"Berarti betul mb Maudy. Maaf, saya hanya menyelesaikan tugas saya. Ini pesanan punya mbak."sambil menghidangkan kembali dua salad itu.
Dari belakang tiba-tiba ada suara yang menyahut
"Iya mas betul itu pesanan kami......"sambil tertawa dan berterimakasih dengan masnya karena sudah di bantu memberikan surprise.
"Kamu itu apa-apaan sich non. Buat aku kesel aja." seru Maudy jengkel
"Udah sekarang kita makan saladnya, biar lebih adem pikiran dan hatinya. Nggak baik lhoo klo anak cewek suka marah-marah dan ngambekan, nanti bang Donny bisa kabur lhoo...hehehehe." Cantika sambil tertawa dan mencicipi salad.
"Habis kamu nyebelin, kayaknya ngerjain aku ya." gerutu Maudy sambil memotong buahnya.
"Udah itu buah udah kecil, klo sebel jangan di lampiasin ke makanan. pamali..ini tadi aku buat surprise buat kamu karena aku lagi bahagia, tadi aku dapat nilai A+ untuk mata kuliah yang sulit itu lhoo dan aku pengen berbagi kebahagiaan dengan sahabat terbaikku... O, ya untuk ayamyya ditunggu dulu ya." seru Cantika.
"Makasih ya, udah menganggap aku sebagai sahabat terbaik, meskipun seringkali ta marahi dan juga aku selalu merepotkanmu. Aku juga seneng punya sahabat dan saudara yang baik hati dan sabar seperti kamu. " kata Maudy sambil menatap wajah sahabatnya.
"Aku tidak pernah merasa kamu marahi kok, tenang aja. aku tahu mungkin saat itu kamu sedang ada pikiran atau bad mood dengan sesuatu sehingga membuat kamu jengkel, tapi aku tahu kamu orang yang baik kok. O,iya aku punya cerita lhoo...waktu kecil saat aku dan kakak selalu diminta untuk membantu ayah menyirami bunga. Saat itu, kami menggunakan ember untuk menadah air, belum ada selang seperti sekarang ini yang bisa langsung untuk menyirami. Lalu ayah menyuruh kami menggunakan benda apa yang kami punya untuk menyirami bunga. , Kakakku menggunakan bak belakang truck mainannya lalu aku membawa panci masakan-masakanku. Bisa di bayangkan pastinya, hanya sedikit air saja yang bisa kami bawa untuk disiramkan pada tanaman. Dan kami bolak balik untuk mengambil airnya tapi kami senang melakukannya. Namun ayah tidak pernah protes atau menyuruh kami mengganti dengan benda lain. Bahkan ayah sendiri mengambil gayung untuk menyirami tanaman. Setelah kami agak besar, aku dan kakak bertanya, kenapa ayah selalu menyuruh kami untuk menyiram bunga padahal ayah bisa melakukannya sendiri karena bunganya hanya sedikit satu taman saja, dan juga ayah kan pasti lebih cepat serta tidak buang waktu dengan menyiram menggunakan ember. Pada waktu itu ayah hanya tertawa dan berkata, ayah Ingin anak ayah jadi anak yang rajin dan sayang dengan mahluk hidup yang lain termasuk tumbuhan. Sebenarnya ayah bisa menyiram sendirian dan ayah juga pastinya kuat membawa ember itu, tapi ayah ingin anak-anak ayah bisa belajar, saling membantu dan bukankah pekerjaan yang di lakukan bersama-sama menjadi sangat ringan. Kita semua ini manusia yang juga mahluk sosial, dimana saling membutuhkan satu sama lain, kalau bisa kita saling membantu dan meringankan. Dari sana, aku belajar untuk saling membantu dan juga untuk pekerjaan di rumah, kami saling membantu dan kami saling terbuka bila dari kami ada masalah atau persoalan. Jadi kangeen rumahh...hiks. So..jangan pernah punya pikiran kalau kamu suka ngrepoti, kita sama-sama saling membutuhkan dan saling membantu. Kamu nggak sendirian." cerita Cantika sambil tersenyum.
"Makasih ya sist..kamu sangat ngerti aku banget dan udah menginspirasi aku. Aku jadi iri sama kamu yang punya keluarga yang penuh kebersamaan dan saling pesduli. Mungkin keluargaku sangat berbeda dengan keluargamu. Aku dan adikku, apalagi aku anak pertama, yang selalu di didik oleh ayah untuk bisa melakukan sesuatu sendiri, kalau bisa jangan merepotkan orang lain. Mulai dari kecil kami terbiasa mandiri dan bila ayah pergi dinas dan ibu mendampingi beberapa hari, maka kami terbiasa yang sendirian di rumah. Ayah memang mengajari kami sangat disiplin, tepat waktu, cekatan, semua tertata rapi dan bisa melakukan sesuatu sendiri tanpa di bantu. Sehingga kami terbiasa untuk melakukan apapun sendiri-sendiri, begitu juga terbawa ketika mengatasi semua termasuk problematika sendiri. Sehingga seringkali aku kurang peka terhadap orang lain di sekitarku, karena yang ada di pemikiran ku, yang penting aku tidak merepotkan orang lain tanpa tau apa yang sedang di butuhkan orang lain. Jadi kangen pulang ke rumah...." cerita Maudy dengan antusias.
"Semua orangtua, selalu mengajarkan dan mendidik anaknya yang terbaik dengan caranya sendiri-sendiri. Tidak ada yang benar atau yang salah dari mereka, karena mereka ingin anak-anaknya menjadi orang baik dan berhasil. Aku sangat salut dengan ayahmu yang mengajari untuk mandiri dan disiplin. Mungkin kita di pertemukan untuk saling belajar dan melengkapi. Maafkan aku yang kadang buat nyebelin dengan tindakan atau surprise dariku ya..." jelas Cantika sambil tersenyum