Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rejeki tak kemana

11 Desember 2021   13:15 Diperbarui: 11 Desember 2021   13:32 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

              Segera aku memutar motor, lalu bergerak menuju arah jalan pulang. Udara cukup dingin sehingga mengurangi kecepatan kilometer yang biasa kugunakan, lumayan sambil menikmati pemandangan. 

Terlihat hanya beberapa kendaraan yang lewat, lampu di sepanjang jalan memberi warna dan terang kota ini. Bila biasanya, penjual berjajar di pinggir jalan, depan rumah atau toko, namun tak terlihat malam ini. Para penjual juga terlihat santai, tidak seperti biasa berjejal pembeli seperti antian basos.


               Aku lupa tak membawa kacamata, sehingga pandangan buram. Sepertinya daerah sini letak warungnya, memang aku lama tak berkunjung ke mie ayam pak Soleh. 

"Benar deretan ini, sebelah STMJ" kataku sambil memelankan laju motor. 

Aku gembira ketika melihat warung STMJ buka, namun rona kebahagiaanku segera sirna ketika melihat warung Pak Sholeh tutup. Aku berhenti tepat di depan warung itu, sambil memandangi seolah tak percaya. 

Sampai aku dikejutkan oleh suara, "tutup mas" kata seorang tukang parkir memakai topi hijau. 

"Iya pak," sahutku spontan sambil tersenyum. 

Kunyalakan motor sambil memandang warung itu sekali lagi, lalu kulajukan motor menuju jalan raya. 

Sambil di jalan, aku berpikir, "dimana lagi ada mie ayam?" 

Ketika pikiranku masih berkutat pada lokasi mie ayam yang buka, tiba-tiba dari arah samping ada motor mendekatiku seraya berkata, "jagang mas." 

Aku spontan melihat ke arah seorang bapak yang disamping sambil membetulkan penopang sepeda, serta berkata, "terimakasih." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun