Ruang publik diproduksi dan dipertahankan melalui interaksi antara modal, habitus, dan medan sosial. Bourdieu menjelaskan bahwa setiap individu atau kelompok memiliki habitus, yaitu disposisi sosial yang terbentuk melalui pengalaman hidup dan yang mempengaruhi cara berpikir, bertindak, dan merespons dunia. Habitus ini menentukan bagaimana seseorang berpartisipasi dalam ruang publik, termasuk bagaimana mereka menggunakan modal yang mereka miliki. Â
Habitus adalah nilai-nilai, cara pandang, norma moral, serta intelektual yang tertanam dalam diri seseorang melalui proses sosialisasi. Habitus membentuk pola berpikir dan bertindak yang menjadi otomatis, dan menjadi panduan tidak sadar dalam bertindak di masyarakat.Â
Sosiolog Pierre Bourdieu mengusulkan sebuah formula untuk menggambarkan teori praktik sosial yang memanfaatkan habitus, modal, arena, dan praktik dalam studi sosiologi. Atau dalam rumus seperti (Habitus X Modal) + Arena = Praktik. Â Melalui formula ini, Teori yang menekankan pada struktur dan objektivitas dipadukan dengan teori yang menekankan peran yang dimainkan aktor serta subjektivitasnya dalam karya Bourdieu. Ide-idenya memiliki potensi untuk memiliki dampak yang signifikan pada ilmu-ilmu sosial, khususnya antropologi budaya. Pierre Bourdieu menemukan ide ini, yang disebutnya sebagai teori praktik. Teori yang berpusat pada agen dan teori yang berpusat pada struktur digabungkan dalam teori praktik ini untuk menciptakan cara keberadaan yang sama sekali baru.
Proses produksi ruang publik dapat dilihat dalam beberapa cara:Â
Ruang publik sering kali diproduksi dan dikendalikan oleh institusi sosial, seperti media, sekolah, universitas, atau lembaga pemerintah. Institusi-institusi ini memainkan peran penting dalam menentukan siapa yang diizinkan untuk berbicara dan tema apa yang diakui sebagai sah untuk dibahas. Misalnya, media sering kali mendefinisikan wacana publik dengan memilih topik-topik tertentu yang mencerminkan kepentingan kelompok elit yang mendominasi.Â
Produksi ruang publik juga melibatkan kontrol atas simbol dan wacana. Mereka yang memiliki modal simbolik dapat mendominasi cara realitas sosial dipahami dan diartikulasikan. Misalnya, dalam konteks seni, komposer klasik seperti Beethoven atau Mozart sering kali dipandang sebagai puncak seni yang "tinggi" karena mereka didukung oleh kelompok elit, meskipun pada masanya mereka juga mendapat dukungan publik yang lebih luas.Â
Modal yang dimiliki oleh individu atau kelompok sering kali direproduksi melalui ruang publik. Mereka yang memiliki modal kultural, misalnya, dapat meningkatkan pengaruh mereka dengan menggunakan pendidikan atau karya-karya ilmiah untuk mendapatkan legitimasi lebih lanjut. Hal ini mengarah pada penguatan ketidaksetaraan sosial, di mana kelompok yang sudah memiliki modal besar terus memperluas kekuasaan mereka.Â
Bourdieu juga menjelaskan bahwa ruang publik adalah medan (field) di mana ada pertarungan untuk mendapatkan posisi dominan. Pertarungan ini melibatkan perebutan kekuasaan simbolik, di mana kelompok-kelompok yang berbeda berusaha mendefinisikan apa yang dianggap sah, benar, dan berharga dalam ruang publik. Contohnya, dalam dunia seni, terdapat perdebatan antara seni avant-garde dan seni tradisional tentang mana yang lebih pantas disebut "seni tinggi." Â
Kesimpulan
Pemikiran Pierre Bourdieu tentang ruang publik memberikan wawasan penting tentang bagaimana struktur sosial, modal, dan kekuasaan memengaruhi interaksi dan dinamika di ruang publik. Ruang publik bukanlah medan netral, tetapi arena simbolik di mana berbagai kelompok dengan modal berbeda berjuang untuk mendapatkan pengakuan dan legitimasi. Melalui konsep modal ekonomi, kultural, sosial, dan simbolik, Bourdieu menunjukkan bahwa ruang publik sangat dipengaruhi oleh ketidaksetaraan yang terstruktur.
Dengan memahami bagaimana ruang publik diproduksi dan dipertahankan, kita dapat mengkritisi struktur kekuasaan yang ada dan mencari cara untuk menciptakan ruang publik yang lebih inklusif dan adil, di mana semua individu, terlepas dari modal yang mereka miliki, dapat berpartisipasi secara setara.