Sementara makan, sang ibu memancing suaminya untuk terus bercerita. Sang bapak yang telah melupakan rasa lelahnya, dengan bangga bercerita di depan anak-anaknya. Bapak ini hanya seorang pekerja yang tidak bersekolah. Namun bapak bekerja sungguh-sungguh untuk menjaga kamu semua.Â
Tiba-tiba, bapak bergerak spontan menyuap si kecil lelaki itu. Makanlah yang banyak, jangan terus manja di atas pangkuan ibu, cepatlah besar, karena kau akan menjadi pengganti bapak suatu saat nanti. Bapak dan mama  memang tidak punya banyak uang tetapi kamu adalah harta terbesar dalam hidup bapak dan ibumu.Â
Tak terasa, santap malam selesai. Sang ibu dan kakak membereskan peralatan makan. Sambil berdiri menggendong lelaki kecil itu, bapak menyanyikan lagu Iwan Fals tadi dengan nada suara yang miring tetapi begitu menyentuh. Turunlah lekas dari pangkuan ibumu, karena kelak engkau sendiri. Si kecil akhirnya nyaman tidur dalam dekapan sang bapak.
saya hanya membayangkan isi lagu ini. Bisa jadi, bayangan ini pernah terjadi, tetapi juga tidak terjadi. Namanya juga bayangan jadi ya begitulah angan mengembara. Semoga berkenan dan menjadi hiburan di kala sepi. Bersyukurlah atas hidup bersama para orang tua.Â
Bapak adalah pahlawan yang bagai matahari memberi terang yang mematangkan dan mengajarkan perjuangan. Ibu adalah bidadari yang bagai rembulan menerangi anak-anak untuk ramah dan bijaksana menjalani hidup. Terima kasih. Â Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H