Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pilkada 2020, antara Masker Kesehatan dan Masker Politik

5 Oktober 2020   12:40 Diperbarui: 7 Oktober 2020   14:51 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika di kota A, grafik pasien positif meningkat, kebijakan satu pintu pun diberlakukan. Padahal, tidak semua wilayah dimana pilkada digelar adalah zona merah. Tapi, ketakutan dan kepanikkan di satu kota justru dilihat menyeluruh. Modelnya, tak lain "pars pro toto."

Apa yang perlu untuk polemik yang memanas soal ajang pilkada tahun ini adalah ketegasan sanksi dari pihak penyelenggara. Hemat saya, KPU perlu berkoordinasi lagi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) atau presiden selaku kepala rumah tangga. 

Jika PKPU masih dinilai kurang tegas, KPU bisa membuat proposal untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang (Perppu). Tujuannya biar perhelatan pesta demokrasi tetap ada, tetapi tetap dalam parit protokol kesehatan.

Pilkada boleh berjalan terus, tapi sistem pengawasan harus tegas. Pilkada tahun ini, hemat saya, bukan lagi hanya soal siapa pemimpin yang layak dipilih, tetapi juga soal seberapa banyak rakyat yang berhasil diselamatkan si paslon dengan mekanisme orasi politik yang bijak. 

Lalu, pilkada tahun ini juga, bukan lagi soal kursi kepemimpinan semata, tapi juga soal "kelegawaan" pemimpin dalam mengambil sebuah kebijakan, terutama di saat pandemi.

Jangan sampai, ambisi masing-masing paslon justru mengorbankan rakyat. Jangan sampai ambisi mengejar kursi kuasa, ditutup masker egosime, ingat diri, dan alibi berkuasa. Jika diberi kesempatan untuk tetap digelar, semoga saja masing-masing paslon bijak mendidik rakyat. Itu. Itu yang perlu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun