Motor itu membunyikan klakson, seraya berjalan mendahuluiku.
"Aku menemukannya," kataku dengan sumringah.
"Mie ayam belokan dekat kompleks kost," begitu pikiran memberitahuku. Lokasinya pinggir jalan namun ramai pembeli, rasanya juga tak kalah yummy.
Kucepatkan laju motor walaupun telapak tangan dan kaki, serasa membeku. Ketika di belokan kompleks, kupelankan sepeda dan aku gembira karena mie ayam itu buka.
Segera kuparkir sepeda di sebelah, sontak penjual itu berkata, "habis mas."
"Iya pak," jawabku lirih sedikit kecewa.
"Mungkin memang hari ini banyak pembeli sehingga aku tak kebagian," pikiranku mencoba menenangkan. S
Seleramakanku serasa hilang, kemudian pikiranku mencoba memberi alternatif lain, seperti lalapan, nasi goreng, bakmi, masakan padang dan lain-lain. Aku tak menghiraukan pikiran itu, sontak aku ingin segera sampai kost. Kulajukan motor yang tinggal beberapa meter dari kost.
Ketika tiba di kost, Arman menyambutku di teras depan.
"Woiii darimana saja, sudah kutunggu sejak tadi. Cari makan yuukk, aku yang traktir," katanya sambil menepuk bahuku.