Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Esok, Matahari Masih Terbit

21 Juli 2021   15:00 Diperbarui: 21 Juli 2021   15:15 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Mual dan pusing rasanya, honey. Barusan menenangkan diri agar tidak muntah," katanya mrnceritakan  yang dialaminya.


"Iya sayang, coba latihan pernafasan lagi ya. Klo udah enakan, makan sedikit demi sedikit supaya obatnya bisa masuk. Apa selesai baca status group kahh, sayang?" tanya istrinya.


Johan hanya terdiam dan tau ke mana arah pembicaraan istrinya, "iya sayang aku ingin tahu kabar Jimmy,  teman-teman dan keluarga kita, " jawabnya meyakinkan istrinya.


"Sayang, aku tahu kamu selalu up to date dengan segala berita. Tapi please, untuk sementara waktu  tidak usah lihat, dengar apapun berita baik dari media sosial, media elektronik maupun virtual. Teman dan keluarga kita semua akan sehat, pulih dan baik-baik saja.  Kamu perlu istirahat dan ketenangan untuk memulihkan energi. Dan dibutuhkan suasana yang positive, coba sayang  nonton film yang lucu-lucu, memutar musik yang tenang dan instrument di kamar agar pikirannya tidak ke mana-mana, serta mengucapkan doa. Nanti  kukirimi video serta  baca pesan dariku saja ya, sayang. Ini semua untuk kebaikanmu  dalam proses kesembuhan  selama beberapa waktu ini," nasehat dan pinta istrinya.


"Iya honey, akan kucoba. Aku ingin sembuh," jawab Johan penuh harapan.


"Kami semua sayang dan merindukanmu. Tetap semangat untuk sehat ya. Tuhan pasti akan jagai dan melindungimu," kata istrinya dengan penuh keyakinan.

Mereka mengobrol dengan si kecil yang  angkat bicara karena kangen ayahnya. Hal itu membuat hatinya di penuhi sukacita, kepala pusing dan rasa mualnya hilang perlahan. Akhirnya dia mencoba makan sedikit demi sedikit dan meminum obatnya. Lalu mengikuti apa yang di sarankan istrinya. Johan tertawa melihat video  lucu,  walaupun awalnya sedikit pusing namun berangsur badannya lebih enak. Lagi-lagi pikirannya mengembara pada tugas kantor dan bagaimana kondisi Jimmy di ICU. Dia merasa mual yang begitu hebat, akhirnya muntah sampai beberapa kali sehingga suster memberikan tambahan obat yang di suntikkan lewat infus.

Johan pun mengabarkan kondisinya pada istrinya, lalu sang istri menanyakan apa yang suaminya pikirkan. Diceritakan semuanya namun istrinya paham bahwa suaminya  tipe pemikir akhirnya mengajaknya untuk berdoa. Perasaan tenang dan damai menyelimuti perasaannya malam itu sehingga mualnya perlahan hilang tinggal pusing sedikit sehingga makanannya bisa di habiskan dan meminum obat.

Malam dingin mulai menyelimuti dan waktunya beristirahat. Di pegang hanphonenya untuk mematikan ponsel, namun ada notifikasi untuk mendoakan Jimmy yang sedang fase kritis. 

Lagi-lagi pikiran itu menyeruak masuk "aku tidak bisa mendampingi sahabatku saat dia kritis. Apakah aku masih bisa bertemu dengannya? Apakah aku akan seperti Jimmy?" pertanyaan demi pertanyaan muncul serta rasa bersalah tidak bisa melakukan apapun untuk sahabatnya.

Terang lampu serta cahaya bintang menjadi saksi kegelisahannya. Keringat dingin, pusing dan rasa mual kembali dirasakannya. Dia pun kemudian mencoba untuk menarik nafas panjang dan menghembuskan. Kekuatirannya bertambah ketika tahu tangannya semakin dingin serta rasa sulit untuk bernafas. Lalu dicoba lagi untuk menarik nafas panjang dan menghembuskan berulang kali serta memanjatkan doa, "Tolong aku Tuhan." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun