Elemen-elemen Penting untuk Informed Consent
- Unsur permulaan
- Kompetensi masing-masing (mengerti dan memutuskan)
- Kesediaan dalam membuat sebuah keputusan
- Unsur informasi
- Pemberian informasi (hak pasien) -- artinya penjelasan seorang dokter harus dipaparkan dengan sederhana agar tidak membingungkan pasien
- Rekomendasi dari sebuah perencanaan
- Pemahaman atas informasi dan rencana
- Unsur persetujuan
- Keputusan atas rencana
- Otorisasi (wewenang) untuk melakukan rencana
Informed consent adalah proses menuju sebuah rekomendasi yang berupa tanda tangan. Informed consent diberikan dengan cara tertulis dan lisan.
Yang Tidak Butuh Informed Consent
- Situasi emergency, yakni ada resiko kematian yang mendesak dan jelas
- Melepaskan haknya (langsung percaya karena kurangnya pendidikan)
Pada bagian ini, aspek budaya juga diperhitungkan. Misalkan di Indonesia, masyarakat sangat menghidupi kultur kolektif dan kekerabatan. Oleh karena itu, dibutuhkan persetujuan semua anggota keluarga jika hendak melakukan informed consent. Di Papua, misalnya, persetujuan untuk keputusan tertentu selalu diwakili oleh si kepala suku.
Kesimpulannya bahwa informed consent memiliki tujuan, diberikan dalam setiap penelitian, muncul pertama kali dalam Nuremberg Code dan mulai masuk dalam masalah etika serta ke masalah hukum. Jika seorang dokter tidak melakukan informed consent, ia akan diadili.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI