Dimanakah kita putra putri tanah marapu ?
Dimanakah rasamu kau simpan ?
Ketika tanah kita sejengkal demi sejengkal digarap para investor yang menjadi lintah pengisap demi membangun gedung - gedung , pabrik - pabrik besar
sehingga padang sabana,pantai yang indah,tempat ritual tanah adatmu
Menjadi korban utama gilasan konfrontasi mereka
Dimanakah kau putra - putri pulau ribuan rumah menara ?
apakah kini kita amnesia sesaat sehingga kita hanya diam melihat ketidak adilan dan penindasan yang mereka lakukan di tanah yang kita banggakan sebagai tanah HUMBA,tanah SANDLEWOOD,Pulau SERIBU KUBURAN BATU
Apakah kita hanya bangga ketika pantai,padang indah dan bukit - bukit menjadi tempat shelfie para pesohor negeri
Sedangkan garukan dan gilasan alat berat para cukong mengobrak - abrik tanah kelahiranmu
Dimanakah kita yang katanya selalu menjaga pulau yang kaya akan keindahannya
Yang kaya akan tradisi dan adat istiadat warisan para leluhur dengan nilai keluhurannya
Wahai saudara,oledadi,pa'angwua-angwine,ina-ama,appu-boku,anawini-anamony dan umbu rambuku
Geramlah mendengar jeritan masyarakat dan rintihan pulau dengan puluhan julukannya
Maralah dengan suara pekikan  menggemuruh untuk tanah HUMBAku tercinta
Agar kelak Humbaku akan tetap Humbaku bukan humba dia dan mereka yang tak punya andil di pulau humbaku tercinta
 ( SHALOM  AEN'UT )13 APRIL 2019Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H