Mohon tunggu...
Kristogonus Tadeus
Kristogonus Tadeus Mohon Tunggu... Guru - mencitai kebijkasanaan

kristo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Lebih Dekat dengan Kaum Disabilitas Netra"

4 September 2023   11:46 Diperbarui: 8 September 2023   10:05 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tentu dan pantas bertanya, mengapa mereka bisa melakukan hal demikian. Apakah alamnya yang membentuknya ataukah ada pihak lain yang mengajarkan. Jawabannya, karena ada pihak lain dalam hal ini lembaga pendidikan yang mengajarkannya.

Kita bersyukur di masa sekarang ini, mulai tumbuh kesadaran di sebagaian kelompok masyarakat yang membantu kehidupan kaum disabilitas. Secara khusus disabilitas netra, ada saja pihak-pihak yang mendonasikan ragam kebutuhan mereka. Beberapa fasilitas umum dibangun ramah bagi disabilitas netra. Namun hal ini masih sebagian kecil. Sebagian besar warga masyarakat masih menganggap kaum disabilitas manusia aneh dan terpinggirkan.

Lembaga pendidikan tidak mungkin mampu bekerja sendiri dalam membantu kaum disabilitas netra menemukan kehidupan yang didambakannya. Kerjasama antar semua warga masyarakat sangat dibutuhkan untuk memandirikan mereka. Sekolah memiliki ruang yang amat terbatas dan hanya 'media' untuk menghantarkan mereka ke tengah masyarakat. Keterbatasan penglihatan membutuhkan perlakukan khusus bagi mereka. Oleh karenya, diperlukan pemahaman yang benar tentang cara dan teknik dalam mendampingi kaum disabilitas netra.

Disabilitas netra terbagi dalam dua kategori yakni low vision (masih memiliki sisa penglihatan) dan total blind (sama sekali tidak melihat). Bagi yang low vision, mereka masih bisa berpindah ke suatu tanpa alat bantu atau pedamping. Sedangkan bagi yang total blind memerlukan pendampingan khusus agar kelak bisa mandiri dalam pergerakan. Untuk memandirikan kaum disabilitas netra dalam pergerakan maka  diajarkan orientasi dan mobilitas.

Apa itu orientasi dan mobilitas?

Orientasi dan mobilitas merupakan pengetahuan dasar bagi para disabilitas netra terkhusus yang total blind agar dapat melakukan perpindahan dengan benar, tepat dan aman. Benar berkaitan dengan cara yang digunakan, tepat berkaitan dengan tujuan yang dicapai dan aman berkaitan dengan keselamatan. Selaian para disabilitas netra, masyarakat umum juga harus memahami hal ini. Agar saat bertemu dengan mereka, kita dapat memberikan bantuan sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka.

Seorang disabilitas netra harus memiliki pengetahuan terlebih dahulu tentang lingkungan dan menghubungkan lingkungan satu dan yang lain dalam satu aktifitas. Sebelum melakukan perpindahan atau mobilitas, terlebih dahulu dia mengolah informasi. Proses mengolah informasi yang meliputi tiga pertanyaan pokok yakni (1) dimana saya (2) dimana atau kemana tujuan saya (3) bagaimana untuk sampai ke tujuan tersebut. 

Seseorang disabilitas netra harus memahami posisinya sekarang, tempat tujuannya seperti apa, apakah sekolah, pasar, kantor dan kemudian alat atau sarana apa yang dipakai untuk sampai ke tujuan itu. Proses pengolahan data dan informasi diperlukan untuk kesiapan mental dan fisik sebelum melakukan pergerakan atau mobilitas.

Mobilitas adalah kemampuan perpindahan atau pergerakan fisik dari satu tempat ke tempat lain dengan benar, tepat dan aman. Ada tiga teknik yang digunakan dalam mobilitas.  Pertama, teknik tongkat. Tongkat digunakan untuk mendeteksi objek yang di sekitar jalan yang akan dilewati. Kedua, Teknik melindungi. Teknik ini dilakukan dengan cara lengan diangkat menyilang depan wajah bertujuan melindungi tubuh bagian atas (Upper hand and for arm) dan lengan menyilang di depan perut bertujuan melindungi tubuh bagian bawah (lower hand and for arm).

Ketiga, Teknik pendamping awas adalah pendampingan dari orang yang melihat kepada tunanetra. Jika kita ingin menuntun disabilitas netra ke suatu tempat, kita harus menggunakan teknik yang benar. Caranya, dengan  berkomunikasi lebih dahulu untuk menciptakan rasa nyaman. Jika si disabilitas netra telah menyatakan kesediaan dituntun, kita mendekatkan punggung tangan kita lengan si disabilitas netra. Kemudian ijinkan dia yang memegang tangan kita, apakah di pergelangan atau sikut tangan, mana yang terasa nyaman bagi dia. Berjalanlah menyesuaikan langkahnya. Ketika memasuki medan atau area yang berbeda, perlu dijelaskan terlebih dahulu kepadanya.

Para guru dan pendamping SLB A KArya Murni 'menjadi' seorang tunanetra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun