Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Korea Selatan: Songdo, Busan, Romantisme, Tegangan (Part II)

1 November 2020   08:22 Diperbarui: 1 November 2020   08:31 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Akan tetapi, memasuki tahun 1980-an, Korea Selatan mulai berbenah. Salah satu faktor penunjang perekonomian Korsel adalah industri perfilman yang kini cukup kuat bersaing dengan film-film Hollywood.

Penulis asal Inggris sekaligus panel juri Film Kompetisi International Film Festival & Awards Macau, Lawrence Osborne, mengemukakan pendapatnya mengenai dunia perfilman. 

Menurutnya, berkaitan dengan industri perfilman, sejatinya kita perlu belajar banyak dari Korea Selatan. Industri perfilman Korea Selatan, kini telah menyaingi industri film Hollywood. Korea Selatan, menurutnya, berusaha mengcover perkembangan dunia perfilman dengan memperbanyak produksi film lokal.

Korea Selatan memagari negaranya dari "serangan" film Hollywood dengan cara memperbanyak produksi film dalam negeri. Dari sinilah tumbuh pesatnya pasar film Korea. Menurut Osborne, Korea Selatan di era 1950-an bukanlah negara kaya. 

Saat itu, perekonomiannya di bawah Thailand, bahkan setara dengan beberapa negara di Benua Hitam. Akan tetapi, memasuki era 1970 -- 1990-an, Korea Selatan semakin berbenah dan tak sanggup dikejar. 

Melejitnya produksi film Korea, kini dipayungi pemerintah. Pemerintah Korea Selatan, dalam hal ini, tak tanggung-tanggung mengucur biaya extra dalam mendukung produksi film hingga sekarang.

Film-film Korea juga menyuguhkan kesan-kesan romantis -- ya mungkin akrab dengan suasana hati orang Asia pada umumnya. Ketika menyaksikan langsung orang-orang Korea berbicara, agaknya saya tengah bermain dalam film Love Forecast (2015). Saya hanya bisa melempar senyum sambil mengacungkan jempol ketika mereka berbicara.

Jalan-jalan diapit oleh tiga Korean Unnie memang kece. Seperti perempuan Korea lainnya, Soo hyun, Yeain, dan Do yeon selalu memperhatikan penampilan. Waktu jalan-jalan seringkali displit hanya karena ketiganya kelamaan. 

Ya, maklum bagi kebanyakan perempuan Korea, make up adalah sarapan pertama sebelum mereka benar-benar sarapan. Tak lengkap jika nongkrong di tempat-tempat tertentu tanpa soju -- minuman khas orang Korea. 

Ketika pertama kali meneguk soju, suasana hati dan pikiran serasa seperti berada di bubungan Burj Khalifa sambil memandang keindahan panorama The Palm Tree Island di Dubai.

Di Korea semua orang merasa wajib menghidangkan soju sebagai seduhan percakapan. Patut diketahui minuman soju memiliki kadar alkohol berkisar 18 -- 20%. Berbahaya juga kalau kebanyakan minum, bro! Tapi karena sudah terbiasa, orang-orang Korea seringkali mencampur soju dan bir. Benar-benar nikmat bro!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun