Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berkibarlah Merah Putih

17 Agustus 2021   00:02 Diperbarui: 17 Agustus 2021   11:03 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sobat, bulan agustus merupakan bulan yang di tunggu-tunggu oleh seluruh warga Indonesia. Tanggal 17 Agustus tepatnya, bangsa ini mengenang serta merayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Perjuangan panjang yang dilakukan para pahlawan pendahulu yang rela berjuang jiwa dan raga demi kemerdekaan negara Indonesia. 

Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah, pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00, IR Soekarno mengumandangkan teks Proklamasi di hadapan seluruh rakyat Indonesia. Pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia telah terbuka,  belenggu penjajahan serta hak asasi yang terantai kini terlepas.

Sobat  tentu melihat, bagaimana semarak menyambut Kemerdekaan digaungkan dan digemakan. Ketika melihat lingkungan sekeliling, banyak atribut serta asesoris Merah Putih mewarnai. Hal itu nampak dari bendera merah putih terpasang di setiap rumah, lampu warna-warni, umbul-umbul serta hiasan yang terpasang di gang atau depan rumah.

Bahkan ketika keluar rumah, lalu melihat pemandangan jalan raya, banyak umbul-umbul, bendera serta asesoris yang turut meramaikan kemerdekaan ini. Tentu saja banyak toko, gerai, mall, lembaga pemerintahan, kantor, sekolah, turut ambil bagian menghias serta mendekor, sebagai wujud cinta tanah air.

Di akhir tahun 2019, dunia dikejutkan oleh virus berukuran nano yang mengancam kehidupan seluruh umat manusia. Semua di belahan benua manapun, tak ada yang luput dari virus tersebut. Sampai saat ini semua tengah berjuang, sampai menemukan titik pencerahan dengan adanya  vaksin. Banyak  warga telah mendapatkan pelayanan vaksin. Namun perjuangan belum usai,  banyak ditemukan varian virus baru. 

Inilah perjuangan bangsa Indonesia saat ini. Bukan perjuangan melawan penindasan atau bangsa asing, melainkan perjuangan melawan virus tak ketara yang mengancam kehidupan. Sebelumnya perjuangan bangsa ini, meningkatkan di berbagai sektor seperti ekonomi, sosial, pertanian, perikanan, pertahanan dan keamanan, kesehatan, pendidikan, keadilan, kesejahteraan, sarana infrastruktur dan lain sebagainya. Sebagai bentuk untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan maju.

Beberapa bulan kemarin, serangan virus semakin gencar, menyebabkan banyak warga Indonesia berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan hidup. Angka positif covid meningkat drastis, banyak rumah sakit penuh,  hingga di buka beberapa rumah sakit darurat, serta banyak yang menjalani isolasi mandiri di rumah-rumah. Keadaan ini tentu membuat hati ibu pertiwi menangis. 

Perjuangan belum usai, perlu  rasa kebersamaan untuk berjuang bersama. Berjuang untuk saling menjaga diri masing-masing, menjaga keluarga serta lingkungan sekitar kita. Mungkin bukan hal-hal luar biasa,  yang  dapat dilakukan. Belajar melakukan hal-hal  seperti, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan serta tidak melakukan mobilitas. Mungkin nampak tak berarti, namun bila dalam diri masing-masing taat serta punya kesadaran tinggi, tentu akan sangat berdampak bagi lingkungan sekitar kita.

Sang Pencipta menganugerahkan kelebihan dari masing-masing ciptaanya, baik itu kelebihan kemampuan di bidang tertentu (bakat), tenaga, waktu, ide, kebesaran hati, finansial dan lain sebagainya. Inilah saat untuk menggunakan semua pemberian Sang Pencipta  dengan maksimal. Di tengah situasi berjuang melawan virus, tentu dibutuhkan energi besar serta semangat kebersamaan bersolidaritas mengupayakan kehidupan. 

Tak bisa berjuang seorang diri, dibutuhkan semangat kebersamaan untuk saling melengkapi dan menopang. Banyak hal  bisa dilakukan bersama dengan yang lain, mungkin dengan memberikan paket sembako atau makanan pada keluarga yang isolasi di rumah, pemberian masker gratis, memberi info dan bantuan bagi tetangga yang membutuhkan pelayanan medis, memberi semangat atau dukungan secara berkelompok di group pribadi, serta banyak kegiatan bersama yang bisa dilakukan.

Waktu yang telah dilalui bukan waktu yang pendek, lebih dari 1,5 tahun lebih berupaya berjuang mengatasi virus ini. Capek, lelah, bosan, jenuh, tentu  kata tak asing di telinga, serta perasaan apatis mulai menjangkiti diri. Percayalah bahwa "badai pasti akan berlalu",  selalu ada harapan di depan sana. 

Mari mulai merapatkan barisan, memegang senjata sesuai kemampuan, mengenakan perlengkapan perang imunitas tubuh yang baik, menjiwai semangat pantang menyerah,  serta saling mengulurkan tangan untuk bersatu dan menopang. 

Secara fisik virus ini kecil, namun kita jauh lebih besar,  karena  bersama-sama bersatu berjuang disertai penyerahan totalitas pada Yang Maha Kuasa. Jangan pernah menyerah, kemenangan dan kemerdekaan sudah ada di depan mata. Sang Merah Putih akan berkibar dengan elok, serta semangat persatuan membuat Ibu Pertiwi tersenyum.


Selamat  "HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN  REPUBLIK INDONESIA"

Semangat berjuang, salam proklamasi, "MERDEKA"

Image : paimingambar.blogspot.com
Image : paimingambar.blogspot.com

Narasi Doa dan Juang 

(by GKI Bromo, Malang)


Sahabat bulan ini merah putih berkibar di tengah virus yang menyebar

Adakah nada dasar debar hatimu?

Siapa yang tega melihat wajah ibu Pertiwi pucat pasi?

Siapa yang tega bermain kotor saat virus datang meneror?

Siapa bisa hidup tenang, melihat ribuan rakyat tumbang?

Siapa yang terhibur, melihat antrean wajah di pintu kubur?


Wahai!

Siapa yang rela membiarkan bunda Persada  di rundung duka?

Siapa?


Sahabat, apakah jantung juangmu masih berdebar?

Kami bimbang

Ketika doa dan juang, tak mampu menjadi dua sayap iman yang seimbang.

Ketika begitu tipis perbedaan antara peduli dan berdiam diri.

Ketika mencuci tangan untuk menjaga hidup sehat lestari.

Lebih bermakna "lepas tangan", tanda kemalasan dan matinya nurani.

Sahabat, apakah jantung juangmu masih berdebar?

Apakah di dadamu merah putih, masih berkibar?

Sahabat, masih adakah suara menderu di kalbumu?

Berkibarlah selalu, wahai bendera darah dan airmata kami!

Berkibarlah selalu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun