penjasa lain selain orang tua yang memberi perhatian selama anaknya sekolah, maka orang tua dari anak yang sekolah itu akan membawa sebotol sopi atau tua' kepada sang penjasa untuk berterima kasih kepada sang penjasa yang telah berjuang membantu menyekolahkan anak itu. Terima kasih dalam bentuk sopi juga bisa diberikan kepada mereka yang telah membantu dalam hal kerja kebun, kerja lainnya atau pun kegiatan lain yang pantas mendapat terima kasih. Pihak yang berterima kasih akan mengatakan, tua' le i neo le hit haeta (Sopi ini diperuntukkan untuk jasamu).
Secara budaya, tua'Â menjadi media komunikasi yang memiliki peran besar. Dalam adat kebiasaan orang Dawan, tua' sebagai media komunikasi yang mencakup dua jenis manusia. Dua jenis manusia yang dimaksud adalah manusia yang hidup dan yang telah meninggal.Â
Banyak hajatan budaya yang menggunakan tua' sebagai media lazim untuk menghubungkan sesama manusia yang hidup. Hajatan pernikahan, seluruh proses adat mulai dari acara peminangan sampai pada puncak pernikahan secara adat, membutuhkan tua' sebagai media komunikasi verbal yang menghubungkan keluarga dari kedua bela pihak. Selain pernikahan, tua'Â juga dibutuhkan dalam acara-acara lainnya seperti pembangunan rumah adat dan pesta syukurnya, rumah tinggal, pesta nikah, dan hajatan budaya lainnya.Â
Selain sebagai media komunikasi yang mencairkan suasana dalam kebersamaan, tua' juga sebagai media yang digunakan untuk saling menghargai dan menghormati. Seorang anggota suku menghormati tua adatnya dengan cara memberikan sebotol tua'. Atau dalam sebuah acara yang di dalamnya sedang terjadi duduk bersama dan seseorang membeli tua' dan memberinya ke dalam kelompok tersebut, maka nilai sopi itu bukan saja sebagai tanda hormat tetapi juga tanda persaudaraan dan keakraban serta rekreasi.Â
Ada juga sisi lain dari tua' sebagai media komunikasi antar sesama manusia yakni dengan mereka yang telah meninggal dunia. Tua', siri-pinang, dan sesajian merupakan media lazim yang sering digunakan oleh manusia Dawan yang hidup untuk berkomunikasi dengan sesamanya yang telah meninggal. Bagi orang Dawan, anggota keluarga yang meninggal itu tetap hidup, tidak selesai dan tidak hilang. Orang yang telah meninggal itu berpindah tempat. Istilah yang tepat adalah in es fatba biana ben (Dia berada di sebelah batu). Di sebelah batu merupakan istilah simbolis untuk memisahkan tempat dan keberadaan dunia orang hidup dan dunia orang mati. Karena orang yang telah meninggal itu berada di sebelah batu, maka ia tetap mempunyai mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar (In nmui' matan he nit ma luken he nen).
Tua' akan digunakan sebagai media informasi sekaligus sebagai tanda penghormatan terhadap keluarganya yang telah meninggal. Di dalamnya ada komunikasi verbal berupa kata terucap yang disampaikan kepada orang yang telah meninggal, diikuti dengan komunikasi nonverbal seperti menuangkan tua' ke tanah atau batu sebagai tanda orang yang meninggal akan merestui permohonan yang disampaikan.
Ketika manusia yang hidup ingin berkomunikasi dengan sesamanya yang telah meninggal, maka setetes tua'Â akan dituangkan ke atas tanah atau batu yang dijadikan sebagai mezbah atau suatu tempat yang dianggap layak, entah itu di rumah, kuburan, atau di mana saja sambil mengucapkan kata-kata yang menjadi tujuan pembicaraan. Seorang anak yang ingin meminta restu dari orang tuanya yang telah meninggal untuk suatu kegiatan yang akan dilakukannya maka tua' menjadi salah satu media komunikasinya.
Selain itu, tua' juga dapat dilihat dari aspek hukum dan moral. Tua' digunakan sebagai tanda adanya kesepakatan bersama yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok manusia. Misalnya, ketika ada kesepakatan bersama dalam hidup sosial kemasyarakatan bahwa warga kampung tidak boleh mencuri. Hasil kesepakatan bersama ini ditandai dengan tua' yang disimpan di depan semua orang yang hadir, kemudian sang pemimpin akan mengumumkan hasil kesepakatan tersebut agar diketahui bersama, lalu disahkan dengan tua' yang akan diminum bersama pada kesempatan itu. Hit hanka mese ben esle i artinya kita sudah sepakat bersama. Kesepakatan bersama ditandai dengan tua' sebotol yang disimpan di atas meja atau di tempat yang layak, yang dapat dilihat oleh semua orang, kemudian semua orang yang sepakat itu dapat meminumnya secara bersama-sama. Â