Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Rembulan

10 Maret 2023   22:00 Diperbarui: 10 Maret 2023   21:57 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : id.lovepik.com

Kami tak pernah bertemu walaupun sekota. Sekali, dia mengirimkan paket makanan serta boneka anjing sebagai teman katanya. Seperti menemukan duniaku kembali yang telah hilang. 

Tak terasa, hari ini waktunya untuk kembali pulang. Semua bergembira dan tertawa riang di dalam perjalanan, begitu pun dengan diriku.

Saat sampai depan rumah, terlihat sebuah mobil Pajero. Mungkin tamu ayah, aku menyeret koper melewati pintu belakang. Namun belum jauh, ibu memanggil untuk lewat depan. Aku malas dengan basa-basi karena badan sudah lelah.

Ketika di depan pintu masuk, aku terkejut, "Aril ..." sembari tak percaya. 

Ayah dan ibu tersenyum, kemudian menyuruhku duduk. Kami bercengkrama bersama, hingga mereka meninggalkan kami berdua.

"Katerin ... maaf, bila perpisahan kita itu menyakitkan buatmu. Ketika itu, aku tidak jujur denganmu untuk mengambil spesialist di ibukota yang merupakan permintaan papa. Di saat yang sama juga, ortumu menanyakan tentang  hubungan kita serta ke depannya bagaimana. Aku bercerita dan mereka mendukung agar aku melanjutkan sekolah. Yang menjadi kebimbanganku saat itu, aku tidak bisa menahanmu untuk menunggu selama beberapa tahun. Maka aku memutuskan untuk  mengakhiri hubungan dengan alasan yang sudah aku skenario. Mungkin ini menyakitkan bagimu dan tak adil.

Maafkan aku Katerin. Jujur, aku sangat tersiksa dengan semua ini. Dan aku tidak bisa membohongi diriku bahwa hanya kamu wanita yang selalu ada di dalam hati sampai saat ini, " ucap Aril dengan gaya bicara yang masih lugu seperti dulu.

Mukaku memerah sembari menangis terisak. "Kenapa kamu tega berbuat itu. Kenapa kamu tidak berkata yang sebenarnya. Padahal aku mau menunggumu serta bertahan dengan keterpisahan jarak, " kataku sambil mengusap airmata di pipi. 

"Tapi aku juga enggak bisa membohongi hatiku bahwa rasa sayangku tak berkurang sedikitpun terhadapmu."

Aril memegang tanganku dan mengatakan apakah mau menjadi pendamping hidupnya. Aku hanya tersipu malu sambil mengangguk.

Rembulan menjadi saksi cinta kami kembali. Rasa cinta yang tak lekang oleh waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun