Peran perempuan
Salah satu isu yang hangat dalam studi perdamaian adalah peran perempuan. Perempuan memiliki kecenderungan anti perang fisik yang lebih besar dari laki-laki.
Salah satu contohnya adalah kasus di Wajir, suatu daerah di Afrika. Perang suku yang berkecamuk di daerah ini ternyata berhasil difasilitasi oleh kaum perempuan kedua suku yang awalnya berjumpa di pasar dan berlanjut hingga diskusi yang lebih serius untuk mencari solusi damai.
Izzeldin mendukung perempuan dalam berpartisipasi pengakhiran konflik. Ia berkata bahwa lebih mudah mencari laki-laki yang ingin perang, dibandingkan dengan perempuan yang ingin perang. Izzeldin juga mendambakan kondisi di mana perempuan diberdayakan melalui pendidikan, sehingga dapat lebih berandil dalam proses
“Aku percaya pada perempuan dan potensi mereka. Perempuan, secara alami, bisa menyatukan orang. Sudah waktunya perempuan untuk menjadi pelopor. Kita harus memberi perempuan kesempatan mendapatkan pendidikan dan melakukan hal-hal yang baik demi kemanusiaan.” (hal. 363). Lebih jauh, Izzeldin berpendapat bahwa diskusi mengenai peran perempuan dalam budaya sudah seharusnya dimulai. Sungguh suatu hal yang tidak mudah dilakukan dengan setting budaya Timur Tengah.